Wedding Market Festival dan Festival Tari Kreasi Nusantara Resmi ditutup

NUNUKAN- Wedding Market Festival dan Festival tari Kreasi Nusantara Dalam Rangka HUT Kabupaten Nunukan ke 25 Tahun Resmi ditutup Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Parawisata Abdul Halid yang mewakili Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid yang bertempat di Gedung Olahraga( GOR) Sungai Sembilan Nunukan, Minggu ( 02/05/2024).

Sambutan Bupati yang dibacakan langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Abdul Halid Atas Nama pemerintah daerah sangat berterima kasih kepada pihak penyelenggara serta semua pihak yang berkontribusi dalam menyelenggarakan kegiatan ini, tanpa kerja keras dan kerjasama dari panitia, sponsor dan semua pihak terkait lainnya acara ini tidak akan mungkin berjalan dengan sukses dan lancar.

“Pemerintah juga berterima kasih kepada seluruh masyarakat kabupaten Nunukan telah bersama-sama menjaga dan mensukseskan acara ini. Wedding market festival dan festival tari kreasi nusantara yang kita laksanakan ini memiliki makna yang penting, terutama dalam rangka menjaga dan melestarikan nilai-nilai seni, dan budaya yang ada di kabupaten Nunukan”, ujarnya.

Malam ini sudah tiba di penghujung kegiatan, kepada para pemenang Bupati mengucapkan selamat atas prestasi yang telah kalian capai, diharapkan tidak hanya berpuas hati sampai di sini saja, tapi ke depannya para peserta bisa terus mengasah kemampuannya untuk meraih prestasi yang lebih tinggi.

“Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintah daerah, pihak swasta, akademisi, pelaku usaha, pelaku seni budaya, hingga elemen masyarakat, untuk saling bersinergi dan berkolaborasi dalam mengembangkan kebudayaan dan parawisata di Kabupaten Nunukan demi mewujudkan Nunukan makin maju dan sejahtera”, tambahnya.

Bupati berharap kegiatan seperti ini bisa rutin diadakan setiap tahun, sehingga nantinya dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat terhadap kehidupan masyarakat terutamanya peningkatan perekonomian, maka mau tidak mau pilar-pilar seperti pemerintah, pengusaha, akademisi, media massa dan masyarakat nantinya dapat memberikan kontribusi positif terhadap pelaksanaan festival.

(PROKOMPIM)

Kafilah Nunukan pada MTQ IX Tingkat Provinsi Kaltara tahun 2024 di Kabupaten Tana Tidung Ikuti Persiapan dan Pemantapan

NUNUKAN – Dalam Rangka persiapan mengikuti Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Provinsi Kalimantan Utara Ke-IX dan MTQ-Mualaf ke IV di Kabupaten Tana Tidung pada bulan Juni tahun 2024, Bupati Nunukan diwakili Kabag Kesra Setda Kab. Nunukan H. khairil Membuka Kegiatan Training Center (TC) peserta MTQ utusan Kafilah Kabupaten Nunukan, pembukaan TC ini dilaksanakan di Mesjid Hidayaturrahman Islamic Center Nunukan, Minggu (02/06).

Training Center TC ini dilaksanakan mulai tanggal 02 hingga 09 Juni 2024, Dengan mengambil Tema “Mewujudkan Generasi Qur’ani yang Berprestasi dan Berakhlak Mulia” Pelaksanaan training Center MTQ IX dan MTQ mualaf IV ini diikuti oleh seluruh peserta yang mendapatkan juara I dan II pada MTQ kabupaten tahun 2024, dalam rangka pembinaan pemantapan dan penetapan kafilah Nunukan yang akan mewakili pada MTQ IX dan MTQ Mualaf IV tingkat provinsi kaltara tahun 2024.

Peserta yang mengikuti Training Center sebanyak 114, yang terdiri dari 96 peserta TC MTQ IX, dan peserta MTQ IV Mualaf 18 orang, yang menghadirkan 9 orang pelatih, dari Jakarta 1 orang Pelatih cabang Kaligrafi, 1 orang Pelatih dari Bima NTB cabang Tilawah, dan 7 orang Pelatih dari Kabupaten Nunukan.

