Dandim 1407 Bone Ingatkan Bahaya Narkoba Kepada Siswa SMAN 14 Bone

Bone – Ratusan Siswa SMAN 14 Bone mengikuti kegiatan pembekalan wawasan kebangsaan bertempat di Aula Serba Guna SMAN 14 Bone, Jln Vetran Km. 17 Kel. Tokaseng, Kec. Tellusiattinge, Kab. Bone, Rabu (31/7).

Ratusan siswa siswi yang mengikuti kegiatan pembekalan ini merupakan perwakilan dari masing-masing kelas di SMAN 14 Bone yang pada kesempatan kali ini pembekalan kepada siswa di bawakan langsung oleh Dandim 1407/Bone Letkol Inf. Mustamin.

Di hadapan seluruh Siswa Kepala Sekolah SMAN 14 Bone Bapak Drs. Mubarak, M.Pd. mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung dan mengapresiasi dengan kehadiran Bapak  Dandim yang telah meluangkan waktu di tengah-tengah keseibukannya hadir di SMAN 14 Bone untuk memberikan motivasi kepada anak didiknya.

“Terima kasih kepada Bapak Dandim di tengah-tengah kesibukannya hadir di SMAN 14 Bone, semoga kehadiran Dandim di tengah Siswa dapat memberikan motivasi dan semangat kepada kami” sambut Kepala Sekolah SMAN 14 Bone.

Kepada seluruh siswa Dandim 1407/Bone juga berpesan agar untuk tidak mengenal apalagi memakai Narkoba karena dapat menghancurkan masa depan sendiri dan keluarga. “Salah satu yang dapat merusak generasi muda kita adalah Narkoba, jadi untuk menjadi orang sukses agar kita menjauhi Narkoba dan tugas kita sebagai siswa agar fokus kepada tugas kita untuk belajar,” pungkas Dandim Bone.

“Selanjutnya saya berpesan kepada seluruh siswa agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial, jangan percaya berita hoax yang saat ini marak di Sosmed,” Pesan Dandim Bone. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Danramil 1407- 04/tellusiattinge Kapten Inf. Sulaeman. (Irwan N Raju).

Kemetrian Pendidikan Telah Membina Ribuan Anak TKI Di Sabah Dan Serawak Mulai Tingkat SD Dan SMP

NUNUKAN – (Kaltara), Selasa 30/07/2019 Kementrian pendidikan mengirim sebanyak 100 Siswa dan siswi lulusan SMP yang akan melanjudkan pendidikan tingkat SMA dan SMK di kabupaten nunukan.

Setelah lulus SMP mereka di berikan Pengarahan setelah itu diseleksi tentang jurusan yang mereka minati sesuai kemampuan.

Tahun 2019 sebanyak 150 lulusan SMP yang dibina oleh kementrian pendidikan yang ada di sabah dan serawak malaysia .

Wawancara Anshar seorang guru pengantar siswa dari malaysia ke indonesia melalui Pelabuhan nunukan “Jadi yang kami Antar saat ini adalah sekitar 100 anak siswa dan siswi diantar oleh saya sendiri ketua sabah brich kemudian ditemani oleh kordinator pendidik dari serawak pak Luki kemudian ditemani juga dengan Rekan Rekan Guru dari sabah brich.Jadi program kami ini adalah program memulangkan anak anak indonesia anak anak TKI disabah untuk kembali melanjutkan pendidikan dinegaranya”.

Khusus tahun ini sebanyak 100 anak telah kita pulangkan khusus zona kalimantan utara terbagi jadi 3 sekolah yaitu SMA Katolik santo gabriel dinunukan kemudian SMKN 1 sebatik barat dan SMK mutiara bangsa .

Jumlah secara keseluruhan dari 3 sekolah itu adalah 100 anak. Kemudian untuk zona daerah jawa sebanyak 389 anak yang sekarang ini masuk komplek perkebunan (camp) melakukan membekalan dikota kinabalu dan kemudian akan berangkat nanti pada saat tanggal 1 agustus tahun 2019.

Untuk tepatnya perdistriknya itu kami tidak ada pembagian seperti itu karna disabah ini ada 2 kantor perwakilan indonesia disabah satunya di KBRI kota kinabalu dan satunya lagi diwilayah kerja KBRI tawau meliputi daerah tawau sampai daerah lahad datu nah untuk wilayah tawau sampai lahad datu itu sendiri sangat bervariasi nominal karna pada saat kami melakukan seleksi tidak berpatokan sama dengan distrik atau daerah atau kalau kita di indonesianya itu namanya kabupaten .

kami hanya berpatokan pada persekolah per CLC kalau di indonesia namanya smp dari semua jumlah ini ada berapa yang masuk SMA.

