NUNUKAN – Mewakili Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid, Kepala Dinas Pendidikan Ahmad hadir dalam acara Dialog Kebangsaan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Muda Provinsi Kalimantan Utara yang mengambil tema “Merawat Nilai Luhur Ideologi Pancasila dan Islam yang rahmatan lil alamin”. Acara tersebut digelar di Cafe Sayn, Senin (24/10).
Tampak turut hadir Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nunukan H. Muhammad Ramli, Camat Nunukan Hasan Basri, Ketua STIT Ibnu Khaldun Nunukan Bakhrul Ulum, Ketua Umum ICMI Muda Kaltara serta para peserta yang berasal dari pelajar serta mahasiswa Islam dilingkungan Kabupaten Nunukan.
Bupati Laura pada awal sambutannya yang disampaikan oleh Kadis Pendidikan mengucapkan selamat datang kepada para aktivis dan cendekiawan muslim dari kalangan pemuda di provinsi Kalimantan Utara di Kabupaten Nunukan.
“Sebagai pemerintah, saya menyambut baik dialog kebangsaan yang diselenggarakan oleh para aktivis dan intelektual muda ini, sebagai ikhtiyar kita untuk duduk bersama, berdiskusi, dan mencari solusi atas berbagai persoalan yang tengah dihadapi oleh umat islam dan bangsa indonesia saat ini”, ujar Ahmad.
Menurut Laura, agama dan pancasila adalah dua hal yang tidak bisa dipertentangkan. Nilai – nilai di dalam pancasila tidak ada yang bertentangan sama sekali dengan nilai – nilai dari semua agama yang ada di Indonesia.
Laura turut menegaskan bahwa nilai – nilai dari agama dan pancasila harus dijalankan secara selaras dan seimbang oleh seluruh warga negara, sehingga tercipta sebuah kehidupan bangsa yang aman, rukun, damai, dan religius.
“Kita tahu bersama, pancasila memberi ruang dan kebebasan yang seluas – luasnya kepada seluruh pemeluk agama untuk menjalankan ibadahnya, menjalankan keyakinannya tanpa ada diskriminasi, dan saya yakin kita semua sepakat untuk itu, meskipun dalam prakteknya, masih sering kita jumpai ada perlakuan dari sebagian masyarakat yang tidak mencerminkan nilai – nilai toleransi yang terkandung di dalam pancasila”, ungkapnya.
Selain itu, Laura juga meminta agar para cendekiawan dan intelektual muslim harus mampu tampil memberi solusi atas setiap persoalan keumatan. bukan hanya di bidang keagamaan saja, namun lebih dari itu mereka harus bisa menyumbangkan ide, saran dan buah pikirannya di bidang – bidang ekonomi, politik, termasuk di bidang sosial dan budaya.
“Jika hal itu bisa dilakukan, maka keberadaan para intelektual dan cendekiawan muslim akan memberi manfaat kepada masyarakat. sudah bukan saatnya lagi, para intelektual muslim hanya duduk – duduk di warung kopi sambil berdebat keras tentang satu persoalan, namun tidak menghasilkan solusi yang bernas bagi umat sama sekali”, tambahnya.
(PROKOMPIM/Indah)