WAJO – Pelatihan Pertanian terpadu atau pelatihan petani milenial tingkat kabupaten Wajo di Uraiyang Kecamatan Majauleng, Rabu 16 Oktober 2019 dibuka oleh Bupati Wajo.
Dimana dalam acara ini dilakukan pelatihan dan Diklat kepada anak muda dan petani petani untuk melakukan pembelajaran pertanian terpadu dengan menghadirkan kepala Balai pengkajian pertanian Sulawesi Selatan sebagai nara sumber dengan memberikan pembelajaran dan pengetahuan tentang pertanian kepada peserta diklat dan Pelatihan Pertanian hari ini.
Adapun leading sektor dari acara ini adalah Dinas Tanaman Pangan, Peternakan dan Hortikultura yang dikepalai oleh Ir. Muhammad Azhar.
Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si meminta kepada honorer yang punya kemampuan untuk mendaftar di pertanian terpadu, daripada waktunya di kantor cuma terbuang percuma, lebih baik dipergunakan di pertanian terpadu yang jelas-jelas bisa menghasilkan.
“Acara pelatihan petani milenial tingkat Kabupaten Wajo ini akan memberikan bekal perubahan, untuk merubah mindshet dalam bertani, Kenapa orang lain bisa berkembang bahkan negara disekitar kita bisa, sedangkan potensi-potensi kita di Wajo ini luar biasa,” ungkap Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si.
Dan dikatakan kalau Panen jagung di daerah Belawa dan Pammana, kalau panen raya disana, seperti di tengah laut tidak ada ujungnya, artinya kalau bisa hadirkan teknologi, dihadirkan semangat kerja keras, pasti akan mendapatkan sesuatu yang besar yang tadinya hanya 6 ton sehingga bisa jadi 8 ton, baru-baru ini dicoba di Belawa di Desa Sappa hasilnya menjadi 12 ton.
“Rata-rata 9 ton saja di Wajo dengan lahan yang kurang lebih 100.000 hektar, kira-kira berapa triliun uang yang berputar di Wajo, dari tanaman padi saja, dan gambaran kita di Wajo 100.000 Hektar baru 30% yang beririgasi teknis termasuk pompanisasi,” harap Bupati Wajo.
“Saya punya mimpi dan semangat, menginginkan 5 tahun ke depan ini dua kali lipat produksi pertanian kita, makanya ini dibuat di kawasan pertanian terpadu, Bagaimana kita menyemangati saling berbagi ilmu, kawasan ini kurang lebih 10 hektar, kita jadikan kawasan integrated farming system sesuai janji kami, bukan cuma di uraiyan saja tapi ini akan hadir di desa-desa yang ada kawasannya seperti ini,” Bupati Wajo menambahkan.
Dan dikatakan kalau mudah-mudahan masyarakat yang punya lahan 5 hektar, 10 hektar dan ada yang sampai 200 hektar kalau diintegrasi dengan pertanian terpadu seperti sekarang ini, ada ternak ada perikanannya, dan budidaya airnya dijadikan budidaya tanaman dan Perikanan, sehingga ini bisa jadi dua kali lipat.
Dikatakan bahwa dari 100.000 hektar sawah di Wajo, sudah menghasilkan 800.000 Ton, dan ini baru 30% yang beririgasi teknis, kalau dibalik menjadi 70% beririgasi teknis Insya Allah hasilnya akan berlipat-lipat kali lagi.
“Insya Allah kita akan fungsikan nanti Waduk Paselloreng dan ini Bisa bertambah mengairi sawah kita 8.000 hektar, dan sekarang ini kita ajukan di Balai Besar Pompengan untuk mengangkat air dari Danau Tempe, yang airnya hanya terbuang percuma di Teluk Bone, sehingga kalau dinaikkan di Bulu Cepo, ini bisa mengairi 20.000 hektar sawah di Kecamatan Majauleng, Kecamatan Takkalalla, Kecamatan bola dan Kecamatan Penrang yang tadinya hanya merupakan sawah tadah hujan,” jelas Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si.
“Bahkan diskusi kami dengan tim percepatan kalau di atur musim tanamnya bisa sampai 40.000 hektar sawah yang diairi, Karena airnya melimpah, airnya cukup banyak belum lagi kalau banyak kantong kantong air, jadi tinggal hadirkan teknologinya,” Bupati Wajo menambahkan.