Jadi kami juga tidak melakukan pendataan berapa untuk sma berapa untuk smk yang jelasnya kami ada total untuk tahun ini secara keseluruhan jumlah peserta penerima beasiswa itu 589 anak termasuk di Johor baru ada 3 kemudian di serawak ada 12 anak, Itu semua akan bersekolah melalui jalur beasiswa.

jadi ada 3 kategori beasiswa yang pertama itu yaitu kouta nya 500 anak namanya beasiswa afirmasi pendidikan menengah khusus anak TKI kemudian namanya beasiswa yayasan yang dibiayai langsung oleh sekolah kemudianya yang terkahir adalah mandiri yaitu fasilitasi sekolah kita pengurus sabah Brich hanya memfasilitasi sekolah kemudian yang membiayai adalah orang tua. (Yuspal)

Kodim 1424/Sinjai Berikan Penyuluhan Bahaya Terorisme dan Paham Radikal Kepada Siswa MAN 2 Bulupoddo

Sinjai (Sulsel)-Satuan Tugas (Satgas) TMMD ke-105 Kodim 1424/Sinjai memberikan Sosialisasi Bahaya terorisme dan paham radikal kepada pelajar .Siswa/Siswi MAN 2 Bulupoddo serta masyarakat Bulupoddo.

Sosialiasi tersebut disampaikan langsung oleh Dandim 1424/Sinjai Letkol Inf Oo Sahrojat, S.Ag., M.Tr (Han) selaku Dansatgas TMMD 105 Kodim 1424/Sinjai yang di ikuti puluhan pelajar disekolah tersebut.

“Hal ini sebagai upaya pencegahan yang kita berikan kepada para pelajar agar mereka memahami dampak dan akibat tindakan terorisme yang dapat menggangu stabilitas keamanan negara,” kata Dansatgas.

Menurutnya, Terorisme merupakan serangan yang terkoordinasi yang bertujuan untuk menimbulkan teror atau perasaan takut dan menimbulkan korban dengan melakukan hal-hal yang membahayakan seperti ISIS.

“Seiring dengan kemajuan jaman, perkembangan radikalisme dan terorisme mengikuti pesatnya kemajuan teknologi. Sehingga jangkauannya mampu menembus lintas-lintas teritorial,” katanya.

Letkol Inf Oo Sahrojat menambahkan, bahaya Terorisme dan radikalisme keduanya sama-sama menggunakan kekerasan, tindakan yang ekstrim serta berusaha untuk mengubah keadaan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dengan cara yang cepat.

“Ini masih merupakan persoalan yang serius. Maka melalui sosialisasi ini dapat memutus mata rantai dari sel-sel jaringan terorisme yang perlu di hancurkan,” katanya.

“Ideologi komunis ini masuk dari berbagai lini, mulai dari pada ormas, hingga pada lembaga negara,” jelasnya

Hal lainya, kata Dansatgas, TNI & Masyarakat harus bersinergitas dalam mempertahankan keutuhan NKRI.(Irwan N Raju)

Profil Desa Lumbewe, Terbentuk Dari Rentetan Sejarah Yang Panjang

Oleh : Mustamin

SEJARAH DESA

Lutim – Desa Lumbewe merupakan salah satu Desa dari 18 (lima belas) Desa yang ada di Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur. Desa Lumbewe terdiri atas 3 (Tiga) Dusun yaitu Dusun Lumbewe, Dusun Pao Bali, Dusun Bambalu. Desa Lumbewe adalh Desa yang terletak pada daerah Dataran Tinggi terbentang pada jalan poros provinsi di wilayah Kecamatan Burau, berikut gambaran tentang sejarah terbentuknya Desa Lumbewe.

