Atlit Junior Panjat Tebing Berhasil Membawa Pulang Medali untuk Sulsel di Kejurnas Panjat Tebing Ke XIV Tahun 2019 di Kalimantan Tengah

Bone–Climber junior panjat tebing sulsel berhasil meraih prestasi yang cukup membanggakan pada event kejuaraan nasional kelompok umur Panjat Tebing ke XIV tahun 2019 yang berlangsung pada tanggal 27 juli hingga 4 agustus 2019 di Kabupaten Pelaiharai, Kalimantan Selatan.

Peraihan prestasi di buka oleh climber youth D, Sulawesi Selatan asal FPTI Pangkep Muh. Nurfauzan yang berusia 10 tahun, berhasil meraih medali emas di nomor pertandingan disiplin Lead Putra dengan menyisihkan atlit asal Bali dan DKI Jakarta.

Fauzan kembali meraih medali perak di disiplin Speed Klasik setelah kalah tipis dari atlit asal Bali.

Sementara pada nomor youth A putra, atlit Puslatda Sulsel asal FPTI Makassar, Alivany Ver Khadijah juga berhasil mempersembahkan 1 medali perak pada nomor disiplin Combined Olympic games Youth A putri.

Alivany harus rela melepaskan emas di nomor andalannya yaitu speed WR setelah pada babak final mengalami false, padahal waktu tercepat pada babak sebelumnya diraih oleh Vany untuk nomor ini.

Di nomor disiplin Boulder youth A dan disiplin Lead, Vany kembali bangkit dan menyumbangkan masing- masing medali perunggu setelah dikalahkan oleh atlit asal Jawa Timur dan atlit dari DKI Jakarta, demikian pula untuk disiplin speed youth B putra atlit sulsel asal Palopo Arya Chandra gagal mendapatkan medali, meskipin hitungan diatas kertas Arya tampil tercepat dikelasnya 7,22 second harus rela melepas peluangnya setelah di tetapkan false star oleh juri.

Di pertandingan selanjutnya , dengan semangat ewako ditengah ketatnya persaingan, khususnya di nomor Junior, semua kontingen menurunkan atlit persiapan praponnya membuat atlit asal Sulsel, Syahrul Ramadhan atlit puslatda Sulsel persiapan prapon asal FPTI Pangkep berjuang keras dan menuai hasil maksimal.

Syahrul berhasil meraih medali perunggu menyisihkan tim tangguh lainnya. Sementara medali emas diraih atlit asal Banten dan perak dari DKI Jakarta.

Di nomor youth B putra, atlit lead Andi Milano dari Pangkep juga sangat puas dengan medali perunggu yang disumbangkan untuk kontingen sulsel, sama halnya Mahesa atlit asal Makasar juga harus puas pada peringkat ke empat, medali emas di raih climber Jawa Timur dan perak tuan rumah Kalimantan Selatan.

Andi Fachruddin Selaku Pelatih Tim Sulsel mengatakan bahwa peraihan prestasi pada kejurnas kali ini merupakan capaian yang sudah luar biasa, anak-anak bertanding pantang menyerah demi nama sulsel, dari sisi kemampuan anak-anak sulsel boleh dikatakan sudah mampu bersaing dengan tim-tim besar dan sudah memiliki nama besar seperti dari Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Jawa Barat, walau mereka berangkat sebelumnya tanpa dilakukan TC, namun mereka bisa bangkit melawan.

Ketua umum FPTI sulsel Ir. Imam Subekti berharap torehan prestasi ini akan menjadi pemicu semangat untuk terus berlatih dan merupakan tonggak awal kebangkitan kembali panjat tebing sulsel di level nasional maupun level international yang pernah berjaya di era tahun 90an sampai awal tahun 2000an, atlit junior ini adalah atlit masa depan sulsel dan seharusnya mendapat perhatian dari semua pihak.

“Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada anak-anakku atlit yang sudah berjuang keras sehingga mampu mengharumkan nama daerah, demikian pula pada pelatih-pelatih, terima kasih atas dedikasinya mengantar prestasi buat sulsel,” kata Imam

Dia juga memberikan semangat kepada atlit-atlit yang belum berhasil meraih medali agar terus berlatih.