Bupati Wajo juga mengajak untuk samakan persepsi, bahwa di potensi perkebunan ini luar biasa banyak yang bisa didapatkan, apalagi kalau dipadukan dengan pertanian terpadu, Bupati Wajo juga punya mimpi kalau Wajo bukan hanya lumbung pangan tetapi juga ingin jadikan Wajo menjadi lumbung daging, dimana Bangsalae sudah dipersiapkan jadi karangtina hewan ternak dan akan jadikan tol laut untuk bisa mengangkut ternak keluar daerah nantinya.
“Dan bagaimana kita dapatkan pembiayaan tentunya kita akan gotong royong, saya akan ajak pengusaha-pengusaha lokal maupun investor dari luar dan dari Kementrian,” ungkap Bupati Wajo.
Dijelaskan juga kalau baru-baru ini sudah ada 3.200 ayam kampung super sebagai bantuan dan masing-masing nantinya 50 ekor ayam diperuntukkan untuk rumah tangga miskin sehingga bisa jadi rumah tangga Mandiri nantinya, rumah tangga yang berubah kehidupannya yang tadinya hanya 50 ekor bisa meningkat menjadi 100 ekor bahkan sampai 200 ekor lebih.
“Kita akan bantu yang serius, yang mau kerja keras, tidak mungkin ada orang yang berhasil kalau tidak kerja keras, jangan bermimpi, olehnya itu melalui diklat ini manfaatkan waktu sebaik mungkin, kalau perlu adik-adik yang mengikuti acara ini langsung untuk diterapkan,” tegas Bupati Wajo.
“Kita ingin mencetak 10.000 entrepreneur dan bukan cuma di bidang kuliner dan perdagangan, tapi kita bisa masuk di Hulu dengan pertanian juga dan di hilir pertanian, kita akan bangun BUMD dan BUMDES kita, kerjasama dengan Bulog, adik adik semua bisa mengelola uang banyak yang tadinya hanya menjadi mendampingi petani saja,”jelas Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si.
Dan dikatakan kalau Ini untuk membangun spirit, jaringan kerja, Insya Allah ada guru-guru besar dan pakar-pakar yang akan memberikan ilmunya dan bisa langsung diterapkan, sekarang ini dia berjuang untuk mencari lahan dan kalau perlu semua lahan-lahan yang tidur yang tidak ada pemiliknya dan yang ada pemiliknya untuk dihubungi pemiliknya kalau memang ada, kita buat pembenihan.
“Ada Kementerian Pertanian yang bisa membantu kita, disana banyak sekali program yang tidak nyambung ke bawah dan ketika kita siap, kalau kita punya SDM, sudah siap juga jaringan kita, demikian juga stakeholder kita Insya Allah semuanya akan dapat teratasi,” harap Bupati Wajo.
“Olehnya itu melalui diklat ini, saya berharap bisa menghasilkan petani-petani yang unggul memiliki sumber daya yang inovatif dan kreatif, terima kasih kepada para narasumber kepala Balai pengkajian teknologi pertanian Sulawesi Selatan yang menggelontorkan programnya serta ilmunya dan membina anak-anak dan petani petani kita,” Bupati Wajo menambahkan.
Sehingga nantinya bisa mencapai visi yang dia mimpikan yaitu menghadirkan Pemerintah yang amanah menuju Wajo yang maju dan sejahtera, maju pertaniannya, maju perekonomiannya, infrastruktur dan lain-lainnya dan dia akan perbaiki jalan, yang tentunya akan meningkatkan perekonomian masyarakat petani, kalau jalanan jelek pasti petani-petaninya juga terkena imbasnya.
Hadir pada acara ini Kepala Balai pengkajian teknologi pertanian Provinsi Sulawesi Selatan Dr. Abdul syukur Syarief , Prof.Dr. Ir. Shaleh, M.Si, Dr. Abdul Fattah, MS, Sri Hartini, SP dari Kementerian Pertanian , Dandim 1406 Wajo, Polres Wajo, Danramil, Camat Majauleng, Kepala Dinas Tanamana Pangan, Peternakan dan Hortikultura Kab. Wajo bersama jajarannya, Ketua KTNA, Ketua Kelompok Tani, Para Petani Milineal.
( Humas Pemkab Wajo )