Periode Sebelum Tahun 1945

Pada awalnya wilayah Lumbewe adalah merupakan salah satu wilayah yang dihuni oleh sekelompok  masyarakat yang dipimpin oleh seorang Pemimpin yang bergelar Balailo, masa ini berlangsung selama ± 2 (dua) generasi yakni Balailo Lumbewe I dan II, kemudian  pada saat kepemimpihan Balailo II (sekitar tahun 1.870an) dibangunlah “Benteng Bambalu” yang terletak di sekitar wilayah Bambalu tua (Sebelah Selatan Dusun Tembo’e Desa Burau), sebagai tempat pertahanan untuk mengantisipasi masuknya pasukan Kolonial Belanda (VOC).

pada saat Pembangunan Benteng ini terjadi kesalah pahaman antara Balailo II dengan salah seorang saudaranya yang bernama “Maruangin” sehingga Maruangin pindah ke wilayah disekitar sungai Senggeni dan membangun sebuah benteng di wilayah tersebut yang sekarang terkenal dengan nama “Benteng Jalajja”

Di dalam benteng inilah “Maruangi” tinggal dengan membangun sebuah tempat tinggal yang disebut “Salassa” yang merupakan cikal bakal munculnya nama “Jalajja”, Ditempat inilah “Maruangi” melanjutkan kepemimpinan Balailo dan bergelar sebagai “Balailo III”. Atau yang lebih dikenal dengan nama “Ambe Ma’a”

Kemudian setelah Pasukan (VOC) memasuki wilayah ini  melalui pantai Mabonta (sekitar tahun 1900), maka benteng ini yang menjadi sasaran untama untuk dilumpuhkan, kemudian setelah (VOC) melumpuhkan dan menguasai benteng, maka Ambe Ma’a ditangkap dan diasingkan, lalu pasukan belanda menguasai wilayah ini dan menghapus system pemerintahan Balailo, namun untuk menarik simpati masyarakat kemudian Pasukan Kolonial Belanda menggantikan system pemerintahan dengan suatu sistem Pemerintahan yang lebih modern dan mengangkat salah seorang yang ditokohkan didaerah ini dari rumpun keluarga Balailo dengan jabatan “Kepala Kampung” yaitu Bapak “Ambe’na Paera” dan sistem Pemerintahan inilah yang terus berlangsung di daerah ini sampai pada masa pendudukan Pasukan Jepang, Pada saat pendudukan Pasukan Jepang, system Pemerintahan ini terus dipertahankan dan tetap jabatan tersebut dipegang oleh Ambe’na Paera hingga masa kemerdikaan Republik Indonesia (1945).

Periode setelah Proklamasi  17 Agustus 1945 

Sejak Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 kondisi wilayah ini cukup aman sampai pada masa pergolakan beberapa kelompok masyarakat yang terbentuk dalam beberapa Kesatuan bersenjata, seperti DI-TII, Permesta, GPST, dll.

Oleh karena seringnya terjadi kontak senjata antara beberapa kelompok tersebut dan juga dengan Pasukan TNI, maka untuk alasan keselamatan jiwa mereka, masyarakat yang ada diwilayah ini meninggalkan kampung dan hidup didaerah hutan secara berkelompok-kelompok.

kemudian setelah melewati beberapa pergolakan dan akhirnya pada sekitar tahun 1961 situasi keamanan di daerah ini mulai kondusif, maka masyarakat mulai kembali menata kehidupan di daerah ini dan pada akhir  tahun 1962 terbentuklah Pemerintahan  Desa yang disebut dengan Pemerintahan gaya baru (SOB) di Desa Lumbewe dan yang menjadi Kepala Desa Lumbewe pada saat itu adalah saudara “ELIUS TEREKE”. Dengan Ibukota Kecamatan Wotu.

Pada tahun 1967

Setelah memasuki Pemerintahan dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka terjadilah pembentukan nama desa “Jalajja” yang bersumber dari kata “Salassa” dan wilayahya meliputi wilayah Lumbewe dan dilakukan pemilihan kepala Desa untuk pertama kalinya sedangkan yang menjadi Calon Kepala desa adalah :

Andi Mappasabbi;Amir Mahmud;Mundi, danYudas

Dan yang terpilih pada saat itu sebagai Kepala Desa adalah : “Andi Mappasabbi”

Periode Tahun 1993

Pada tahun 1993 dimekarkanlah Desa Lumbewe dari desa Jalajja dengan Surat Keputusan Bupati Luwu, Nomor 360/IV/1993 yang ditandatangani Bupati Luwu “MD.DJAMPU” dengan status “Desa Persiapan” dan yang menjadi Kepala Desa adalah saudara” H.Baso Opo To Cinde” dan saudara Ibrahim sebagai Sekretaris Desa dengan wilayah yang dbagi mejadi 3 dusun yaitu:

Dusun Bambalu yang dikepalai oleh saudara “Hamu”Dusun Lumbewe dikepalai oleh saudara “Daniel Tariapa”, kemudian setelah beliau meninggal pada tahun 2004 digantikan oleh Bapak “Sudu Tadalangingi” dan setelah beliau meninggal pada tahun 2010 lalu digantikan oleh “Ekeng Launja”Dusun Paobali dikepalai oleh saudara “Andi Parenringi”, kemudian setelah beliau meninggal pada tahun 2005 digantikan oleh saudara “Karappe”

Periode Tahun 1997    

Desa Persiapan Lumbewe menjadi Desa Defenitif dan dan ditunjuk Saudara H. Baso Opu To Cinde sebagai Pelaksana tugas Kepala Desa.