Dalam sambutan tertulis Bupati Nunukan, yang diwakili Kabag Kesra Kab. Nunukan mengatakan kafilah Kabupaten Nunukan yang akan mengikuti MTQ dan MTQ mualaf tingkat Provinsi Kalimantan Utara tahun 2024 akan mulai melakukan training Center atau TC di Islamic Center Nunukan.

Tujuan diadakannya TC ini adalah untuk makin memantapkan kemampuan dari para qori -qoriah, hafidz-hafidzah, sehingga mereka lebih siap dan percaya diri dalam menghadapi MTQ yang akan datang. Meskipun waktunya sangat singkat, namun pembekalan yang akan diberikan dalam TC ini akan sangat berguna dalam mengangkat moral dan mental dari para calon peserta MTQ.

Selanjutnya Kabag Kesra mengatakan, selama ini para peserta MTQ kurang bisa tampil maksimal karena kurangnya rasa percaya diri. Ketika menghadapi kontingen lain apalagi kontingen yang sudah berulang menjadi juara.

“Kontingen kita seperti kalah mental duluan, sehingga mereka tidak bisa fokus dan kehilangan konsentrasi. Saya berharap dalam MTQ tahun ini, hal-hal seperti itu tidak terjadi lagi. Saya minta agar kontingen kita bisa tampil secara lepas, tidak perlu minder meski harus menghadapi nama-nama besar dari daerah yang lain”, ungkapnya.

Menurutnya, dalam setiap pertandingan peserta sebetulnya memiliki peluang yang sama untuk menang. tergantung siapa yang lebih siap dan lebih tenang, biasanya dialah yang akan menjadi pemenang.
Dalam beberapa tahun terakhir, saya melihat ada stagnasi prestasi dari kontingen MTQ kita. Hal itu sedikit berbeda dengan kontingen MTQ mualaf yang prestasinya sangat baik. Saya berharap TC yang dilaksanakan secara bersamaan ini akan membawa aura positif dan semangat yang lebih kuat sehingga dalam MTQ yang akan datang kontingen Kabupaten Nunukan bisa menjadi kuda hitam yang mampu menorehkan prestasi yang membanggakan”, tambahnya.

Kepada para trainer, Bupati berharap berharap agar TC kali ini benar-benar dimanfaatkan untuk mengasah dan memacu para peserta agar bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

” Saya percaya, kontingen kita sebetulnya memiliki kemampuan yang luar biasa hanya saja selama ini mungkin belum dikeluarkan secara maksimal. Untuk itu, menjadi tugas dari para trainer untuk memotivasi agar kontingen kita bisa tampil secara total untuk meraih hasil yang baik, ” Tutupnya.

Turut hadir dalam pembukaan TC MTQ, Kabag Kesra Setda Nunukan, kepala Kemenag kab. Nunukan, Ketua Baznas Kab. Nunukan, Kepala BPJS Nunukan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Nunukan, pengurus LPTQ Kabupaten Nunukan, pelatih dan para pesertaTC.

(PROKOMPIM)

Tersiksa di “Rumah Merah”, Wahyudin Tak Ingin Kembali Ke Malaysia

NUNUKAN – Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Malaysia merupakan salah satu yang terbesar diantara beberapa negara.

Diketahui Kabupaten Nunukan adalah salah satu pintu terdepan jalur transportasi CPMI untuk bekerja di Malaysia dikarenakan berbatasan langsung dengan Indonesia.

Berdasarkan hal tersebut tidak sedikit permasalahan PMI yang berangkat secara ilegal akibat ulah para calo ataupun permasalahan lainnya, sehingga PMI tersebut harus ditahan pihak berwajib keimigrasian di negara jiran saat terjadi masalah.

