PANGKALPINANG, BerandaNKRInews.com|| BERKAT KERJA KERAS pemerintah dan seluruh stake holder, geliat ekonomi di Provinsi Kep. Bangka Belitung semakin membaik setelah nyaris satu tahun terpuruk dalam resesi akibat wabah Covid-19. Hal itu ditunjukkan dengan membaiknya harga komoditas unggulan seperti lada, bijih timah, sawit dan karet.
Namun hal yang berbeda dirasakan oleh puluhan perusahaan lokal yang bergerak di bidang konstruksi dan pengadaan yang nyaris terpuruk selama satu tahun akibat kebijakan refocussing anggaran yang bermuara kepada hilangnya beberapa pekerjaan yang berimbas kepada menurunnya pendapatan. Keadaan ini dirasakan betul oleh penyedia yang tergabung dalam Forum Bisnis Babel (FBB).
Seorang direktur perusahaan yang sebelumnya lazim mendapatkan pekerjaan pengadaan di Dinas Kesehatan dan RSUD, menuturkan kesulitan dan keluhan di lapangan yang mereka hadapi yang nyaris membuat dirinya bangkrut.
“Bayangin aja mas. Hampir 2 tahun kita nggak dapat gawe (pekerjaan, red), membuat kita benar-benar nyaris kolaps!” Ungkap Mr M. yang tidak bersedia namanya dikorankan atas pertimbangan profesionalitas.
Masih menurut Mr. M., ia berharap kepada seluruh Kepala Dinas dan Direktur RSUD se-Babel berkenan membantu perusahaan lokal supaya bisa bangkit kembali.
Keluhan lain yang ia ungkapkan adalah adanya isu bahwa para oknum panitia di Dinkes dan RSUD di Babel diduga lebih “memperhatikan” penyedia dari luar Babel dibanding penyedia lokal.
Hal itu ditanggapi Martambos HS, Ketua LSM Gerakan Bersatu Rakyat Anti Korupsi (GEBRAK) Babel. Ia meminta Direktur RSUD dan Kepala Dinas Kesehatan se-Babel memperhatikan penyedia lokal supaya iklim berusaha kembali kompetitif.
“Saya selaku Ketua LSM GEBRAK Babel meminta perhatian dari Direktur RSUD dan Kepala Dinas Kesehatan se-Babel supaya memperhatikan penyedia lokal. Kalau bukan Bapak/Ibu (Direktur dan Kepala Dinas Kesehatan, red) yang membantu penyedia lokal, siapa lagi?” Pinta Martambos H.S.
Menanggapi adanya isu oknum panitia di RSUD dan Dinas Kesehatan yang patut diduga lebih memperhatikan penyedia dari luar Babel, Martambos HS berharap hal itu dilakukan secara proporsional. Ia berpendapat jika penyedia lokal tidak mampu memenuhi ketentuan, barulah ke penyedia luar.
“Terkait isu bahwa ada oknum penitia di RSUD dan Dinas Kesehatan lebih mengutamakan penyedia dari luar, saya berharap kebijaksanaan dari pejabat di RSUD dan Dinas Kesehan se-Babel. Bantulah rekan-rekan penyedia lokal. Mereka-mereka kan hidup di Babel. Bayar pajaknya juga untuk membantu Pemerintah Daerah kan?!” Tegas Martambos H.S.
Wartawan: Agus S. Muslim, S.H