Serka Rujito Tanamkan Rasa Cinta Tanah Air Kepada Pelajar di Sebatik

NUNUKAN (Kaltara) – Cara memberikan pengenalan Wawasan Kebangsaan dan Cinta Tanah Air kepada anak SMA, tentu tidak sama dengan saat memberikan Wawasan Kebangsaan kepada Mahasiswa ataupun ASN. Karena pola berfikir mereka sangat jauh berbeda. Dan itulah yang dilakukan oleh Anggota Satgas TMMD, Dengan diselingi gurau dan tawa, Serka Rujito memberikan pengenalan Wawasan Kebangsaan dan Cinta Tanah Air kepada para pelajar SMA N 1 Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Rabu (17/7/19).

Serka Rujito juga memberikan semangat kepada para pelajar SMA, untuk trus giat belajar. “Kalian harus rajin belajar. Kita boleh kalah Pintar, kita boleh kalah kaya, kita boleh kalah penampilan, tapi satu yang kita tidak boleh kalah.. Yaitu kita tidak boleh kalah Semangat dengan siapapun”. Ujarnya.

Serka Rujito mengatan, dengan mengenalkan Cinta Tanah Air sejak dini, maka akan menimbulkan rasa cinta dan bangga kepada TNI. “Dengan mengenalkan Wawasan Kebangsaan dan Cinta Tanah Air sejak dini kepada anak-anak, diharapkan ketika beranjak dewasa mereka akan semakin tau tentang kewajiban dan hak mereka menjadi warga negara Indonesia. Serta mereka juga semakin cinta dan bangga kepada TNI. Sehingga ketika dewasa nanti mereka bercinta-cita menjadi anggota TNI”. Pungkasnya. (Pendim 0911 NNK/Red)

Pertama, Bupati Resmikan Tahfidz Anak Usia Dini

Nunukan (Kaltara)- Pentingnya pendidikan Al- Quran pada usia dini sebagai wadah generasi penerus di masa yang akan datang di kabupaten Nunukan dengan menghasilkan anak yang memiliki karakter yang baik serta mencintai Al-Quran, hal tersebut disampaikan oleh Bupati Nunukan Hj Asmin Laura Hafid SE MM saat meresmikan Yayasan Izzatul Quran Nunukan pada Senin (15/7) di Ruko Tanah Merah Lamhidjung

“Pendidikan Anak Usia dini Adalah pondasi Karakter, jika pondasinya kokoh maka seluruh unsur struktur bangunan diatasnya memiliki pijakan yang kuat,” ujarnya mencontohkan.

Hal itu juga akan terjadi sebaliknya, jika pondasi anak rapuh maka betapun setelah periode usia dini, maka bangunan pendidikan karakter itu akan mudah runtuh, sebagaimana perumpamaan bahwa otak manusia pada usia dini ibarat kapas yang mudah menyerap air yang tak mengenal apakah air tersebut air kotor maupun air yang bersih. Sehingga di masa usia dini adalah waktu tepat untuk mengenalkan dan menanamkan sikap-sikap positif yang bisa berguna di masa yang akan datang.

Laura menambahkan dengan keberadaan Yayasan Izzatul Quran untuk menumbuhkan dan mengembangkan segi-segi positif, membangkitkan bakat-bakat yang terpendam pada anak, meluruskan kecenderungan dari sifat yang tidak baik dengan mengarahkan akhlak yang terpuji, menguatkan keyakinan bahwa tujuan utama dari penciptaan manusia.

“Salah satu tugas orang tua dan pendidik adalah mengajarkan anak yakni pendidikan agama, salah satu yang dilakukan oleh orang tua dalam membiasakan pendidikan agama dengan mengajarkan anak membaca dan menghafalkan Al- Quran.

Ibu dua putri ini juga menyampaikan bahwa para pengajar dan orang tua untuk terus melakukan komunikasi dengan baik dan menjadi sangat penting untuk memantau perkembangan anak, karena terkadang para orang tua sibuk dengan pekerjaan sehari-harinya sehingga perkembangan anak terkadang terabaikan.

Sekretaris Yayasan Izzatul Quran, Netty ST menyampaikan Yayasan Izzatul Qur’an baru berdiri bulan ini, namun embrionya sudah berjalan sekitar dua tahun lebih yang lebih dikenal dengan Madrasah Qur’ani Nunukan telah melaksanakan beberapa kegiatan pendidikan atau pembinaan Islam, melalui pembelajaran Al Qur’an. Pertama yaitu BBQ khusus Dewasa yang telah diikuti sekitar 1000 masyarakat Nunukan hingga sebatik, Taqwa bina baca Al Qur’an untuk anak2 yang telah diikuti sekitar 300 pelajar usia TK hingga SMP selain itu juga membina anak-anak rohani islam (rohis) ditingkat SMA, kelas Bahasa Arab Berbakti, Terjemah Al Qur’an.

