Tinggal Selangkah Lagi Bandara Regional Nunukan Akan Menjadi Bandara Internasional

NUNUKAN – Jumlah para pengguna jalur arus masuk keluar masuk masyarakat dari dan menuju Tawau, Sabah, Malaysia melalui jalur laut yang terus mengalami peningkatan membuat Pemerintah Kabupaten Nunukan terpanggil dalam meningkatkan fasilitas pelayanan yang diharap dapat menambah kenyamanan dan keamanan masyarakat.

Salah satunya adalah dengan meningkatkan jalur transportasi melalui udara. Diketahui, saat ini Pemkab Nunukan melalui Dinas Perhubungan tengah mengupayakan adanya jalur penerbangan Nunukan – Tawau dan sebaliknya. Menurut Kepala Bidang Sarana dan Pra Sarana Dinas Perhubungan Nunukan, Edi, saat ini lonjakan penumpang dari Nunukan – Tawau jumlahnya sangat singnifikan.

“Saat ini dalam per tahun nya, jumlah penumpang dari dan menuju Nunukan – Tawau tak kurang dari 1.20 ribu jiwa. Informasi dari Pelabuhan Tunontaka, jumlah penumpang kapal resmi Nunukan-Tawau saja per bulanya mencapai 7.000 orang dan penumpang lokal mencapai 23.000 orang,” ungkap Edi, usai melakukan Rapat Gabungan lintas instansi di ruang Ekbang Kantor Bupati Nunukan, Kamis (12/9/2019).

Melihat potensi tersebut, lanjut Edi, Pemkab Nunukan bukan lagi mewacanakan namun akan menindaklanjuti melalui koordinasi terkait usulan tersebut dengan Kementerian Perhubungan. Penegasan atas usulan tersebut ungkap Edi juga mendapat dukungan semua instansi terutama yang berkompeten dalam transportasi di Nunukan.

Diketahui, rapat tersebut menghasilkan keputusan terkait Master Plan Bandar Udara Nunukan dilakukan revisi yang akan mengakomodir rencana Peningkatan Status Bandar Udara Regional Nunukan menjadi Bandar Udara Internasional Nunukan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tinggal selangkah lagi masyarakat Nunukan akan mempunyai Bandara Internasional.

“Dalam rapat tadi semua instansi sepakat memberi rekomendasi kepada Pemkab Nunukan dalam hal ini Dishub Nunukan tentang rencana Peningkatan Status Bandar Udara Regional Nunukan menjadi Bandar Udara Internasional Nunukan dengan Rute Nunukan – Tawau,” papar Edi.

Untuk itu, ungkap Edi, pihaknya akan segera menyurati Menteri Perhubungan RI terkait rencana tersebut. Dan hal ini juga akan menjadi isu utama yang akan disampaikan pada Forum Sosek Malindo.

Mengenai kajian teknis terhadap rencana Peningkatan Status Bandar Udara Regional Nunukan menjadi Bandar Udara Internasional Nunukan, Edi mengungkapkan hal tersebut akan diserahkan sepenuhnya kepada Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Lebih jauh Edi menjelaskan bahwa dengan ditingkatkanya status Bandara Nunukan dari yang saat ini regional menjadi Bandara Internasional, maka tak hanya akan mempermudah transportasi manusia akn tetapi juga akan pengiriman produk-produk Nunukan akan semakin mudah menjelajah pasar internasional.

” Kita ketahui, untuk saat ini saja jumlah penumpang aktif dengan menggunakan Avia Star yang dibawah kendali Pemkab Nunukan karena subsidi, itu rata-rata tiap bulan ada 400 orang. Belum yang menggunakan maskapai lain. Ini adalah peningkatan pergerakan transportasi yang ada di Nunukan. Dari hal tersebut kita berani katatakan bahwa Bandara Regional Nunukan sudah layak menjadi Bandara Internasional,” pungkas Edi. (eddy.Santry)

Yosmenao TKI asal NTT Sementara Menjalani Perawatan di RSUD Nunukan, Arbain: Kita terus berupaya fasilitasi hingga pendekatan untuk dipulangkan ke kampung halaman

NUNUKAN-TKI bernama Yosmenaou (61) yang sakit kusta di Malaysia dan menjalani hukuman di pusat tahanan sementara (PTS) Tawau Malaysia, setelah dideportasi ke Kabupaten Nunukan, Balai penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia (BP3TKI) Nunukan memfasilitasi untuk dirawat di Rumah sakit umum Nunukan.

