(Semangat kebangsaan juga salah satu kunci untuk mengakhiri Pademi Covid – 19)
Tanjung Selor – Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Marthin Billa menekankan bahwa di tengah lajunya perkembanggan zaman maka generasi muda sebagai pewaris negara harus tetap memegang jatidiri bangsa yang tegas dan teguh dalam keindonesiaannya.
Hal tersebut disampaikan oleh pria yang akrab dipanggil MB tersebut di depan Persatuan Mahasiswa Kalimantan Utara dalam sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Balai Pertemuan Umum, Jl. Pembangunan, Sebidai, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara, 10 hinggga 13 Maret 2021.
Menurutnya, saat ini bangsa Indonesia tengah diuji dengan berbagai persoalan yang apabila generasi muda tak waspada, tentu kerugian besar akan menimpa negara ini.
“Sebagai sebuah negara yang besar, tentu memantik hasrat pihak lain yang menginkan negara Indonesia menjadi ajang kepentingan. Mereka mungkin saja tak berani melakukan agresi secara fisik. Tapi invasi sosial, budaya dan ideologi jauh kebih berbahaya apabila kita menelan mentah-mentah begitu saja bahkan turut serta mendukungnya,” tutur Marthin.
Mantan Bupati Malinau tersebut menegaskan bahwa bangsa Indonesia telah memiliki pedoman dan haluan sendiri yang telah dicetuskan oleh para pendiri negara berupa Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945 dan NKRI. Konsensus Nasional tersebut menurutnya telah mampu menjadikan bangsa Indonesia tetap dalam keharmonisan sejak kemerdekaanya diproklamirkan.
Seharusnya, tegas Marthin, bangsa Indonesia bersyukur dengan adanya 4 pilar tersebut. Pasalnya, dengan meliputi ribuan pulau, berbagai etnis dan agama, tapi tetap kokoh dalam persatuan. Hal tersebut terjadi lantaran Pancasila tetap menjadi ideologi, kebhinekaan yang selalu terjaga, keputusan dan kebijakan yang tetap mengacu UUD 1945 dan nasionalisme tinggi dalam diri bangsa dalam menjaga kedaulatan NKRI.
“Jika ada sebuah negara yang terdiri dari beribu pulau dengan beribu suku dan berbagai agama hidup rukun menjadi satu, maka itu hanya akan ditemui di Indonesia. Dan itu terwujud karena kita masih teguh memegang empat pilar kebangsaan sebagai pedoman laku sehari-hari,” tegas MB.
Pria yang juga pernah mengantar Malinau menjadi Kabupaten dengan perkembangan pesat saat ia memimpin daerah itu mengingatkan bahwa segala propaganda yang menjurus perpecahan tak akan mampu menghancurkan keutuhan bangsa apabila semua pihak terutama kaum milenial berpegang pada konsensus nasional tersebut.
Namun apabila generasi muda terlena bahkan rela dininabobokan oleh ideologi dan budaya yang tak sejalan dengan 4 pilar kebangsaan tersebut, maka dapat dipastikan kehancuran Indonesia adalah keniscayaan.
”Empat pilar kebangsaan itu adalah warisan para pendiri bangsa yang telah menjadi konsensus nasional. Kalau dulu dipakai untuk mendirikan negara, maka kita juga wajib memakainya untuk mengisi kemerdekaan,” tandas pria yang juga Tokoh Dayak tersebut.
Apalagi Kalimantan Utara adalah sebuah provinsi yang sebagian wilayah daratnya berada di perbatasan dengan negara Malaysia dan perairannya pun berbatasan dengan Malaysia dan dekat dengan Filipina. Sebagai pintu masuk, maka tugas putra-putri di Kaltara menjadi bertambah yakni dengan turut menjaga marwah dan kedaulatan negara
“Kaltara ini adalah garda depan Indonesia. Maka tugas kita terutama generasi muda untuk menjaga marwah negara. Caranya, jadikan Pancasila sebagai nafas dan jalan hidup sehari-hari. Saya ingatkan, akan seperti apa bentuk Indonesia kedepan, terletak ditangan generasi mudanya,” ujarnya
Lebih lanjut Marthin menegaskan, apabila ada anggapan bahwa semangat kebangsaan tak kan mampu mengatasi dampak Covid-19. Justru, menurutnya, dengan semangat kebangsaaan maka semua permasalahan termasuk pandemi covid akan teratasi.
Contoh yang paling nyata, ungkap Marthin, pada saat salah satu pihak terimbas virus corona secara fisik sehingga harus menjalani karantina mandiri, maka tetangga sekitar saling bergotong royong memberikan bantuan, maka beban-beban pasien akan hilang atau minimal berkurang.
“Butir keempat dari sila kedua itu sangat jelas memerintahkan kita agar mempunyai sikap tenggang rasa dan butir pertama sila kelima itu juga sangat jelas menyuruh kita agar senantiasa bergotong royong dalam hal kebaikan. Maka sangat jelas bahwa Pancasila itu adalah solusi bagi permasalahan bangsa ternasuk mengakhiri pandemi Covid-19,” tegasnya.
Untuk itu Martin Billa meminta kepada siapapun yang mengakui Pancasila sebagai dasar negara, agar dapat saling bergotong-royong membantu pihak lain yang paling terdampak pandemi, memperkuat solidaritas kemanusiaan dan semakin berdisiplin. * ES