“Demikian pula yang belum mendapatkan medali teruslah berlatih dan meningkatkan kemampuannya insya allah suatu saat dengan kerja keras dan latihan yang serius, semua akan naik kepodium mengharumkan nama sulsel. Jayalah panjat tebing sulsel, hasil akhir 1 medali emas, 2 medali Perak dan 4 Medali perunggu,” Ujarnya. (Irwan N Raju)

Johanis Tanak Lulus Uji Kompetensi Calon Pimpinan KPK

Jakarta-Panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jilid V telah merelease dari 376 orang pendaftar calon pimpinan KPK, sebanyak 192 dinyatakan lulus seleksi administrasi, 4 orang diantaranya mengundurkan diri.

Selanjutnya dari 188 peserta yang mengikuti uji kompetensi hanya 104 peserta yang dinyatakan lulus. Dan pada 28 Juli 2019, para peserta telah melakukan tes psikologi yang hasilnya akan diumumkan pada hari Senin 5 Agustus 2019.

Diantara 104 peserta capim KPK tersebut terdapat nama Dr. Johanis Tanak, SH, M.Hum. perwakilan dari Kejaksaan Agung RI.

Johanis baru saja meraih gelar Doktor pada bulan Juni lalu dengan predikat sangat memuaskan dari Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya dengan Disertasinya yang berjudul Kontrak Kerjasama Operasi (KSO) dalam Pekerjaan Jasa Konstruksi Milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Johanis yang ditemui wartawan di sela kesibukannya selaku Direktur Tata Usaha Negara Kejaksaan Agung RI, mengaku sejak kecil sudah tertarik dengan bidang hukum dari profesi ayahnya sebagai penegak hukum di Polri. Jebolan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar ini kemudian mengadu nasib di Ibu Kota Jakarta untuk mengejar cita-citanya bergelut di bidang hukum.

Johanis memulai karirnya sebagai jaksa setelah mengikuti proses lamaran kerja yang dilihatnya melalui iklan koran. Sempat diragukan bakal diterima di Kejaksaan, Johhanis akhirnya berhasil lolos.

Dengan predikat sebagai Jaksa Utama Madya (IV/d), Johanis yakin bisa sukses mengabdi sebagai pimpinan KPK. Sederatan perkara korupsi yang pernah ditangani diantaranya kasus korupsi restitusi pajak, kasus korupsi yang melibatkan mantan Presiden Soeharto, kasus korupsi yang melibatkan Akbar Tanjung yang dikenal dengan sebutan Bulog Gate 1.

Saat menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Karawang, Johanis pernah menangani perkara korupsi yang melibatkan 4 Anggota DPRD Karawang. Juga pada saat menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Sulteng di Palu pernah menangani perkara korupsi yang melibatkan Mayjen TNI Pur. Paliudju, mantan Gubernur Sulawesi Tengah.

Saat ini juga Johanis Tanak aktif menjadi pengajar pada Badan Diklat Kejaksaan RI dan sering menjadi narasumber terkait masalah Korupsi, masalah Hukum Administrasi Negara serta Masalah Hukum Perdataan.

Johanis juga aktif menjadi Pengacara Negara untuk mewakili Instansi/Lembaga Pemerintah, termasuk mewakili Presiden dalam Perkara Perdata, Perkara Tata Usaha Negara, serta menangani perkara Judicial review di Mahkamah Konstitusi maupun di Mahkamah Agung.

Atas dedikasi dan pengabdian di korps Adhyaksa Johanis telah meraih Penghargaan Satya Lencana Karya Satya 10 Tahun, Satya Lencana Karya Satya 20 Tahun dan Satya Lencana Karya Satya 30 Tahun.

Keprihatinan terhadap praktik korupsi di Indonesia sangat menjadi perhatian Tanak. “Penegakan korupsi di Indonesia pada dasarnya sudah bagus. Namun, penegakan hukum belum terlaksana sesuai yang diharapkan dalam masyarakat,” ujar Tanak.

Tanak melihat pada umumnya penanganan korupsi yang dibanggakan para penegak hukum dan masyarakat adalah ketika ada pelaku yang diduga melakukan tindak pidana korupsi ditangkap dan ditahan.