Kepala Seksi Perlindungan dan pemberdayaan BP3TKI Nunukan, Arbain mengatakan, Bapak ini masuk ke Malaysia bertiga dengan anak dan menantunya dulu secara legal, rencananya mau ketemu dan ikut keluarganya kerja di Malaysia, karena begitu lama di Tawau, Malaysia ditangkap.

“Mereka ditangkap karena over stay atau tinggal lebih lama, akhirnya diproses dan ditahan selama empat bulan di PTS Tawau dan dideportasi ke Nunukan,” jelas Arbain saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (12/9/19).

Dikatakan Arbain, Bapak ini ada riwayat sakit, karena selama ada di PTS sakit.” Informasi dari Dokter RSUD Nunukan penyakit kusta, kemungkinan waktu masuk Malaysia belum terlalu parah, namun karena di tangkap tambah parah sakitnya bisa jadi kehabisan obatnya,” tambahnya.

Yosmenao merupakan warga asal Kecamatan Paga Kabupaten Sika, provinsi Nusa Tenggara Timur ini saat instalasi sedang menjalani perawatan di RSUD Kabupaten Nunukan.

“Sementara kita fasilitasi untuk dirawat di Rumah Sakit, kurang lebih satu minggu sudah disana, kita juga sementara lagi pendekatan kepada bapak tersebut, karena berkeras ingin kembali ke Malaysia. Sambil menunggu dari Rumah sakit untuk dikeluarkan kami terus berupaya melakukan pendekatan kepada bapak Yosmenao agar mau di pulangkan ke kampung halamannya,” ungkap Arbain.

Karena anak dan menantunya sudah setuju untuk dipulangkan, namun dari bapak ini masih berkeras ingin kembali ke Malaysia, karena anaknya masih dipenjara di Malaysia, hanya Bapak Yosmenao dan menantunya saja yang dideportasi, lanjut Arbain.

“Kami tetap lakukan pendekatan, kalau sudah keadaannya membaik kami akan pulangkan karena kalau pun mau urus dokumenkan usia sudah tidak produktif lagi, apalagi kondisi saat ini sakit dan tidak mungkin untuk diuruskan dokumen, jadi upaya kami lakukan pendekatan dan memulangkan Bapak Yosmenao ke kampung halamannya,” jelas Arbain. (OV)

Duka Dari Tapal Batas Untuk Kepergian Eyang Habibie

NUNUKAN – Meninggalnya Prof. DR Ing Baharuddin Jussuf Habibie serasa menghentak kalbu bangsa.

Tetesan air mata dari jutaan mata masyarakat Indonesia bahkan duni turut menggiringi kepulangannya ke haribaan illahi. Tak terkecuali dari Perbatasan Indonesia-Malaysia.

Hampir semua masyarakat Nunukan, Kalimantan Utara mengumandangkan doa dalam lini masa media sosialnya hingga menunaikan sholat ghaib bagi Presiden RI ke 3 yang akrab dipanggil Eyang tersebut.

Bendahara Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia Hebat (ALMISBAT) Badan Pengurus Kabupaten Nunukan Andi Suryani Lukman mengungkapkan bahwa kepergian BJ Habibie merupakan duka cita bagi bangsa Indonesia.

Bahkan saking emosionalnya, wanita cantik yang akrab dipanggil Yani tersebut meluapkan kesedihanya melalui media sosial miliknya. “Ini bukan hanya duka Indonesia, duka Dunia tapi juga duka kemajuan dan tegnologi serta peradaban,” tulisnya, Rabu (11/9/2019).

