NUNUKAN – Hari ini, Sabtu (18/03) Sebanyak 320 Tanaman buah buahan berhasil ditanam oleh para siswa siswi dari SMPN 1 Nunukan di hutan lindung yang berada di jalan Persemaian Nunukan. Ini merupakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam program sekolah penggerak yang berkegiatan ‘Reforestation for kids, save our Earth’ yang artinya Reboisasi untuk anak-anak, selamatkan Bumi kita, dengan melaksanakan penanaman buah-buahan dalam rangka reboisasi selamatkan bumi khususnya di Kabupaten Nunukan.
Mewakili Bupati Nunukan Kepala Dinas Pendidikan Ahmad sebelum melaksanakan penanaman pohon buah-buahan, beliau membuka acara tersebut dengan memberikan yel-yel penyemangat kepada seluruh siswa-siswi yang berada di lokasi penanaman tersebut, dikatakannya hari ini merupakan hari yang bahagia untuk siswa siswi yang ikut berperan penting dalam kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kita semua.
” Hari ini merupakan hari berbahagia, Karena apa anak-anakku semuanya, karena hari ini kita akan melaksanakan penanaman pohon yang bermanfaat bagi masyarakat. 10 tahun yang akan datang buah yang kita tanam akan bermanfaat bagi generasi penerus kita, dan anak-anakku bisa merasakan”, katanya.
Kepala sekolah SMPN 1 Nunukan Rutriningsih, juga menambahkan, dalam program Sekolah Penggerak, selalu bekerjasama dengan mitra, seperti yang dilakukannya dalam penanaman buah-buahan di hutan lindung kali ini.
” Ini merupakan program ketiga, di tahun kedua, Reboisasi untuk menyelamatkan bumi di Kabupaten Nunukan ini, salah satunya di hutan lindung sebanyak 320 pohon. Sebanyak 17 rombongan belajar (rombel) terdiri dari kelas tujuh dan delapan, dengan jumlah 516 siswa sehingga dalam satu kelasnya sebanyak 17 pohon yang ditanam,” jelas Rustriningsih.
Ditambahnya, karena tema “Gaya Hidup Berkelanjutan”, maka hasil akhir project untuk rapot nilai semester genap, sehingga nantinya ada kewajiban untuk para siswa untuk melihat-lihat hasil dari yang mereka tanam, sesuai tema gaya hidup berkelanjutan.
” ini merupakan kerjasama sekolah dengan KPH Nunukan, semoga ini terus berkelanjutan, di projek ketiga atau seterusnya sudah mandiri, setelah lepas dari masa pendampingan selama 3 tahun, sekolah penggerak yang mandiri terus berkolaborasi baik dengan KPH maupun UPTD. Dinas terkait lainnya,” lanjutnya.
(PROKOMPIM)