Tahun 2001,

Dilakukan Pemilihan Kepala Desa untuk pertama kalinya di Desa Lumbewe dan saudara H. Baso Opu To Cinde terpilih sebagai Kepala Desa dengan masa jabatan 8 tahun (2001-2009)

Tahun 2009        

Dilakukan Pemilihan Kepala Desa untuk Ke Dua kalinya di Desa Lumbewe dan saudara “Nahris” terpilih sebagai Kepala Desa untuk priode masa jabatan 6 tahun (2009-2015)

Tahun 2013        

Oleh karena pada Pemilihan Umum Legislatif pada tanggal 9 April 2014 saudara “Nahris” mendaftarkan diri sebagai calon Anggota Legislatif pada Partai Golkar, sehingga pada tanggal 12 Desember 2013 dilakukan pemilihan Kepala desa dan terpilih sdr “HM. Bintang Aras, S.AN” sebagai Kepala Desa untuk periode 2014 – 2019

Keadaan Umum pemerintah Desa

Batas Wilayah

–  Sebelah Barat Berbatasan Dengan Desa Jalajja

–  Sebelah Timur Berbatasan Dengan Desa Burau.

–  Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Burau Pantai

–  Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Batu Putih.

Luas Wilayah Desa Lumbewe 17.55 Km2, yang terdiri areal   persawaan, perkebunan, dan sisimya adalah wilayah pemukiman penduduk.

Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk Penduduk Desa Lumbewe terdiri atas 639 KK dengan jumlah penduduk 2.923 Jiwa

Mata Pencaharian

Penduduk Desa Lumbewe sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai Petani, Wirausaha, Karyawan, ada juga yang bekerja sebagai pegawai Negeri Sipil, berikut perbandingan persentase jenis mata pencaharian penduduk Desa Lumbewe :     Petani (94,5%), Wirausaha(1,3%), Pegawai Negeri Sipil (1,7%) dan Karyawan (2,5%)

Melalui Visi dan Misi Desa Lumbewe, Sesuai dengan kaidah perundang-undangan bahwa RKP Desa harus selaras dengan RPJM Desa, maka RKP Desa Lumbewe Tahun 2017 disusun dengan memperhatikan Visi dan Misi Desa Lumbewe yang tertuang dalam RPJM Desa Lumbewe Tahun 2017, sebagai dasar dalam pelaksanaan pembangunan Desa Lumbewe, yaitu :

“LUMBEWE YANG MAJU, AMAN, DAN BERKEMBANG DALAM BINGKAI KERAGAMAN”

Visi-Misi Desa Lumbewe di samping merupakan visi-misi Kepala Desa terpilih, juga diintegrasikan dengan keinginan bersama masyarakat desa, dimana proses penyusunannya dilakukan secara partisipatif mulai dari tingkat dusun sampai di tingkat desa dalam arti bahwa dalam melaksanakan pembangunan di desa baik pembangunan fisik Maupun non fisik sudah tertuang di dalam Visi dan Misi ini.

Nurlaela Bahagia Bisa Kembali Bersekolah

Nunukan (Kaltara)-Akhirnya Nurlaela cucu Nenek Saleha bisa kembali bersekolah, berkat bantuan dari Patroli peduli yang diprogramkan Kapolres Nunukan, AKBP Teguh Triwantoro, SIK, MH.

Pagi tadi, Selasa (23/7/19) personil Polsek KSKP kembali mengunjungi rumah Nenek Saleha di Jalan Pesantren RT. 14 kelurahan Nunukan Timur untuk mengantar Nurlaela ke Sekolah SMP Al Ikhlas.

“Terima kasih sebesar-besarnya atas kemurahan hati bapak Kapolres Nunukan, sehingga cucu saya Nurlaela bisa bersekolah lagi, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan keselamatan dan kemudahan dalam melaksanakan tugas diperbatasan Kabupaten Nunukan,” ujar Nenek Saleha. (Humas/Red)