Jakarta-Berandankrinews.com. Banyak pihak cemas khususnya kalangan profesi kesehatan pasca di undangkannya Omnibus Law Kesehatan yang buka pintu selebar-lebarmya modal dan tenaga kesehatan asing masuk ke Indonesia. Kecemasan tersebut sebuah kewajaran karena adanya ancaman yang berat dan kompleks. Lebih dari itu, resiko robeknya kedaulatan kesehatan Indonesia ada di depan mata.
Tentunya rakyat dan bangsa ini juga negara Indonesia takkan pernah rela terjadi penjajahan kedaulatan kesehatan di negeri ini baik oleh bangsa asing mau pun anak bangsa sendiri, rawe rawe rantas malang malang tuntas. Ancaman penjajahan di negeri ini bukan hanya di sektor kesehatan saja. Melainkan hampir disemua relung kehidupan.
De facto, tiga pilar kedaulatan negeri saat ini sudah tidak dipangkuan Ibu Pertiwi tergantung bahkan dikendalikan kekuatan bangsa asing. Yaitu sektor keuangan, komumikasi dan informasi, dan conected transportation system. Akankah Indonesia segera tekuk lutut kepada super-neo-kolonialisme?, tegas Ketua Umum Komite Ekonomi Rakyat Indonesia (KERIS) dr. Ali Mahsun ATMO, M. Biomed. mantan Ketua dan Dewan Pakar PB IDI seusai kunjungan ke Klinik Medica Nirwana milik dr. Yadi Supriyadi, MHKes Cirebon Jawa Barat di Jakarta Rabu 2/8/2023.
Apa yang dicemaskan kalangan profesi kesehatan juga ancam 65,4 juta pelaku ekonomi rakyat yang hidupi ratusan juta penduduk Indonesia dan pilar utama pembiayaan sekolahkan puluhan juta generasi penerus bangsa. Apalagi saat ini dunia dipaksakan one world digital economy.
Tak ada jalan lain dan tak boleh terundung panic syndrome kecuali bersatu dan tangguh, sinergi dan kolaborasi kokohkan ekosistem ekonomi kesehatan Indonesia. Kokohkan ekoskstem ekonomi rakyat dan bangsa Indonesia. Lakukan pendampingan dari hulu hingga hilir,
Pagari rapat-rapat sebagaimana dulu Jenderal Besar Sudirman pimpin perang gerilya kemerdekaan Indonesia. KERIS ada di garda terdepan jaga dan pertahankan kedaulatan ekomomi rakyat bangsa dan negara Indonesia, imbuh Ali Mahsun ATMO dokter ahli kekebalan tubuh lulusan FKUB Malang dan FKUI Jakarta.
Sekali lagi tertegaskan bahwa rakyat dan bangsa Indonesia takkan pernah rela negerinya terjajah. Apapun dikorbankan tak terkecuali nyawa sekalipun. Kita tidak pernah anti asing. Silahkan asing hadir, ketuk pintu dan sampaikan maksud dan tujuan. Tatkala bermaksud baik kita sediakan karpet merah untuk bangun negeri ini. Namun tatkala ingin infiltrasi dan jajah negeri ini rakyat dan bangsa Indonesia lawan hingga titik darah penghabisan.
Demikian pula kepada para penguasa negeri ini harus segera kembali ke khittah, kembai pegang teguh Pembukaan UUD 1945, tak boleh gadaikan negeri ini ke bangsa asing, pungkas Ketua Umum APKLI Perjuangan, Mantan Ketua Umum Bakornas LKMI PBHMI dan Mantan Sekretaris Lembaga Sosial Mabarrot PBNU.