NUNUKAN – Untuk Mempercepat terbangunnya pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat maupun petugas penanggulangan bencana terhadap potensi dan kemungkinan terjadinya bencana sejak dini. Dinas Sosial Kabupaten Nunukan melaksanakan kegiatan Tagana Masuk sekolah (TMS) yang dicanangkan Kementerian Sosial RI bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan RI melalui surat edaran bersama nomor 4 Tahun 2019 dan nomor 1 tahun 2019 tentang mitigasi kebencanaan pada satuan pendidikan melalui program tagana masuk sekolah. yang dilaksanakan di SMKN 1 Nunukan pada Sabtu (30/11).
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Nunukan Ir H Jabbar Msi menyampaikan penanganan bencana pada ssaat ini mengalami perubahan paradigma maupun tindakan, penanganan bencana kini menitikberatkan pada partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana.
“Jadi masyarakat bukan hanya sebagai objek maupun korban dari bencana namun juga sebagai pelaku dari penanggulangan bencana,” ungkapnya.
Disampaikan, pelaksanaan TMS di wilayah perbatasan khususnya di tingkat pelajar untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana yang lebih komprehensif, terpadu dan berkesinambungan di satuan pendidikan dengan melibatkan peran semua pihak pemangku kepentingan. diharapkan dengan pelaksanaan TMS para peserta didik, pendidik tenaga kependidikan dapat mengetahui tentang bencana, potensi dan upaya pengurangan resiko bencana pada tingkatan lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat yang paling sederhana mampu menyelamatkan diri sendiri dan evakuasi sederhana apabila terjadi bencana.
Ditambahkan lebih lanjut untuk sasaran pelaksanaan TMS yakni peserta didik baik di tingkat taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar/ Madrasah, SLTP hingga tingkat SLTA di Kabupaten Nunukan, untuk tahun 2019 program Tagana Masuk Sekolah (TMS) baru dilaksanakan di 5 Sekolah. Sehingga diharapkan pada tahun 2020 TMS dapat dilaksanakan di seluruh sekolah di semua tingkatan.
“TMS merupakan bagian dari upaya Program Edukasi Kesiapsiagaan Masyarakat dalam penanggulangan bencana yang bertujuan mempercepat terbangunnya pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat maupun petugas penanggulangan bencana terhadap potensi dan kemungkinan terjadinya bencana,” ungkapnya.
Disampaikan, untuk kedepannya program kegiatan TMS yang akan dilaksanakan dengan memberikan materi terkait dengan pengenalan jenis bencana dan model pengurangan resiko bencana, strategi kesiapsiagaan dan mitigasi menghadapi bencana, pengorganisasian penanggulangan bencana di satuan pendidikan, menentukan tanda bahaya yang disepakati dan dipahami seluruh pemangku kepentingan di satuan pendidikan, menentukan dan memasang tanda petunjuk jalur evakuasi dan titik kumpul, penyampaian informasi dan laporan permohonan pertolongan, pelatihan teknis pertolongan pertama, pemberian layanan psikososial dan penyelenggaraan kegiatan simulasi kebencanaan secara rutin. (Humas)