Kisah Nyata Beragam Gerobak PKL Berteduh Kehujanan, Ketum APKLI: Demi Sesuap Nasi


Jakarta,_Berandankrinews.con
*Musim panas kepanasan, musim hujan kedinginan. Tapi ku tetap bertahan. Mencari sesuap nasi walau harus jalan kaki. Badan letih ku tak peduli. Mencari nafkah demi untuk keluarga menjadi pegang kaki lima (PKL), cuplikan syair Mars Asosiasi PKL Indonesia karya dr Ali Mahsun ATMO M Biomed, Mawardi dan Sandra Naholo* Dikumandangan pertama kali pada Rakernas APKLI 27 Novemper 2011 di Museum Listrik TMII Jakarta Timur yang dibuka Menkop dan UKM Syarief Hasan. Dihadiri tokoh nasional diantaranya, Letjen TNi Pur. Muthoyib Mantan Kabais, Hayono Isma Mantan Menpora, Priyo Budi Santoso Wakil Ketua DPR RI dan Edi Putra Deputi Menko Perekonomian RI.

Nafas dan ruh Mars tersebut adalah nyata seperti yang dialami beragam PKL Gerobak (aneka kue, es doger, beli barang bekas, susu segar, aneka piagam dan yang lain) nunggu hujan deras berteduh dipelataran Masjid Al Mubarak Kawasan Pondok Gede Kota Bekasi perbatasan Jakarta Timur Minggu 16/2/2025. Hal yang sama juga dialami puluhan juta PKL disemua kawasan ekonomi strategis dan sentra ekonomi rakyat, tutur Ketua Umum Asosiasi PKL Indonesia dr Ali Mahsun ATMO M Biomed yang turut sertai mereka berteduh.

“Demi sesuap nasi, untuk nafkahi keluarga, PKL kepanasan dan kehujanan. Lebih dari itu, ketika tidak jualan 2-3 hari tidak bisa isi perut keluarga. Merekan tahan banting, mandiri, serta tidak pernah neko-neko. Kecuali berharap perlindungan Negara RI dan diberi kelayakan berusaha. Bukan dinistakan kemanusiannya. Bukan di gusur semena–mena. Apalagi digerus dan dijajah pemilik modal besar. Karena apa yang mereka alami juga saya alami sejak kelas 2 MI (SD) hingga dibangku kuliah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, pungkas mantan penjual krupuk, tahu solet, asongan dan sopir angkutan pedesaan jurusan Padangan Mojokerto – Tapen Jombang Jatim