“Padahal seharusnya pencegahan yang diutamakan, karena ratio legis dari undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi adalah bagaimana sedapat mungkin uang negara untuk pembangunan negeri ini tidak disalahgunakan oleh siapapun dengan cara melawan hukum,” urainya.

lebih lanjut dikatakkannya, apabila uang yang pemanfaatannya diatur dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) digunakan dengan maksimal pasti pembangunan dan perekonomian negara akan lebih dari negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Tanak merasa terpanggil untuk membangun negeri ini karena terlalu banyak pelaku-pelaku tindak pidana korupsi. Uang untuk pembangunan sebagaimana diatur dalam APBN itu disalahgunakan dengan cara melawan hukum sehingga pembangunan yang diharapkan tidak tercapai. Ia mencontohkan, banyak izin di lembaga yang prosesnya gampang dan biaya ringan tapi umumnya dipersulit dengan maksud supaya pemohon ini akhirnya minta tolong dan mengeluarkan biaya. Terjadilah biaya tinggi yang juga mempengaruhi perekonomian di Indonesia.

Begitu juga terkait izin-izin tertentu untuk masuknya investor asing dipersulit sehingga investor asing tidak jadi masuk. Selain itu, tidak ada jaminan kepastian hukum bagi investor asing.

Sebenarnya peraturannya sudah bagus. permasalahannya personil pelaksana dan penegakan hukum yang tidak benar, sehingga boleh dikatakan tidak ada kepastian hukum di dalam berusaha di negeri ini. Akibatnya, banyak investor yang tadinya mau berinvestasi tapi dalam perjalanan keluar karena ekonomi biaya tinggi dan kepastian hukum di negeri ini tidak ada. 

“Oleh karena itu saya mencoba mendaftar menjadi capim KPK karena ingin membangun negeri ini melalui penegakan hukum sesuai bidang saya, supaya pembangunan infrastruktur bisa kita kawal dan bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan harapan negara yang mengeluarkan uang untuk pembangunan itu,” pungkasnya.

Menurutnya, pemberantasan korupsi ini seharusnya diprioritaskan pada upaya pencegahan. Upaya pencegahan dilakukan dengan memberi pemahaman bahwa pembangunan jika dihalang-halangi untuk dilaksanakan akan ditindak dengan tegas oleh Undang-undang Tipikor. Pemahaman ini harus diberikan kepada instansi, lembaga pemerintah, kementerian para bupati dan gubernur, pejabat pembuat komitmen, maupun para pengusaha yang bergerak di bidang kontraktor. Untuk jangka panjangnya, pada lembaga-lembaga pendidikan yang dibentuk pemerintah seperti IPDN harus diberikan pendidikan tentang pembangunan dan anti korupsi.

Pembangunan, lanjutnya, perlu dikawal oleh para penegak hukum yang mempunyai kemampuan pengetahuan umum yang bagus dan pengetahuan ilmu penegakan hukum yang bagus. Penegak hukum juga harus mempunyai integritas dan kepribadian yang tinggi. Kalau tiga itu tidak melekat tidak ada gunanya, pasti akan begini terus negara ini.

Selain konsen terhadap pemberantasan tipikor, Tanak tak lupa berbagi dengan sesama terutama anak yatim dan kaum dhuafa.

“Saya bisa di Kejaksaan ini dan dapat rezeki hanya karena Tuhan, sudah selayaknya saya membagi kebahagiaan pada orang-orang yang memang layak diberikan seperti anak yatim atau kaum dhuafa. Yang tidak layak itu kita memberikan uang kepada pimpinan untuk mendapatkan jabatan. Karena tidak ada perintah agama membagi uang kepada pimpinan,” tutup Tanak.

Dilingkungan korps adhyaksa Tanak dikenal sebagai seorang penegak hukum yang religius, bersih, berintegritas, berkomitmen, konsisten, cerdas dan disiplin serta tegas dalam mengemban tugas serta tanggung jawabnya, beliau juga sebagai pehobi offroad Jip Club dan sangat peduli dengan anak-anak Yatim Piatu.

Semoga Tanak dapat terpilih menjadi salah satu Pimpinan KPK dan dapat semakin mengharumkan nama Korps Adhyaksa baik di Indonesia maupun di Dunia. (Hoky)

Penulis : Soegiharto Santoso/ Hoky.

Kapolri dan Ibu Ketua Umum Bhayangkari selaku ketua WASI Pecahkan Rekor Penyelaman Massal Terbanyak dan Pembentangan Bendera Terbesar di Bawah Air

MANADO – Kapolri Jenderal Polisi Prof. H. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D bersama Ibu Ketua Umum Bhayangkari selaku ketua Organisasi Wanita Selam Indonesia Ibu Tri Tito Karnavian, kembali memecahkan rekor dunia selam Guinness World Records Official Attempt.

