Nunukan-Air Pdam di Rusunawa sementara dihentikan pihak BP3TKI lantaran banyaknya pengunaan debit air sehingga biaya Melonjak.
Kepala BP3TKI Nunukan AKBP Hotma Victor Sihombing mengatakan, kita yang meminta je ke PDAM Nunukan untuk ditutup sementara, karena banyak yang mengunakan bukan dari orang deportasi saja.
“Jadi untuk menjaga jangan sampai tagihannya terlalu besar, jadi permintaan kami dari bp3tki agar pdam bisa menyegel air yang dirusunawa,” jelas Victor, Selasa (10/9/19)
Nanti kalau ada deportasi kita siasati dengan membeli air tangki, karena ada tangki profil di rusunawa itukan ada empat dengan kapasitas 5.300 liter, jadi kalau ada deportasi itu yang kita isi, tambahnya.
“Kita beli air tangki biasa, karena kalau kita los atau buka gitu kita tidak kontrol. Siapa tahu ada yang masuk, kita tidak tahu orang mana mengunakan air, nantikan tagihannya terlalu besar. Jadi kalau kita mengunakan tangki kita bisa kontrol, saat deportasi sudah tidak ada kita tidak usah beli,”ungkap Victor.
Dikatakannya, kemarin itu sistemnya begini, kalau tangki penuh dibawah nanti dipompa ke lantai atas mengisi tangki yang ada, kalau sudah penuh baru dialiri ke kamar-kamar. Kalau tangki tidak penuh yang diatas tidak semua kamar bisa diisi.
“Makanya kalau semua kamar harus mendapatkan air, tangki diatas itu harus diisi penuh, kendala kita tangki diatas itu tidak terlalu penuh sehingga sebagian kamar tidak terisi,”ujarnya.
Victor menuturkan, seperti kemarin dirusunawa itukan digunakan Paskibra, kalau kita tidak irit airnya, kita buka los habis kita bayarnya.
” Satu kali deportan datang itu rata-rata kita bayar air Rp. 5 juta dan beberapa bulan lalu itu tagihan kita mencapai Rp. 40 juta lebih itu karena dilos dan digunakan kan orang luar juga akhirnya begitu tagihannya,” tuturnya. (Said AlI)