Kesepakatan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

TANJUNG SELOR – Gubernur Kaltara Drs. H. Zainal A Paliwang, S.H., M.Hum menghadiri Sidang Paripurna Ke-8 Masa Sidang I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Utara dengan salah satu agendanya yaitu Persetujuan Bersama Terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.

“Tujuan dibentuknya Raperda Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan adalah mendayagunakan sumber daya kelautan dan perikanan di daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan demi tercapainya kemakmuran masyarakat,” ujar Gubernur Zainal pada Senin (3/4/2023).

Selain itu, tujuan lainnya adalah melindungi keberlangsungan sumber daya kelautan perikanan dan ekosistem laut dan mencegah serta mengendalikan kegiatan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang berdampak merusak lingkungan dan ekosistem perairan sekitarnya.

“Setelah melalui berbagai tahapan proses pembahasan bersama oleh Pansus DPRD, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltara, Biro Hukum Setda Provinsi Kaltara, serta instansi terkait dan Tim Pakar DPRD, dan dilanjutkan dengan proses harmonisasi oleh Kantor Wilayah Kemenkumham Kaltim dan terakhir melalui mekanisme fasilitasi ke Kemendagri, maka Raperda tentang Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan layak untuk disetujui bersama,” ujar Gubernur Zainal.

Dengan dinamika yang menemui beberapa kendala, Gubernur Zainal bersyukur pada akhirnya Raperda Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan telah disetujui bersama dan sedang dilakukan proses penyempurnaan.

(BIROADPIM)

Dorong Industrialisasi, Kampung Nelayan Tanjung Pasir Akan Dijadikan Kalaju

TARAKAN – Setelah dari Kampung Mamolo, Nunukan Selatan, Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI), Sakti Wahyu Trenggono berkunjung ke Kampung Nelayan Tanjung Pasir Kota Tarakan untuk melihat langsung budidaya rumput laut dan perikanan, Kamis (30/3/2023).

Kampung Nelayan Tanjung Pasir akan dijadikan salah satu Kampung Nelayan Maju (Kalaju) oleh KKP RI. Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono memperikarakan dibutuhkan dana sekitar Rp 20 miliar untuk satu kampung nelayan.

Setelah berbuka bersama masyarakat Kampung Nelayan Tanjung Pasir di Masjid Baiturrohim dan kemudian menyerahkan bantuan secara simbolis berupa alat tangkap jaring kepada KUB (Kelompok Usaha Bersama) setempat berupa, gillnet dan trammel net di Rumah Pintar Bahari Cendekia Tanjung Pasir.

Kemudian, Menteri KKP didamping Wagub meninjau lokasi pabrik es dan pos pembelian ikan yang berada di Tanjung Pasir. Ia kemudian takjub melihat keberaman ikan hasil tangkapan masyarakat, yaitu ada ikan kuwe, kakap, kerapu, kurau, dan ose dengan ukuran besar.

“Melihat potensi yang cukup bagus, disini nantinya akan ada dua kampung nelayan maju untuk budidaya rumput laut dan satu lagi penangkapan ikan. Fasilitasnya cukup bagus, sudah ada pabrik es lalu ada coldstroge es kemudian ada gudang penerima pembongkaran ikan. Tinggal kita perbaiki dermaga lalu coldstroge dan galangan untuk perbaikan kapal atau salah satunya akan kita perbuat segera,” ujar Menteri KKP, Wahyu Trenggono didampingi Wagub Yansen TP.

“Semua ini harus ada kesinambungan, dimana nantinya ada korporasi nelayan bisa berupa KUB atau koperasi,” tambahnya.

Melihat zona strategis dari Kampung Nelayan Tanjung Pasir yang berdekatan dengan Malaysia, Menteri KKP menjanjikan akan terus mendorong kegiatan industrialisasi menjadi lebih besar. “Nanti saya akan lihat bersama Dirjen Budidaya dan Dirjen Tangkap untuk fokus kepada nelayan penangkapan,” imbuhnya.

Diketahui, Kampung Nelayan Tanjung Pasir memiliki 709 nelayan dengan rincian 378 nelayan dan 331 pembudidayan rumput laut dengan memiliki 438 unit kapal nelayan, 1 koperasi budidaya dan 8 KUB perikanan tangkap. Dengan menggunakan alat tangkap berupa gillnet, rawai, dan trammel, nelayan di kampung ini data memperoleh 5 ton produksi/hari.

(BIROADPIM)

Gubernur Sepakati Raperda Pengelolaan Kelautan dan Perikanan

TANJUNG SELOR – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Drs H Zainal A Paliwang, SH., M.Hum telah menandatangani nota kesepahaman Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Provinsi Kaltara tentang Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.

Gubernur menyampaikan tujuan dibuatnya Raperda tersebut diantaranya mendayagunakan sumber daya kelautan dan perikanan dan melindungi keberlangsungan sumber daya kelautan perikanan dan ekosistem laut.

“Tujuan dibentuknya Raperda ini adalah mendayagunakan sumber daya kelautan dan perikanan di daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan,” kata Gubernur pada Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltara hari Senin (3/4/2023).

