TANJUNG SELOR – Wakil Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Ingkong Ala menghadiri Prosesi jalan Salib Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh pemuda dan umat Nasrani di gedung Christian Center Tanjung Selor, Sabtu (19/4/2025) malam.
Prosesi jalan salib bukan sekadar sebuah tradisi tahunan, tetapi merupakan suatu bentuk refleksi iman seseorang yang mendalam atas sengsara dan wafat Tuhan kita Yesus Kristus.
“Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan malam ini kita bisa berkumpul bersama untuk mengikuti kegiatan jalan Salib untuk memperingati hari raya Paskah,” kata Wagub Ingkong.
Wagub mengungkapkan,tema nasional hari Paskah 2025 adalah Damai Sejahtera Kristus di Tengah Keluarga (Yohanes 20:26) Tema ini menggugah umat Kristiani untuk kembali merenungkan kehadiran Kristus yang membawa kedamaian dalam kehidupan rumah tangga.
“Tema ini sangat penting dan relevan dengan kondisi kita saat ini, apalagi ditengah tantangan zaman, era digitalisasi dan perubahan sosial yang cepat,” ungkap Ingkong.
“Untuk itu keluarga menjadi benteng terakhir dalam membentuk karakter, nilai dan moral generasi penerus bangsa,” tambah dia.
Dikatakan Ingkong, hari Paskah 2025 ini sangat relevan bagi keluarga masa kini. Ketika tekanan hidup meningkat baik secara ekonomi, sosial, maupun spiritual. Kristus hadir menawarkan damai yang mengubah ketakutan menjadi kekuatan.
“Paskah mengingatkan bahwa kehadiran Tuhan memberi kemampuan kepada umat-Nya untuk bertahan, bahkan menjadi saksi kasih-Nya di tengah tantangan,” ucapnya.
Wagub Ingkong juga menambahkan, melalui peringatan Paskah ini dapat semakin menyadarkan kita semua untuk terus merawat toleransi, keberagaman dan kebersamaan di Keluarga.
“Pemprov Kaltara juga senantiasa mendukung kegiatan keagamaan yang membangun moralitas dan perkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” tutupnya.
Sementar itu ketua panitia Jalan Salib 2025, Pdt Bambang Wibowo mengatakan, kegiatan jalan salib merupakan rangkaian dari masa Paskah yang dilaksanakan sejak Jumat lalu.
“Kegiatan jalan Salib ini rangkai dengan drama, aksi jalan salib dimulai dari tugu cinta damai menuju gedung Pesparawi ini diikuti ratusan umat kristen,” ungkap Pdt Bambang.
“Melalui jalan salib ini, Tuhan Yesus Kristus menunjukkan makna dari sebuah kesetiaan dan pengorbanan sehingga setiap orang diajak untuk merenungkan kembali kasih Allah yang begitu besar,” tutupnya.
(*)