NUNUKAN – Tim Akreditasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Nunukan melaksanakan Sosialisasi dan Review terkait standar Sasaran keselamatan pasien di Ruang Media Center, Senin (29/05/2023).
Kegiatan sosialisasi merupakan upaya dalam rangka menyukseskan Program Nasional dari Kementrian Kesehatan untuk menurunkan angka Stunting di tahun 2024 dan merupakan salah satu program yang akan menjadi penilaian Akreditasi Tahun 2023 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kab. Nunukan.
Terlihat gelaran sosialisasi dihadiri unsur-unsur yang terkait dalam pelayanan langsung pasien di RSUD Nunukan serta persiapan untuk melacak keberadaan anak utama usia dibawav 5 tahun mulai dari Instalasi Gawat Darurat (IGD), Poli Anak, MICU, PICU dan Ruang Rawat Inap.
Selaku dokter spesialis anak RSUD Nunukan, dr. Sholeh Rauf, M.Kes., Sp.A menyampaikan agenda sosialisasi merupakan agenda pemerintah kabupaten (Pemkab) serta bersamaan dengan akreditasi rumah sakit.
“Ini merupakan agenda semua pemerintah daerah (Pemda) termasuk pemkab Nunukan, dalam hal ini unit dari pemerintah daerah Rumah Sakit juga demikian yang merupakan bersamaan dengan Akreditasi, ternyata kementrian Kesehatan membuat program itu juga sehingga menitipkan pada Akreditasi Tahun 2023 dimana dalam program starkesnya yaitu ada Pogram Kerja Nasional (POKNAS) diantaranya mencegah proses terjadinya Stunting,” ucap dr. Sholeh.
Selanjutnya, dr. Sholeh menjelaskan tujuan Sosialisasi ini merupakan untuk mengakumulatif serta menurunkan angka stunting terutama di Kab. Nunukan.
“Kerja awal dalam pencegahan terjadinya stunting dengan mengumpulkan data untuk di RSUD Nunukan, bahan untuk dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) yang akan menindak lanjuti bagi pasien yang di diagnosi sebagai stunting serta sebagai data Dinas Kesehatan untuk menfollow up untuk menjadi reserfentatif akumulasi dari jumlah pasien stunting yang ada di Kabupaten Nunukan,” lanjut dokter spesialis anak tersebut.
Harapan juga disampaikan oleh dr. Sholeh bahwa seluruh tenaga kesehatan (Nakes) berkaitan dapat memahami sepenuhnya terkait stunting.
“Kita berharap semua tenaga kesehatan yang kita kumpulkan mulai dari dokter umum, perawat, bidan, dan utama unit-unit yang berhubungan pasien anak, mampu memahami apa yang harus dilakukan, targetnya bagaimana mendapatkan data anaknya serata masuk kelompok apa, stunting, pendek atau normal saja, petugas kesehatan itu harus faham, dengan kegiatan ini kita bisa lebih cepat mendapatkan data dan datanya bisa lebih akurat,” ungkap dr. Sholeh.
Bersama dengan itu, turut andilnya RSUD Nunukan dapat menyukseskan Program Kerja Nasional terkait Stunting di Daerah Perbatasan, juga dapat membentu masyarakat untuk tidak peduli akan terjadi Stunting pada anak dibawah usia 5 tahun.
(Media Center RSUD Nunukan)