Sebelumnya pada 1 Agustus telah dipecahkan rekor Rangkaian Penyelam Terpanjang di Bawah Air dan hari ini dua rekor dunia kembali dipecahkan yaitu rekor Penyelaman Massal Terbanyak dan Pembentangan Bendera Terbesar di Bawah Air. Kedua rekor tersebut telah disahkan oleh pihak Guinness World Records Official Attempt yang diwakili oleh Solvej Malouf, Guinness World Records Adjudicator.

Rekor Penyelaman Massal Terbanyak diikuti oleh 3,131 penyelam pria dan wanita yang berasal dari TNI-Polri dan juga masyarakat berbagai wilayah di Indonesia serta luar Indonesia seperti Malaysia, Australia, Amerika dan Mesir. Tidak hanya melakukan penyelaman, Kapolri juga memimpin upacara Bendera dibawah laut. Rekor ini memecahkan rekor sebelumnya yang pernah dipecahkan oleh Indonesia di Pantai Malalayang, Manado tahun 2009 dengan jumlah penyelam sebanyak 2,465 penyelam.

Rekor lainnya yang dipecahkan yaitu rekor Pembentangan Bendera Terbesar di Bawah Air dengan ukuran bendera 1,014 m2 yang dibentangkan langsung oleh Kapolri dan Ibu Ketua Umum Bhayangkari dan penyelam lainnya dari TNI-Polri. Rekor ini mengalahkan rekor sebelumnya yang dilakukan Australia tahun 2017 dengan ukuran bendera 166,62 m2.

Ibu Tri Tito Karnavian, Ketua Wanita Selam Indonesia (WASI) mengatakan, “Sebuah kebanggaan bagi Indonesia dan kita semua yang terlibat disini. Setelah kemarin kita berhasil memecahkan satu rekor dunia yaitu Rangkaian Penyelam Terpanjang di Bawah Air, hari ini kita kembali mengharumkan nama Indonesia dengan memecahkan dua rekor dunia.

Ketiga rekor ini merupakan hadiah ulang tahun ke 74 yang bisa kita persembahkan untuk Republika Indonesia yang kita cintai. Semoga tidak berakhir disini, tapi bisa menjadi motivasi kita untuk terus melakukan yang terbaik bagi negara dan bangsa.”

Dengan terlaksananya dua pemecahan rekor ini, maka seluruh rangkaian pemecahan rekor dunia selam Guinness World Records Official Attempt yang diadakan oleh Wanita Selam Indonesia (WASI) telah selesai. Total tiga rekor dunia dipecahkan sekaligus dan dipersembahkan untuk Indonesia.

Pemecahan rekor ini menguatkan posisi Indonesia sebagai negara maritim yang mampu melebihi rekor yang dilaksanakan oleh negara lain, khususnya yang berhubungan dengan laut. WASI secara khusus sebagai organisasi selam menginisiasi kegiatan ini sebagai wujud dukungan untuk memajukan pariwisata serta mendorong masyarakat untuk turut aktif menjaga kelestarian laut Indonesia.

Kapolri dalam sambutannya mengatakan, Indonesia merupakan surganya para divers (penyelam), karena keindahan bawah laut Indonesia sangat kaya. “Indonesia is Paradise of Underwater” sanjung Kapolri.

“Banyak pulau-pulau di Indonesia yang mempunyai kekayaan dan keindahan bawah laut yang sangat bagus, seperti Bunaken, Maratua, Raja Ampat, Wakatobi, Bali, dan masih banyak lainnya.”

Kapolri dan Ibu Tri Tito Karnavian memilih manado sebagai kota diselenggarakannya acara, Sebab dengan begitu kata Kapolri, nama Indonesia, nama Manado, dan nama Bunaken bisa semakin mendunia.

Sehingga, bisa lebih mendongkrak pariwisata dan menambah investasi di Indonesia.”Welcome to the Indonesia, welcome to the Manado, salah satu destinasi pariwisata yang berkelas internasional.”

“Mudah-mudahan upaya kita memberi manfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia bukan hanya di Sulawesi Utara dan Manado,” sebut Kapolri.

Kapolri juga mengucapkan terimakasihnya kepada Gubernur Sulawesi Utara beserta Forkopimda, yang telah menjadi tuan rumah yang sangat baik, dan memberikan fasilitas kepada para panitia, peserta, dan pendukungnya. Sehingga acara yang sangat besar tersebut bisa terselenggara dengan lancar dan baik.

