Jalin Erat Silaturahmi Antar Wartawan di Hari Pers Nasional, SIWO PWI Nunukan Gelar Domino Exhibition Match

NUNUKAN – Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Nunukan menyelenggarakan Domino Exebition Match (DEM) dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional 9 Februari 2024.

Lomba eksebisi domino ini digelar di Sekretariat PWI Nunukan, Jl. Ahmad Yani, RT. 007, Kelurahan Nunukan Tengah, pesertanya hanya untuk para wartawan, khususnya anggota PWI se-Kabupaten Nunukan. Lomba ini juga disponsori langsung oleh SIWO PWI Nunukan secara mandiri.

Ketua SIWO PWI Nunukan, Alamsyah mengatakan DEM ini digelar untuk mempererat tali silaturahmi antara para wartawan di Nunukan.

“Dalam rangka merayakan HPN2024, salah satu cara yang akseptabel yakni mempererat tali silaturahmi, nah, DEM ini menjadi cara yang kita pilih untuk memperekat silaturahmi sesama anggota PWI,” terang Alamsyah.

Sebelumnya PWI Nunukan sendiri sudah melaksanakan Lomba untuk kalangan selain wartawan di HPN2024 ini yakni lomba Karya Tulis Opini. Pesertanya para Siswa/i SMA/sederajat se-Kabupaten Nunukan.

Ketua PWI Nunukan, Taslee menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu langkah dari PWI Nunukan untuk menarik minat menulis utamanya generasi Z. Ternyata minat Siswa/i kalangan SMA/Sederajat cukup bergairah, hal ini dibuktikan dari kiriman karya tulis melalui email PWI Nunukan yang membeludak dari yang diperkirakan.

“Bahkan kalangan Siswa/i SMP juga banyak yang berharap lomba ini dibuka untuk mereka. Begitu pula dengan yang kategori mahasiswa dan umum,” ucap Taslee.

Taslee juga mengatakan, dengan tingginya antusias kalangan SMP/SMA/Mahasiswa & Umum, maka kedepannya tidak menutup kemungkinan PWI Nunukan akan menggelar lomba karya tulis untuk semua kategori.

“Terselenggaranya DEM Internal dan Lomba Karya Tulis ini tentu akan jadi bahan evaluasi kita, ketika memang memungkinkan untuk kita buat dalam kemasan yang bergengsi baik diinternal untuk DEM maupun semua kategori untuk Karya Tulis pasti akan kita gelar,” tuntas Taslee.

(pwinunukan)

Putri Maulidha Nur Fadhilah Juarai Lomba Karya Tulis Garapan PWI Nunukan

NUNUKAN – Lomba karya tulis dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2024 yang digagas oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Nunukan bersama Bankaltimtara Cabang Nunukan akhirnya sukses dilaksanakan.

Tiga karya tulis berjenis opini dengan tema ‘Digitalisasi dan Ekonomi Kreatif di Wilayah Perbatasan’ berhasil keluar sebagai terbaik dari yang terbaik pada ajang perdana PWI Nunukan tersebut.

Koordinator Dewan Juri, Adharsyah menyampaikan ada beberapa catatan yang menjadi poin dalam penilaiannya tersebut, di mana kesesuaian tulisan opini dengan tema yang diangkat dan pemenuhan kaidah-kaidah dasar dalam penulisan opini.

“Total ada 25 karya tulis yang masuk dalam meja penilaian kami dan dari beberapa tulisan itu ada yang masih belum memahami penempatan tanda baca seperti koma dan titik dalam tulisan. Bahkan, ada tulisan yang justru tidak ada paragrafnya sama sekali,” ujar Adharsyah, Jumat (9/2/2024).

Kendati begitu, Adharsyah mengaku cukup terkejut dengan antusias para pelajar tingkat SMA/sederajat dalam mengikuti lomba tersebut. Hal ini bahkan dibuktikan dengan berpartisipasinya pelajar dari Dataran Tinggi Krayan yang mengirimkan karya tulisnya kepada panitia lomba.

“Semua tulisan yang masuk ke meja penjurian jujur saja harus kami apresiasi semua. Karena hingga hari terakhir saja masih banyak yang ingin mengirimkan karya tulisnya hanya saja memang waktunya sudah kita sepakati ditutup. Tapi diluar keterbatasan kita juga, kami begitu bangga karena antusias generasi muda kita saat ini,” ungkap Wakil Ketua Bidang Pendidikan di PWI Nunukan tersebut.

Sementara itu, berdasarkan hasil penjurian oleh tiga dewan juri yang keputusannya tidak dapat diganggu gugat tersebut, menempatkan Putri Maulidha Nur Fadhilah sebagai juara pertama dengan perolehan nilai sebanyak 265, disusul Reva Nazla Hoseky dengan nilai 258 dan juara tiga diberikan kepada peserta asal Dataran Tinggi Krayan Sandra Lala Daring dengan nilai 245.