Akibat itu beberapa PMI yang terkena masalah harus ditahan di Depot Tahanan Imigresen (DTI) beberapa wilayah Malaysia atau biasa disebut dengan “Rumah Merah”, dan harus dideportasi kembali ke Indonesia nantinya.

Salah seorang PMI laki-laki asal Batam, Muhammad Wahyudin harus pasrah diamankan oleh pihak imigresen Malaysia setelah ketahuan melebihi izin masa tinggal.

Wahyu mengatakan bahwa dirinya bekerja sebagai PMI di salah satu warung makan tetapi ditahan lalu dideportasi akibat kasus overstay.

“Awalnya datang sendiri ke Malaysia lewat Singapura, lalu kerja di warung makan di Malaysia tapi karena overstay dan tidak dijamin majikan sehingga ditahan di rumah merah,” tutur Wahyudin saat pemulangan 232 deportasi asal Malaysia di Pelabuhan Tunon Taka, Selasa (28/05/2024) sore.

Bersama dengan itu, terlihat pada sekujur tubuh Wahyudin mengalami penyakit gatal-gatal sehingga memunculkan banyak benjolan dan bernanah.

Penyakit itu Ia dapatkan saat ditahan di DTI Malaysia atau yang biasa disebut dengan Rumah Merah oleh para deportasi asal negeri tetangga tersebut.

Lalu, Wahyudin pun menceritakan kisah pilu saat dipenjara selama 2 bulan di rumah merah.

“Saya dipenjara selama 2 bulan, lalu di rumah merah 2 bulan jadinya semua 4 bulan, paling tersiksa itu di rumah merah karena banyak hal, dan penyakit ini pun saya dapatkan saat di rumah merah,” tutur Wahyudin.

“Kita itu tidur dilantai tanpa alas apapun dengan banyak orang, tempatnya kotor, terus air di toilet itu cuman air tampungan jadi kotor sekali dan itupun palingan cuman bisa 1 gayung, makan juga tiada rasa (hambar),” tambah Wahyudin.

Kemudian, Wahyudin juga menceritakan bahwa bukan hanya dirinya yang mengalami penyakit tersebut tetapi juga beberapa tahanan lainnya.

“Beberapa kawan saya juga banyak yang seperti ini di seluruh badan, dan kalau malam ini gatal sekali dan terasa panas terbakar 1 badan,” katanya.

Wahyudin kembali mengungkapkan, saat ditahan di DTI, tidak pernah sekali pun diberikan obat untuk penyakit yang dideritanya.

“Tiada pernah dikasih obat, nanti diperiksa kalau sudah ada yang macam parah sekali, kalau macam saya ini dianggap belum parah,” terang Wahyudin.

Sesuai pengalaman pahit tersebut, Wahyudin sudah tidak ingin kembali lagi ke Malaysia.

Ia menerangkan akan kembali ke kampung halaman di Batam dan akan mencari pekerjaan di Indonesia.

“Tak mau lagi balik ke Malaysia, nanti mau pulang ke Batam saja, terus cari pekerjaan disini saja nanti,” ucap Wahyudin.

Adapun selain Wahyudin, sebanyak 231 deportasi asal Malaysia dipulangkan dimana diantaranya laki-laki berjumlah 112 PMI, perempuan dewasa 65 serta anak-anak yakni laki-laki 25 dan perempuan 29 orang.

(nam/nam)

Lahan Tidur Milik Warga Dibuat Produktif Oleh Satgas TMMD ke 120 Kodim 0911/Nunukan

NUNUKAN, Sembakung – Masih banyaknya lahan yang tidak produktif tentu sangat disayangkan. Kehadiran Satgas TMMD 120 membuat segala sesuatunya berubah. Lahan tidur milik warga yang awalnya tidak produktif kini diolah menjadi lahan yang siap tanam dan panen kedepannya.

Seperti siang tadi, Sabtu (1/06) para anggota satgas bersama warga kembali membersihkan lahan tidur warga dengan tujuan membangkitkan gairah menanam padi guna swasembada pangan mandiri untuk desa itu sendiri.

