Watampone,Sulsel
Berandankrinews.com
Berbicara Pedagang kaki Lima (PKL) masih banyak pemerintah Di daerah yang menganggap PKL Ini Sampah kota,Karena keberadaan PKL Ini ,dianggap kumuh Dan merusak estetika kota ,Namun jika mereka (PKL) Ditata Dengan baik ,Diberdayakan Akan menjadi sebuah Ikon kota,
Sebutlah Malioboro di Yogyakarta, Dan banyak lagi kota kota lainnya di Indonesia Yang Sudah menata Dan memberi Ruang untuk kelangsungan hidup PKL
Jelas Iwan Hammer ketua DPD APKLI kab Bone Sulawesi Selatan
Rabu-22-01-2020 pukul 16.00 wita ditemui dikawasan Kuliner Mesjid Al Markaz Al Ma’arif,
Syukur Alhamdulillah untuk Kabupaten Bone ,Pemerintah daerah Sudah melakukan penataan sejak beberapa tahun terakhir, sehingga kota Watampone Nampak terlihat Geliat Ekonomi Rakyat Kecil kaki Lima Sudah menyebar di semua jalan poros , sepanjang Jln jenderal Sudirman Tanete Riattang,Jln jenderal Ahmad Yani Tanete Riattang barat,Poros Jln Veteran /Wajo kelurahan walannae
Bahkan Perda penataan PKL Juga Sudah diusulkan Asosiasi pedagang kaki lima Indonesia,DPD APKLI kab Bone Di DPRD Bone melalui Inisiatornya Sejak 2019 Sudah di setujui Oleh pemerintah daerah kabupaten Bone
Perda PKL yang diperjuangkan Sejak Tahun 2012 baru Bisa terealisasi tahun Ini ,ungkap Yusriani pengurus DPD APKLI kab Bone, Saat ditemui Di Kawasan lapangan merdeka Sabtu malam 18-01-2019
Kota Watampone punya banyak Kawasan PKL Dan kuliner Yang membutuhkan penataan Dan perhatian dari pemerintah daerah bekerja Sama dengan Asosiasi pedagang kaki lima Indonesia DPD APKLI kab Bone Tutupnya
Dari 62 juta PKL Yang terdaftar Di APKLI pusat Jika setiap PKL mempekerjakan 2 orang tenaga kerja Dan ditambahkan-dengan Dirinya menjadi Tiga orang dikalikan Dua Saja otomatis jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 124 juta Orang bayangkan bagaimana perputaran ekonomi kerakyatan di negeri ini,pungkas” Dr Alimahsun Atmo Biomed
Ketua umum DPP APKLI beberapa waktu yang lalu
Laporan
Sarwan
Editor Iwan Hammer