Gubernur memaparkan kondisi geografis di Kaltara. Di mana provinsi ke 34 ini memiliki perariran yang cukup luas. Sehingga harus dikelola secara baik dengan dukungan peraturan maka kelangsungan ekosistem laut dan sekitarnya dapat terganggu.

“Raperda ini juga bertujuan memberikan kepastian hukum dan manfaat bagi seluruh masyarakat. Mencegah dan mengendalikan kegiatan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang berdampak merusak lingkungan dan ekosistem perairan sekitarnya,” terang Gubernur.

“Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkontribusi khususnya DPRD Kaltara yang telah bersama membahas dan menyempurnakan Raperda ini,” tutup Gubernur.

(dkisp)

Potensi Cukup Menggiurkan, KKP Bakal Seriusi Budidaya Rumput Laut di Kaltara

TARAKAN – Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono melihat potensi yang cukup besar untuk budidaya rumput laut, baik di Kabupaten Nunukan maupun Kota Tarakan.

Menurutnya, pemerintah ingin mengintegrasikan keduanya dari aspek hulu maupun hilirnya.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan didampingi Wagub Kaltara Dr Yansen TP, M.Si juga melakukan peninjauan budidaya rumput laut di Desa Mamolo, Nunukan Selatan.

Kedatangannya berdialog dan melihat langsung aktivitas pembudidaya rumput laut. Sehingga, pihaknya berharap apa yang menjadi kendala di lapangan dapat disampaikan langsung pembudidaya ke Menteri Kelautan dan Perikanan.

“Saya lihat potensinya cukup baik. Ada budidaya rumput laut di Nunukan ataupun Kota Tarakan. Kita ingin mengintegrasikan keduanya, mudah-mudahan ini dapat terwujud,”kata Sakti Wahyu Trenggono, Kamis (30/3).

Selain itu ia juga akan menyerahkan bantuan perikanan di Kampung Nelayan Tanjung Pasir, Kota Tarakan.

Tidak hanya rumput laut, Wahyu Trenggono juga melihat potensi perikanan yang cukup bagus. Sehingga bisa menjadi salah satu penopang perekonomian masyarakat di Kaltara.

Seperti diketahui, dari 5 RT, masyarakat Tanjung Pasir sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan tangkap dan pembudidaya rumput laut dengan jumlah produksi 5 ton dalam sehari.

(dkisp)

Awal Puasa Ramadhan, Harga Bahan Pokok di Nunukan Relatif Stabil

NUNUKAN – Harga kebutuhan pokok di beberapa Pasar Kabupaten Nunukan pada puasa ramadhan ke-6 masih dalam kondisi stabil, Selasa (28/03/2023).

Berdasarkan informasi yang ditelusuri Tim Media BERANDANKRI di Pasar Inhutani dan Liem Hie Djung (Pasar Yamaker) Nunukan, harga bahan pokok masih cukup stabil belum terjadi kenaikan yang signifikan, termasuk beberapa komoditi yang rawan terjadi lonjakan, seperti cabai, bawang dan telur.

Salah satu pengusaha bahan pokok di Pasar Inhutani Nunukan, Abdurrahman menyebutkan bahwa, “Untuk harga di pasar ini masih sama semuanya yakni lombok 60.000-70.000 tergantung dari jenisnya, untuk yang sudah dipetik seharga 85.000 belum ada kenaikan harga masih stabil, begitu juga dengan tomat 13.000-15.000 harganya, jeruk nipis 10.000, jeruk manis 16.000, hanya gula merah saja yang naik 1.000-2.000 Rupiah” ucap Abdurrahman.

“Bahan pokok yang di jual ini diambil dari Sulawesi seperti lombok, tomat, jeruk, gula merah, kacang-kacangan, dan bawang merah untuk serai dari lokal, bawang putih dari Tawau, Sabah, Malaysia” lanjut Abdurrahman.

Bersama dengan hal itu, salah satu pengunjung Pasar Rakyat Liem Hie Djung (Pasar Yamaker) Nunukan, Rini mengatakan, “Kalau dari kemarin-kemarin harga bahan pokok seperti bawang tetap saja, telur juga masih tetap harganya masih normal sedangkan beras yang terlalu tinggi naiknya, yang biasa harga 105.000 ini naiknya jadi 125.000 dan itupun beras lokal, untuk yang dari luar tidak terlalu mengalami kenaikan, kalau minyak goreng karena ada minyak subsidi jadi lumayanlah” ujar Rini.

Harapannya kalau bisa janganlah naik harga karena bulan ramadhan ini rumput laut juga turun juga jadi kalau naik barang sembako macam mana buat kami yang berpenghasilan rendah, dan untuk ditempat lapak penjual ikan kadang licin jalanannya mau terpeleset kita disitu, jadi sebaiknya kalau bisa air-air yang berada disitu supaya tidak mengalir dijaga agar tidak licin” sambung Rini.

Sedangkan, terkait ketersediaan stok bahan pokok pada awal puasa ramadhan masih mencukupi hingga menjelang hari raya idul fitri.

(Nia/Dhin)