TANJUNG SELOR – Pengelolaan naskah kuno di Indonesia, termasuk di antaranya di Kalimantan Utara (Kaltara) sangatlah diperlukan. Mengingat fakta sejarah bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan naskah kuno, baik itu peninggalan suku-suku maupun kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Melihat pentingnya naskah kuno, Pemerintah Provinsi Kaltara, melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) melakukan identifikasi dan menghimpun naskah kuno yang ada di Kaltara.
Kepala DPK Kaltara Ramli, melalui Sekretaris DPK Asnawi mengatakan, naskah kuno barang sangat berharga, karena bernilai penting dalam kebudayaan daerah, sejarah dan ilmu pengetahuan.
“Naskah kuno berisi tentang budaya lokal atau local wisdom dan local genius. Juga ada banyaknya kearifan lokal di Kaltara. Ini penting untuk dijaga, dan diabadikan,” ujarnya.
Salah satu bentuk upaya yang dilakukan untuk melestarikan naskah kuno tersebut adalah melakukan sosialisasi dalam rangka mengidentifikasi keberadaan naskah kuno yang ada di masyarakat. Dengan harapan, masyarakat turut menjaga naskah kuno yang dimilikinya.
Dikatakan, penghimpunan dan indentifikasi naskah kuno merupakan bagian dari tugas pokok dan fungsi DPK Kaltara. Hal tersebut, sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2020, tentang penyelenggaraan perpustakaan.
Asnawi mengatakan, Perpustakaan berfungsi sebagai wadah perawatan dan pelestarian warisan budaya bangsa kepada masyarakat. “Melestarikan bahan pustaka pada prinsipnya berarti melestarikan kekayaan informasi suatu bangsa untuk kepentingan jangka panjang,” ungkap dia.
Perpustakaan, lanjutnya, memiliki berbagai koleksi. Salah satunya koleksi yang disimpan di perpustakaan adalah naskah kuno. Naskah kuno atau dalam bahasa Inggris disebut manuscript dan dalam bahasa Belanda disebut handscript.
Asnawi mengatakan, naskah kuno sebagai warisan budaya bangsa hendaknya dijaga dan dilestarikan, karena di dalam naskah manuskrip ini berisi nilai informasi yang tinggi.
Salah satu bentuk upaya pelestarian naskah manuskrip, yaitu dengan melakukan kegiatan konservasi.
“Ada beberapa alasan penting dilakukannya konservasi naskah manuskrip hal ini disebabkan karena beberapa faktor antara lain faktor biologi, faktor kimia, faktor fisika, faktor manusia dan faktor bencana alam,” terang Asnawi.
Adapun tujuan utama dari identifikasi dan penghimpunan, serta memetakan naskah kuno ini, antara lain untuk membangun pangkalan data naskah kuno, meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat Indonesia terhadap naskah kuno, serta melestarikan dan mendayagunakan naskah kuno.
“Kenapa naskah kuno ini penting dijaga. Naskah kuno memiliki banyak manfaat. Selain sumber informasi berbagai jenis ilmu pengetahuan, naskah kuno merupakan kebanggaan suatu masyarakat atau daerah,” imbuhnya.
(dkisp)