Disampaikan, Program TAUD SAQU Al Izzah ini merupakan yang pertama kalinya di Kaltara, dan telah berdiri lebih dari 100 cabang di berbagai tempat di Indonesia hingga di Malaysia hingga Australia. Program ini berjalan atas kerja sama Yayasan ‘Izzatul Qur’an Nunukan dengan Yayasan Islamic Center Wadi Mubarak Bogor, yang telah dikenal sebagai pusat pendidikan Al Qur’an di Indonesia. 

“Meskipun dengan kesederhanaan dan keterbatasan sekolah yang kami miliki saat ini, tidak menjadi hambatan untuk tetap menuntut ilmu karena keberhasilan utama pendidikan tidak sekedar dinilai karena ruang atau bangkunya, tapi adanya interaksi ilmu dan adab dari guru terhadap murid. Jiwa murid dan guru yang saling ikhlas dan bersemangat dalam belajar dan mengajar, menjadi kunci keberhasilan diterimanya ilmu, terlebih ilmu yang bersumber dan dihafal dari Al Qur’an,” ungkap Netty.

Netty menambahkan Yayasan izzatul Quran Nunukan founding mother nya yaitu Ustadz Bambang Galih setiawan SPd, Ustadzah Wardah dan Ustdazah Netti ST berawal dari hanya sebuah gerakan pemberantasan buta aksara dlm membaca alquran dgn sebuah organisasi dgn nama Madrasah Qurani Nunukan. 

“Dulunya selama dua tahun berjalan di gedung veteran eks. Gedung bioskop Lama, berkat dukungan dan support dari masyarakat dan jamaah sehingga dapat menggunakan gedung ini,” ungkapnya mengakhiri. (Humas)

Gelar Pertemuan Rutin, Persit Kartika Chandra Kirana Kodim 1407 Bone Hadirkan Dosen Fakultas IAIN

Bone (Sulsel)- Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXV Kodim 1407/Bone Koorcab Rem 141 PD XIV / Hasanuddin, gelar pertemuan anggota di Aula Tauwarani Kodim 1407/Bone, Jumat 12/07/2019.

Pertemuan anggota Persit hari ini dihadiri oleh Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXV Kodim 1407/Bone Ny. Prepti R Mustamin dan Dr, Sarifa Suhra S. Ag., M. Pi, Dosen Fakultas Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Watampone Pasca Serjana.

Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXV Kodim 1407/Bone, Ny. Prepti R Mustamin mengatakan bahwa, Pelaksanaan pertemuan anggota Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXV Kodim 1407/Bone, rutin dilaksanakan hampir disetiap bulannya dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada seluruh anggota Persit guna kebersamaan.

Selain itu juga kegiatan ini sebagai ajang silaturahmi kepada seluruh anggota persit Kodim 1407/Bone, diharapkan dapat saling mengenal lebih dekat satu sama lain sehingga dapat tercipta rasa persaudaraan yang kuat.

ketua Persit juga mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada Dr, Sarifa Suhra S. Ag, M. Pi. “atas waktu dan kehadirannya untuk memberikan pencerahan kepada kami, untuk itu saya meminta kepada seluruh anggota Persit agar menyimak dengan baik apa yang disampaikan oleh pemateri atau pencarama,” Katanya.

Dosen Fakultas Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Watampone, Dr. Sarifa Suhra S. Ag, M. Pi, Dia memberikan ceramah agama didepan para anggota persit Kodim Bone, tentang bagaimana cara membina anak-anak yang benar dan kesiapan para orang tua mengantar kesuksesan anak-anaknya kedepan menempuh pendidikan lebih tinggi, dengan momen ini sangat cocok dan baik dilaksanakan karena waktu jelang memasuki Tahun ajaran baru.
“Untuk membina anak yang baik dan benar dan mendukung apa yang menjadi cita cita dan pilihan anak yang sesuai pilihan orang tua, artinya kita sebagai orang tua tidak bisa terlalu memaksakan pilihan anak kita, tetapi marila kita support kepada anak kita apa yang menjadi plihannya menuju kesuksesan anak itu sendiri,”ujar Dr, Sarifa Suhara S. Ag, M. Pi. (Irwan N Raju).

Ponpes Darul Ulum Padang Magek Dikunjungi Mahasiswa UKM

Tanah Datar (Nasional) – Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum Padang Magek, Sumatera Barat, mendapat kehormatan dikunjungi mahasiswa dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Kunjungan 16 orang rombongan Mahasiswa Fakulti Sains Kesehatan UKM, ke Ponpes Darul Ulum Padang Magek pada Kamis, 11 Juli 2019 kemarin itu memberi kesan yang amat baik bagi kedua belah pihak. Mereka saling berbagi cerita hingga terjalin persaudaraan.

Demikian antara lain disampaikan Drs. H. Syahyuti Abbas, salah seorang Pimpinan Ponpes Darul Ulum, yang terletak di Padang Magek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, usai acara pertemuan dengan rombongan dari UKM tersebut. “Pertemuan kedua belah pihak sangat penting dan bermakna bagi keduanya, salin berbagi pengalaman hingga terjalin silahturahmi dan persaudaraan,” kata Syahyuti Abbas.

