Tuntut Diskualifikasi Jokowi, Ribuan Massa Kepung Kantor Bawaslu Pusat

Jakarta – Berandankrinews.com — Runtuhnya moral bangsa dan demokrasi Indonesia diwarnai kisruh politik Pemilu Curang, serta tingginya potensi tingkat kematian para petugas KPPS.

Hal itu dikatakan aktivis Betawi Bang Jalih Pitoeng di Bawaslu, Jum’at (10/5/19). Jalih juga sempat dikabarkan sebagai seorang aktivis yang lantang bersuara dan dirinya siap ditembak di tempat oleh Kapolri jika rusuh dalam people power.

Jalih juga mengatakan ribuan massa kepung Bawaslu RI hari ini gabungan dari elemen massa Gerak dan Koalisi Umat. Mereka mengawal laporan kecurangan pemilu yang diserahkan tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga ke Bawaslu, dan sekaligus menyuarakan agar Bawaslu segera mendiskualifikasi Paslon Capres Nomor Urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin.

“Besarnya negara ini atas jerih payah para pejuang terdahulu, para ulama dan rakyat bersatu untuk menumpas kedzhaliman. Disini kita juga sama melakukan apa yang diatur dalam konstitusi UUD 45 dan Pancasila, bahwa kemerdekaan adalah HAK segala bangsa.“ kata Bang Jalih di depan kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Jum’at, (10/5/19).

Selain itu, Bang Jalih juga meminta agar Bawaslu segera menyidangkan Ketua KPU karena dinilai telah melakukan kejahatan pidana pemilu yang terstruktur, sistematis dan masif.

“Kalau bukan ulah Ketua KPU, lantas ulah siapa? Penyelenggara pemilu kan urusan KPU, bukan urusan para Ojek Online. Ya ketua KPU-lah yang harus bertanggungjawab atas insiden yang terjadi, semua merasakan pesta demokrasi kita sangat bobrok dan bisa disebut sebagai Bencana Nasional atas banyaknya petugas KPPS yang meninggal. Itu juga harus diusut…. Polisi mana polisi… Usut dong tuh KPU, bikin Tim Gabungan Pencari Fakta, bongkar kecurangan dan bongkar dugaan pembunuhan massal ratusan petugas KPPS.“ tegas Bang Jalih.

Dalam kerumunan massa di depan gedung Bawaslu yang memang sehari-hari sering macet maka macetnya juga bertambah bahkan beberapa pengendara mengalihkan rutenya. Juga nampak terlihat Ratu Dangdut Indonesia, Hj. Camelia Malik dan sejumlah tokoh lainnya yang juga orasi di atas mobil komando, seperti Hj. Neno Warisman, Eggi Sudjana dan lainnya. Setelah berorasi, massa membubarkan diri dengan tertib. (fri)