Sebagai rangkaian dari kegiatan Pemecahan Rekor Dunia Selam Guinness World Records Official Attempt, WASI juga mengajak masyarakat setempat untuk turut membersihkan pantai dari sampah. Ibu Tri Tito Karnavian aktif mengadakan kegiatan penyisiran laut di Pantai Manado dan mengambil sampah yang dapat merusak biota dan makhluk hidup di laut. WASI juga menggandeng Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) dan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUP) dalam mengelola sampah berlebihan. WASI juga mendukung kegiatan Dive Against Debris, salah satunya yaitu bersih laut. Mengingatkan pada kita untuk mengurangi plastik bagi kebaikan di masa depan.

“Saya juga ingin menyampaikan agar kita semua bersama-sama tidak membuang sampah sembarangan hingga terbawa ke laut. Gunakanlah bahan plastik dengan bijaksana dan janganlah membuang sampah sembarangan. Karena laut harus kita cintai,” tutup Ibu Tito.

Sejak didirikan pada 2018, WASI telah melakukan berbagai kegiatan untuk mengedukasi masyarakat tentang kegiatan maritim dan mengampanyekan pelestarian kehidupan dan wisata laut Indonesia. Salah satunya adalah pemecahan rekor MURI pada 2018 untuk Penyelaman Massal Wanita terbanyak yang diikuti oleh 930 penyelam wanita dan Pembentangan Bendera Terpanjang Dalam Laut Indonesia sepanjang 500 meter. (bagus sk – LPPNRI)

InshaAllah Presiden Jokowi Dijadwalkan Membuka Mubes XI KKSS Di Solo

Jakarta — Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan membuka Musyawarah Besar Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (Mubes KKSS) XI di Solo, Jawa Tengah pada tanggal 15- 16 November 2019 mendatang.

Ketua BPW KKSS Jawa Tengah Musdalifah Pangka selaku tuan rumah sudah siap menyelenggarakan Mubes KKSS ini dengan fasilitas yang memadai.

Kepastian Mubes itu sendiri dicetuskan pada rapat Pleno KKSS di gedung KBN, Sabtu, (03/08/2019), Jakarta Utara yang dipimpin oleh Ketua Umum KKSS Sattar Taba.

Ketua Umum KKSS Sattar Taba mengatakan, presiden Joko Widodo insya Allah akan membuka Mubes KKSS, apalagi selama ini KKSS memiliki hubungan emosional dan kultural dengan Pak Jokowi,” kata Sattar.

KKSS adalah organisasi kemasyarakatan yang memiliki pengurus di wilayah di 34 provinsi dan di 360 kabupaten/kota dan 15 di perwakilan luar negeri dengan jumlah anggota sekitar 12 juta jiwa.

Ketua Umum KKSS Sattar Taba yang akan menyelesaikan kepengurusannya hingga November 2019 akan maju lagi sebagai ketua. Sattar sendiri sebagai petahana akan bersaing ketat dengan dua calon ketua umum KKSS yang juga berniat maju yaitu Andi Jamaro Dulung dan Muchlis Patahna, keduanya adalah wakil ketua umum KKSS. (fri)

Tim Wasev Mabes TNI Kuker Ke Sebatik Lakukan Pengawasan dan Evaluasi TMMD 105

Nunukan (Kaltara) -Kunjungan kerja Wasev Letkol Inf Yudianto Putra Jaya (Paban 5 Ster Mabes TNI) Sebatik untuk meninjau TMMD ke-105 Tahun 2019 Kodim 0911 Nunukan di Desa Lapri dan Desa Seberang Kecamatan Sebatik Utara Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, (1/8/2019).

Dalam Kunjungan kerjanya, diantaranya melaksanakan pemeriksaan administrasi, wawancara dengan Kadis PUPR dan Dansatgas SSK TMMD ke-105 Tahun 2019, serta melihat langsung kegiatan Non Fisik yang dilaksanakan Kodim 0911 Nunukan diantaranya, Sunatan Massal, Cek Kesehatan Lansia, Bazar Murah dilanjutkan dengan meninjau sasaran fisik dan juga patok 3 perbatasan.

