Kaltara Jadi Target Nasional Produksi Jagung

TANJUNG SELOR – Pemerintah pusat akan meningkatkan produksi jagung nasional di daerah baru. Di mana salah satu daerah tersebut adalah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).

Gubernur Kaltara, Drs H Zainal A Paliwang SH, M.Hum mengungkapkan provinsi ke-34 ini memiliki sejumlah potensi untuk produksi jagung dalam jumlah besar.

Gubernur menjelaskan upaya produksi jagung di Kaltara tidak hanya untuk memenuhi target produksi hasil. Tetapi juga sebagai upaya mendukung ketahanan pangan bagi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani yang sejalan dengan visi mewujudkan Kaltara yang Berubah, Maju dan Sejahtera.

“Namun begitu, masih banyak hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan produktifitasnya. Karena itu, kami berharap dukungan dan kerjasama dari pemerintah pusat, dan daerah untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana petani. Seperti pupuk bersubsidi dan bantuan benih jagung serta alat dan mesin pertanian (alsintan),”jelasnya.

Seperti diketahui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan hasil rapat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Hasil rapat itu, pemerintah akan meningkatkan produksi jagung nasional di daerah yang baru. Airlangga menyebutkan daerah baru itu adalah Kaltara, Papua, Papua Barat, dan Maluku Utara.

Selain perluasan lahan pertanian, produksi bibit juga akan ditingkatkan. Sebagai informasi, di Provinsi Kaltara, luas tanam jagung yang dikembangkan seluas 805 hektare yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota. Hingga Agustus 2021 lalu, luas panen jagung di provinsi Kaltara tercatat sebanyak 515 hektare dengan jumlah produksi mencapai 2.025 ton.

Menurut Airlangga, rencananya bibit jagung yang digunakan pada lahan baru itu adalah hasil rekayasa genetik yang bisa meningkatkan produksi. Istilah benih jagung tersebut yakni dengan Genetically Modified Organism (GMO) atau Produk Rekayasa Genetik (PRG).

“Ataupun hibrida di mana segi hibrida, pemerintah sudah mendorong bibit unggul hibrida jagung yang bisa memproduksi antara 10,6 sampai 13,7 juta ton per hektare,” ujarnya.

Berkaitan dengan regulasi terhadap penggunaan benih jagung dari GMO akan ditetapkan oleh Menteri Pertanian. Dengan GMO itu ada sejumlah bibit unggul yang akan digunakan untuk meningkatkan produksi jagung mulai dari varietas pertiwi 3, F1, PC, NK perkasa, singa, bima, dahsyat, dan varietas P36.

Sementara Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo meyakini dalam kurun waktu satu sampai dua minggu ke depan akan menyiapkan lahan produksi jagung hingga kelompok taninya. Tidak hanya itu, sekaligus mempersiapkan kebutuhan lainnya mulai dari mesin dryer, alat tanam maupun alat panen.

“Saya lihat dalam 100 hari dari sekarang, kalau kita kerja keras termasuk dari perintah Menko untuk mempersiapkan kelompok-kelompok tani dan lahan-lahan intensifikasi ekstensifikasi lebih khusus akan disikapi oleh pemerintah, dan saya berharap konsep ini insyaallah dalam satu dua minggu akan kami siapkan,” kata Syahrul.

Sejauh ini, kata Syahrul, produksi jagung nasional menunjukkan perkembangan yang cukup bagus. Bahkan di tiga tahun terakhir ini Indonesia mampu mencukupi kebutuhannya sendiri.

Mentan menambahkan, dari perhitungan yang ada kebutuhan jagung sejauh ini mencapai 14,7 juta per tahun. Angka tersebut cukup baik karena produksi yang ada mencapai 18 juta sehingga Indonesia masih memiliki surplus sekitar 4 juta. (dkisp)