Dari kilas balik, Desa Atap yang merupakan Desa tertua di wilayah Kabupaten Nunukan menjadi salah satu pionir perkembangan penyebaran penduduk pertama di Kabupaten Nunukan. Desa Atap sendiri memiliki kondisi tanah dan lingkungan yang sangat baik apabila dikelola secara optimal.

Sejalan dengan hal tersebut Kodim 0911/Nunukan selain menjalankan sasaran fisik pada TMMD ke 120 ini, juga melakukan kegiatan non fisik diantaranya adalah menyelenggarakan Ketahanan Pangan dengan membuka lahan sawah dan menanami sawah serta membuka mindset para warga untuk terus meningkatkan kesadaran kemandirian dalam kebutuhan pangan di wilayah.

Pasi Teritorial Kodim 0911/Nunukan Letda Czi Afrizal saat ditemui mengatakan bahwa penegerjaan lahan sawah milik warga yang dikumpulkan jadi satu kini sudah masuk tahap penanaman.

“Sebelumnya kondisi lahan hanya terbengkalai alias tidur, untuk itu saat ini kami berupaya untuk membantu warga dalam mengolah lahan tersebut menjadi produktif Kembali”, ujarnya.

Sesuai dengan program KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dalam bidang ketahanan pangan, suatu wilayah harus mandiri dan berswasembada pangan sehingga siap menghadapi tantangan kedepan.

Kepala Desa Tahir mengatakan hal yang serupa, sebelumnya warga disini semangat dalam bertanam padi namun sejak kebanjiran dan gagal panen membuat mereka tertunduk lemas.

Hal tersebut tertampikan dengan hadirnya TMMD ke 120 di wilayah Desa Atap yang setiap harinya turun ke sawah dan memberikan edukasi singkat tentang bertanam efektif dan tepat sasaran.

(Kodim 0911nnk)

Jelang Penutupan TMMD 120 Rumah Abdul Hamid Rampung, Sudah Layak Huni.

NUNUKAN,Sembakung – Satuan tugas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 120 Wilayah perbatasan Indonesia Malaysia Kodim 0911/Nunukan mulai memasuki minggu keempat atau memasuki fase penutupan.

Pemilik rumah masih tidak menyangka jika rumahnya kini sudah disulap oleh anggota TMMD ke 120 menjadi layak huni, dari yang sebelumnya saat meninjau saja masih banyak ditemukan kondisi dinding kayu yang jabuk alias rapuh bahkan ada yang sudah patah.

Abdul Hamid (58) warga Desa Atap yang menjadi salah satu sasaran TMMD ke 120 Kodim 0911/Nunukan sebagai rehabilitasi rumah tidak layak huni. Sebagai salah satu sasaran, tentu Abdul Hamid terharu ketika banyak anggota TNI AD yang mendatangi rumahnya saat meninjau sebelum pengerjaan.

Menjelang penutupan rumah yang berada di RT. 03 itu kini sudah rampung 100%. Hal tersebut disampaikan oleh Perwira seksi teritorial Letda Czi Afrizal pada Sabtu pagi tadi (1/6) saat meninjau kembali kondisi.

“Kami memastikan sepenuhnya bahwa rumah tersebut sudah bisa dihuni oleh pak abdul hamid secara utuh. Mengecek kembali apakah ada bagian-bagian rumah yang mungkin mengalami kekurangan atau kerusakan”, ujarnya.

Anggota Satgas bersama warga sekitar rumah turut serta membantu dalam proses pengerjaan rumah tersebut. Beliau kini sudah merasa nyaman dengan hunian barunya.

Yang sebelumnya bisa dikatakan reyot kini sudah bisa kokoh dan sangat sejuk, ujarnya. Dansatgas TMMD 120 Letkol Albert Frantesca mengatakan bahwa sedikit lagi rumah itu akan segera rampung. Sudah menjadi tugas Kodim 0911/Nunukan agar menargetkan sebelum penutupan harus sudah selesai dan sudah bisa dihuni.

(Kodim 0911nnk)