Letkol Inf Yudianto Putra Jaya tiba di AMB Aiman di dampingi Pa Sahli Kodam VI/Mlw, Kolonel Inf Abu Bakar, Kasiter Korem 091/Asn, Kolonel Arh MJ. Malik, Dandim 0911/Nnk Letkol Czi Abdillah Arif S.I.P, Staf Ahli Bupati Bidang Hukum dan Pemerintahan Kabupaten Nunukan Drs. Taufiqurrahman, Kadis PUPR Kabupaten Nunukan Ir. Moh. Sofyan, Kepala Balai Pengobatan Lanal Nunukan, Letda Laut (K) Dr. Tino, Tim Kemenkes Ibu Supatmi, SKM, MM, Tim Kemenkes dr. Dedy Achmadi, MPH.Tim Kemenkes I.G.A.M. Bramantha, Tim Survey, Gatot Susilo dan Tim Survey, Andre Setiawan.

Tim Wasev disambut baik oleh Kasdim 0911/Nnk, Mayor Inf Biringalo, S.Sos, Dansatgas Pamtas Yonif 600 Raider/MDG, Mayor Inf. Ronald Wahyudi SE. M.Tr (Han), Kapolsek Sebatik Timur, AKP Susilo, Paspotmar Lanal Nunukan, Lettu Laut (KH) Prasetyo Permadi, Danposal Sei Pancang Lettu Laut Adi Suseno, Danposal Sei Nyamuk, Letda Laut Jauhari Isman, Camat Sebatik Utara, Zulkifli, S.Sos dan Kepala Desa Seberang, Hambali S.

Letkol Inf Yudianto Putra Jaya (Paban 5 Ster Mabes TNI) didampingi Dandim 0911 Nunukan Letkol Cqi Abdilah Arif, S. IP menjelaskan, kunjungan kami hari ini, saya sebagai kepala tim pengawasan dan evaluasi pelaksanaan TMMD Kodim 0911 Nunukan, pertama kali saya menginjakkan kaki di pulau Sebatik ini tujuannya untuk melihat langsung pelaksanaan TMMD yang dimulai pada tanggal 10 juli 2019 dan akan berakhir pada tanggal 8 Agustus 2019.

Selama 30 hari dan ada pranya kurang lebih satu bulan untuk mengenapkan kegiatan penyelesaian program TMMD ini, ungkap Yudianto.

“Harapan saya, pelaksanaan nantinya akan kita lihat dilapangan sama dengan perencanaan yang telah dilakukan oleh Kodim 0911 Nunukan,” kata Yudianto Putra Jaya.

Lanjutnya, kebetulan Letkol Arif ini punya korp seni yang memang membangun bidangnya dia, semoga apa yang ditargetkan sesuai rencana.

Kepada bupati mungkin nanti by step kedepan akan mengelorakan pembangunan terkait dengan TMMD ini, karena kita bekerja sama dengan kementerian sebagai lembaga pemerintah, non kementerian, mitra TNI untuk membantu percepatan pembangunan di wilayah.

Seperti yang kita lihat saat ini dari ibu-ibu warga sebatik ini, sedikitlah berbagi kasih dsri satgas, TNI, pemerintah daerah, kementerian sosial untuk bisa bersinergi dalam rangka menjaga kebersamaan antara bangsa.

Yudianto menuturkan, TMMD ini sudah sejak lama dilakukan mulai tahun 1980 hingga saat ini 105 dan nantinya akan berlanjut terus. Intinya membantu pemerintah dalam percepatan pembangunan.

“Khususnya lagi di daerah 3T, apalagi daerah inu yang berbatasan dengan negara Malaysia, tentu betul-betul menjadi perhatian kita dalam meningkatkan rasa nasionalisme berbangsa dan bernegara, untuk tegaknya NKRI.

Lebih lanjut dia menyebutkan, kegiatan ini setiap tiga kali dalam setahun, dulunya dua kali tetapi sejak tahun 2015 sudah kita laporkan ke DPR RI untuk menjadi tiga kali dalam setahun.

“Jadi dalam setahun ini se Indonesia jumlahnya 150 titik kabupaten dan kota untuk bagian percepatan pembangunan di wilayah,” jelasnya.

Yudianto juga mengatakan Sebatik merupakan wilayah yang unik, dengan melihat anak-anak sekolah berpakaian seragam merah putih semangat dan riang.

“Saya titipkanlah mereka-mereka ini kedepan nantinya untuk menjaga kedaulatan negara kita,” ujarnya. (OV)