Menurut Adharsyah, keluarnya nama Putri Maulidha Nur Fadhilah sebagai juara pertama mengingat tulisan yang dikirimkan cukup tertata dengan baik, kemudian yang bersangkutan dapat memberikan solusi dari opini yang ada.

“Menurut kami tulisan ini sangat bagus sekali, bagaimana dia mengulik sebuah persoalan namun dia juga memberikan solusi dari opininya tersebut, jadi wajar ketika kami memberikan nilai tertinggi untuk tulisan dari ananda Putri,” bebernya.

Terpisah, Ketua PWI Nunukan Taslee menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu langkah dari PWI Nunukan untuk menarik minat menulis generasi Z saat ini dan tidak menutup kemungkinan kedepan PWI Nunukan akan menggelar lomba karya tulis untuk kategori umum.

“Pelaksanaan ini tentu akan jadi bahan evaluasi kami juga, ketika memang memungkinkan untuk kita buat untuk kategori umum pasti akan kami laksanakan,” ucap Taslee.

Ditambahkan, dirinya juga ingin mengapresiasi segenap pengurus dan panitia pelaksana serta pihak Bankaltimtara selaku sponsorship yang telah ikut mensukeskan acara ini dalam upaya mewarnai HPN 2024 di wilayah perbatasan.

“Hubungan baik antara PWI dan Bankaltimtara semoga terus terjalin, sehingga kolaborasi baik kedepan bisa terus kita laksanakan,” pungkasnya.

(pwinnk)

Puluhan Karya Tulis Masuk Meja Panitia, Siswa Krayan Berpartisipasi

NUNUKAN – Lomba karya tulis berjenis opini dengan tema Digitalisasi dan Ekonomi Kreatif di Wilayah Perbatasan memasuki hari terakhir. Puluhan karya tulis peserta telah masuk ke meja panitia sejak 1 Februari lalu hingga Rabu (7/2/2024) siang ini.

Lomba karya tulis dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2024 besutan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Nunukan bersama Bankaltimtara Cabang Nunukan ini, mendapat respon yang cukup hangat dari berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat di Kabupaten Nunukan.

Ketua Panitia Lomba Febrianus Felis mengatakan, siswa-siswi peserta berasal dari sekolah-sekolah di wilayah Nunukan, Sebatik hingga Krayan. Panitia saat ini sedang merangkum seluruh karya tulis yang masuk untuk mengikuti penilaian dewan juri pada Kamis (8/2/2024) pagi.

“Partisipasi peserta pada lomba karya tulis kali ini cukup mengejutkan. Tentu kami mengapresiasi seluruh karya adik-adik SMA sederajat yang telah masuk meja panitia,” ungkap Felis yang juga menjabat Wakil Ketua Bidang Cyber dan Digital di PWI Nunukan.

Sementara itu, Salma Amin, salah seorang dewan juri menambahkan, karya tulis peserta masih akan diterima sampai pukul 18.00 Wita hari ini. Secara garis beras dirinya menilai, minat menulis di kalangan peserta didik jenjang SMA di Kabupaten Nunukan cukup menggembirakan.

“Peserta-peserta lomba karya tulis ini membuktikan minat menulis di kalangan siswa-siswi SMA cukup menggembirakan. Semoga semangat ini dapat terus dirawat dan dikembangkan di lingkungan sekolah,” harap Salma.

Pengumuman pemenang lomba karya tulis akan dilaksanakan, Jumat (9/2/2024) di Radio Republik Indonesia (RRI) Nunukan. Momentum ini bertepatan dengan peringatan HPN 2024 yang mengusung tema, Mengawal Transisi Kepemimpinan Nasional dan Keutuhan Bangsa.

(pwinunukan)

Hari Pers Nasional : Menteri Pendidikan akan Buka Sekolah Jurnalisme Indonesia

BANDUNG – Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) versi baru yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat secara resmi akan dibuka oleh Manteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Nadiem Makarim, Selasa (6/2/2024) di Bandung, Jawa Barat.

Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch. Bangun, Sekretaris Janderal PWI
Sayid Iskandar dan PJ Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin bersama sejumlah perwakilan perguruan tinggi ternama di Bandung akan turut hadir dalam pembukaan SJI perdana.

Penyelenggaraan SJI akan berlangsung di Aula PWI Provinsi Jawa Barat, di Jalan Wartawan II, Bandung.

SJI didesain sebagai sekolah keliling (mobile school), untuk mendekatkan sekolah dengan para wartawan yang membutuhkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan baru di bidang jurnalisme.

“SJI memperkuat kemampuan kerja wartawan era 4.0. Untuk itu SJI menyiapkan paket silabus baru dengan materi kekinian,” kata Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat Mohammad Nasir, menjelang rapat persiapan pembukaan SJI di Gedung PWI Jabar, Senin (5/2) sore.

Ikut hadir dalam rapat persiapan tersebut antara lain Ketua Komisi Pendidikan dan Pelatihan PWI Pusat Marah Sakti Siregar, Direktur SJI Ahmed Kurnia Soeriawidjaja dan wakilnya, Iman Handiman, pengajar SJI Dr Zarmansyah, dan Ketua PWI Provinsi Jawa Barat H. Hilman Hidayat beserta jajaran pengurus.

