KOLAKA – Para pedagang pasar menyayangkan pembangunan penambahan 32 unit los pasar tidak dimanfaatkan sampai dengan saat ini, Mama Arnes salah satu pedagang pasar yang ditemui baru-baru ini Kamis, 23/2/2023 mengungkapkan “ kami di sini sangat menyangkan penambahan pembangunan 32 unit los pasar yang dibangun pada Tahun 2021 dengan anggaran 2 milyar 400 juta yang bersumber dari Dana corporate sosial responsibility (CSR) PT.Antam,tbk Pomalaa diduga ada kesalahan pendataan dan pembagian los sehingga keberadaanya sampai saat ini disinyalir menuai berbagai polemik.
Hal senada juga disampaikan oleh bapak Ilham salah seorang pedagang pasar Bokeo Laduma Dawi-dawi Kecamatan Pomalaa “Kalau menurut saya idealnya bahwa pada saat pendataan sekaligus pembagian los, yang melakukan pendataan dan membagikan los adalah Kepala pasar,atau setidaknya pihak Dinas BAPENDA pada waktu itu membuat satu tim khusus untuk menangani masalah pendataan dan pembagian los, yang didalam tim tersebut seyogyanya kepala pasar juga dilibatkan langsung, sebab mulai dari awal pemindahan pasar hingga saat ini dia yang lebih mengetahui persis kondisi keadaan pasar secara umum maupun menyangkut masalah keadaan para pedagang yang sebenarnya” ucap Ilham.
Selain dari pada itu Ilham menambahkan “Dari pada Mubasir lebih baik los penambahan pasar yang baru tersebut dibagikan kepada para pedagang yang siap langsung mengisi dan melakukan penjualan disana” tandasnya.
Dilain pihak Kepala pasar Bokeo Ladamu Dawi-dawi Kecamatan Pomalaa Syamsuar,SE saat ditemui ditempat terpisah membenarkan pernyataan para pedagang pasar “ saya selaku Kepala pasar juga turut prihatin dengan kondisi penambahan pembangunan 32 los pasar yang menelan anggaran yang cukup besar dan sampai saat ini belum menghasilkan apa-apa terutama menyangkut masalah Pendapatan asli daerah (PAD),seharusnya los penambahan los pasar yang baru ini sudah bisa menambah penghasilan yang masuk ke kas daerah, bukan sibuk mengurus para pedagang yang tak kunjung datang mengisi losnya yang telah dibagikan kepada mereka sehingga mengurus waktu dan energi yang tidak bermanfaat. Padahal menurut pak Syamsuar jauh sebelum penyerahan dari pihak BAPENDA pada waktu itu, pihak pedagang sudah ada pernyataan kepada pemerintah untuk segera mengisi los masing-masing yang telah dibagikan kepada mereka, kemudian setelah kebijakan peraturan pasar beralih ke Dinas Perindag maka pihak Dinas Perindag Kabupaten Kolaka juga telah menindak lanjuti dengan mengeluarkan surat penegasan kepada para pedagang agar segera mengisi dan melakukan penjualan dimasing-masing di los yang telah dibagikan kepada pedagang, namun hasilnya sampai pada saat ini belum ada respon “ jelasnya.
Kepala pasar Bokeo Laduma yang sering disapah dengan nama panggilan Chua menambahkan “Kalau seandainya dana CSR PT.Antam ini digunakan untuk pembangunan pengaspalan jalan masuk kehalaman pasar ini, tentu hasilnya jauh lebih baik dan bermanfaat, sebab kondisi pasar Bokeo Laduma akan kelihatan bersih indah dan keadaan lingkungan pasar yang sehat bukan seperti keadaan sekarang ini, yang selalu penuh lumpur saat musim hujan membuat orang yang masuk dan keluar kedalam pasar kurang nyaman, oleh karena saya mengusulkan mungkin sebaiknya pihak Dinas perindag untuk segerah melakukan suatu kebijakan baru yang lebih efektif dan tepat sasaran sehingga tidak berkepanjangan menjadi suatu sorotan publik, apalagi menjadi sebuah kosumsi kepentingan yang pada akhirnya akan menimbulkan kecemburuan sosial sehingga pada akhirnya dampak negatifnya bisa mempengaruhi eksistensi para pedagang pasar itu sendiri” ucap Kepala pasar.
PENULIS: MULYADI
EDITOR: M HERAWAN