Hadir pada acara kunjungan itu, Syahyuti Abbas didampingi Guru Kepala Pondok Tuanku Jakfar Imam Mudo dan Ketua Yayasan Darul Hafazah Mandiri yang menawungi pondok Bakhtiar Datuk Murun serta beberapa pengurus lainnya. Hampir seluruh santri yang sedang mondok di Ponpes Darul Ulum hadir juga dalam pertemua dengan mahasiswa dari negeri jiran ini.

Menurut Syahyuti, kunjungan Mahasiswa UKM itu merupakan pertama kali ke Darul Ulum. Mereka selain bersilaturrahmi, juga memberi tip ilmu kesehatan kepada santri dan masyarakat sekitar. Pihaknya merasa bangga dan senang menerima kunjungan ini.

Sementara itu, mahasiswa UKM juga merasa bahagia disambut di Darul Ulum. “Kedatangan kami berkunjung dalam setengah hari ini adalah dalam rangka melancarkan studi. Kami harus punya rekan untuk berbagi ilmu. Kami merasa senang atas sambutan keluarga besar Darul Ulum,” kata Soraya, salah seorang dari rombongan mahasiswa UKM itu.

Dia juga mengatakan jika nanti ada kesempatan, akan berkunjung kembali ke Ponpes Darul Ulum. “Pada lain kesempatan, kami ingin berkunjung lagi ke sini,” imbuh Soraya.

Dalam acara kedatangan mahasiswa UKM ke Ponpes kemarin, selain pengurus dan santri Pondok Pesantren, mereka juga disambut oleh masyarakat sekitar. (RFD/Red)

Ayo Ramai-Ramai Cegah Stunting, Orang Tua Cuek Anak Terancam Stunting

Nunukan (Kaltara)- Stunting, kata ini begitu familiar di telinga kita akhir – akhir ini. Pada saat debat Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) Tahun 2019 baru – baru ini, kata stunting bahkan sempat viral karena menjadi salah satu topik yang diperdebatkan.

Persoalan stunting dianggap sebagai persoalan lintas sektoral, dan bahkan sampai harus melibatkan 13 kementerian. Jumlah balita dan anak yang terkena stunting khusus di wilayah Kabupaten Nunukan juga tidak boleh disepelekan.

Berdasarkan hasil pendataan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, data penderita stunting yang sudah disusun berdasarkan nama dan alamat (by name by address) mencapai angka 28 persen, dimana penderita terbanyak berada di Kecamatan Lumbis dan Lumbis Ogong.

Sebetulnya apa itu stunting ? Stunting menurut Selamat Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak yang terjadi dalam waktu lama, dimulai sejak 1000 hari pertama kehidupan, atau dimulai sejak ibu hamil. Sehingga secara fisik anak yang terkena stunting tinggi badannya lebih pendek daripada anak – anak normal seusianya atau tidak memenuhi standar WHO.

Jika seorang anak menderita stunting sampai pada usia 2 tahun, maka hal itu akan permanen dan ikut mempengaruhi tingkat kecerdasanya. “Karena 70 persen organ tumbuh kembang anak sudah terbentuk, sedangkan di sisa usia selanjutnya hanya sekitar 30 persen. Sehingga kepada anak yang sudah terkena stunting, langkah yang bisa dilakukan adalah mengurangi dampaknya,” tambahnya.

Berdasarkan identifikasi, stunting di wilayah Kabupaten Nunukan disebabkan tingkat konsumsi yang rendah dan infeksi berbagai penyakit.

“Tingkat konsumsi ini sangat erat kaitannya dengan akses pangan, sementara infeksi penyakit disebabkan juga oleh kondisi sanitasi dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan. Pola asuh orang tua yang salah juga menjadi penyebab stunting. Mungkin orang tuanya berkecukupan, tetapi karena anaknya tidak diurus dengan baik, dan pola makannya salah juga bisa menyebabkan stunting,” kata Selamat.

Usia pernikahan, pemeriksaan kesehatan dan asupan gizi pada masa kehamilan, dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) akan sangat menentukan apakah seorang anak bisa terkena stunting atau tidak. Sehingga semestinya tidak boleh ada yang bersikap acuh, semua harus ikut mengawasi, dan memberi pemahaman tentang ancaman stunting ini kepada masyarakat, dan ikut mencegahnya.

“Gerakan pencegahan stunting harus sinergi dilakukan, mulai dari memberi pemahaman kepada masyarakat, memperbaiki sanitasi, memperbaiki akses pangan, layanan kesehatan dan lain sebagainya. Ini melibatkan semua kalangan, mulai dari OPD – OPD, camat, lurah/kades, LSM, PKK, guru, hingga para orang tua, tidak boleh ada yang cuek karena stunting akan mengancam masa depan bangsa,” ujarnya.

Saat ini Pemerintah Kabupaten Nunukan sangat serius melakukan pencegahan stunting. Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid bahkan sudah menandatangani Komitmen Percepatan dan Pencegahan Anak Stunting dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Jakarta tanggal 3 Juli 2019 lalu. Komitmen itu selanjutnya diikuti dengan penandatanganan komitmen di tingkat daerah, dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait.(HUMAS)