Sementara itu, para siswa SJI dari berbagai kota/kabupaten di Jawa Barat Senin sore mulai berdatangan. Mereka adalah para wartawan hasil seleksi panitia penerimaan siswa SJI.

“Mereka yang mendapat kesempatan belajar di SJI diharapkan bisa menularkan pengetahuan dan keterampilan jurnalisme terkini pada wartawan lain. Ini penting,” kata Hilman Hidayat dalam rapat persiapan sebelumnya bersama pengurus PWI, antara lain Tantan Sulthon B, Dedy Suhaeri, Roberto Arieza Martin Purba, Ati Suprihatin, Ari, Wawan Ruswana, dan Satriya Graha.

SJI akan digelar selama lima hari di
Bandung dan diikuti 30 siswa wartawan jenjang Muda.
Dan, pelatihan SJI berikutnya akan digelar setidaknya sebulan sekali di pelbagai kantor PWI Provinsi di seluruh Indonesia. Setelah di Bandung, pelatihan SJI berikutnya di kantor PWI Lampung.

SJI versi baru diluncurkan dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari 2024. “Proses belajar-mengajar di SJI akan menekankan prinsip learning by doing,” kata Mohammad Nasir.

Para pengajar yang memberikan materi dalam SJI, tambah Nasir, juga para wartawan senior yang berpengalaman dan memiliki kemampuan mengajar yang mumpuni. Tak hanya itu, para pengajar SJI juga diperkuat oleh akademisi dari berbagai perguruan tinggi.

SJI yang didirikan oleh PWI Pusat, sempat terhenti dalam enam tahun terakhir. Tetapi karena pentingnya pendidikan tambahan untuk wartawan di era serba internet, Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun mengaktifkan kembali SJI dengan materi pelajaran yang disesuaikan perkembangan teknologi terkini.

Sementara itu Direktur SJI, Ahmed Kurnia, menambahkan bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan nantinya peserta didik dibekali dengan materi critical thinking, integritas, liputan multi tasking yang berkait dengan penggunaan teknologi terkini, dan wawasan kebangsaan yang menjadi ciri khas wartawan anggota PWI.

(*)

Mitra Binaan Pertamina EP Tarakan Gelar Pelatihan Produksi Batik Ramah Lingkungan di Lapas Nunukan

NUNUKAN – Dalam rangka Pelaksanaan Kegiatan Program Pemberdayaan Kelompok Marginal berbasis Lingkungan Tahun 2024, Pertamina EP Tarakan Field melaksanakan kegiatan Pelatihan Produksi Batik Ramah Lingkungan oleh Mitra Binaan Pertamina EP Tarakan di Lapas Nunukan, Kamis (01/02/2024).

Bertempat di Cafe Lapas Nunukan yang dikelola secara langsung oleh Warga binaan, hadir dalam kegiatan PJS Tarakan field manager Pak Rahmat dan 2 orang Staff serta kang Sony sebagai tutor dalam pelatihan pembuatan Batik Ramah Lingkungan.

 

Kegiatan pelatihan Produksi Batik Ramah Lingkungan dibuka secara langsung oleh Kalapas Nunukan Puang Dirham yang mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin dengan Pertamina EP Tarakan selama ini.

“Saya mewakili Lapas Nunukan mengucapkan banyak terimakasih kepada Pertamina EP Tarakan atas program yang telah berjalan di Lapas Nunukan. Harapannya pelatihan produksi Batik Ramah Lingkungan ini akan bermanfaat bagi kami dan warga binaan untuk mengembangkan dan menambah nilai jual batik karya Warga binaan Lapas Nunukan,” tuturnya.

Materi selanjutnya disampaikan oleh Pak Rahmat sebagai PJS Tarakan field manager memberikan beberapa materi kepada warga binaan tentang penggunaan produk plastik yang aman demi membangun masa depan yang berkelanjutan.

Kegiatan inti kemudian disampaikan oleh kang Sony yang mengapresiasi apa yang telah dilaksanakan di Lapas Nunukan.

“Saya melihat batik buatan lapas Nunukan sudah sangat bagus dengan cetakan yang halus dan sudah memiliki nilai jual yang siap dipasarkan. Disini kita akan belajar menambah nilai jual dari batik yang sudah kalian ciptakan salah satunya melalui batik ramah lingkungan.

“Batik ramah lingkungan sendiri merupakan batik dengan meniadakan atau mengurangi penggunaan bahan kimia seperti pewarnaan dan segala macamnya salah satunya dengan menggunakan pewarna dari buah/ tumbuhan, atau menciptakan cetakan dari bahan bekas,” ungkap kang Sony.

 

Adapun pelatihan sendiri berjalan hingga sore hari serta peserta antusias mengikuti setiap teknik dan cara yang di ajarkan oleh kang Sony.

(*Nam)