Bahkan politisi PPP tersebut mengaku kecewa dengan pihak-pihak yang dulu pernah meremehkanya. Menurut Yani, saat Habibie dalam posisi dilematis karena tuntutan referendum (jajak pendapat) hingga terlepasnya Timor Timur, adalah pihak-pihak yang hanya memandang keputusan Habibie dari sisi kecil sehingga melupakan karya dan jasa suami Ainun tersebut bagi bangsa Indonesia.

“Apa kabar yang dahulu pernah menghinakan beliau bahkan menjatuhkan palu sidang bahwa beliau tdk becus menjadi presiden bahkan dihina dan dihinakan, tahukah anda orang humble sederhana dan sabar itu adalah IQ orang yg lebih cerdas dari Sir Issac Newton (190) dan Galileo Galilei (160), BJ. Habibie IQ (200) dan beliau menjadi Muslim tercerdas didunia, MashaAllah.,” ujarnya Dari pantauan Redaksi, tak hanya Yani namun hampir semua pengguna media sosial d Nunukan mengungkapkan rasa kehilangan atas meninggalnya mantan Menteri Riset dan Tegnologi di Kabinet Pelita tersebut.

Bahkan hingga berita ini diturunkan, netizen terus mengunggah postingan tentang BJ Habibie hingga menjadi tranding topik bukan hanya di Perbatasan namun juga di jagad maya nasional.

Sebaimana diketahui, BJ Habibie dinyatakan meninggal pada hari Rabu 11 September 2019 pukul 18: 05 WIB di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Pemerintah telah menetapkan 3 hari berkabung Nasional terhitung mulai tanggal 12 hingga 14 September 2019 ditandai dengan mengibarkan bendera setengah tiang. (eddy.S)

*Segenap Tim Redaksi Beranda NKRI News menyatakan turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya. Semoga segala amal baik almarhum diterima Allah (Tuhan Yang Maha Esa) dan kepada keluarga semoga diberi ketabahan*

Danrem 091/ASN Hadiri Prosesi Pembukaan Erau Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura

KUTAI KARTANEGARA– Komandan Korem 091/ASN Brigjen TNI Widi Prasetijono mengahadiri acara Pembukaan Erau Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Tahun 2019 yang merupakan pesta adat Kutai Kartanegara yang di pusatkan di kawasan Museum Mulawarman Jl. Diponogoro, Kelurahan Panji Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Minggu (8/9/2019).

Tradisi adat budaya Erau tahun ini dengan tema “Eroh Bepijak Awal Kerabat di Rakat, Kampong di Rakat, Rakyat di Rakat Be Harkat Be Berkat”. Yang akan dilaksanakan selama 7 hari yaitu mulai tanggal 8 sampai dengan 15 September 2019 dan selanjutnya akan dilaksanakan Tenggarong Internasional Folk Arts Festival (TIFAF) yang akan di mulai pada 21-29 September 2019.

Acara Erau Adat Kutai Kartanegara Ing Martadipura adalah acara yang rutin dilaksanakan oleh Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura pada setiap tahunnya. Prosesi mendirikan Tiang Ayu serta Titah Sultan dalam membuka Erau dan  Penyalaan Berong sebagai tanda dimulainya pelaksanaan Erau Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Disela-sela acara Danrem 091/ASN mengatakan “Kegiatan tersebut sebagai upaya melestarikan Tradisi Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang menjadi salah satu ikon kegiatan budaya di tanah air serta mengangkat Festival Budaya Daerah ke Kancah Internasional dengan melibatkan peserta Kesenian Rakyat,” jelasnya.

(Penrem 091/ASN)

Mobil Esemka Akan Dijual Dikisaran Rp 95 Juta

BOYOLALI – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan harga mobil Esemka yang diberi nama Bima 1.200 cc sangat kompetitif. Sehingga Jokowi pun meyakini mobil produksi pertama Pt. Esemka tersebut aka laku di pasaran.

Hal tersebut diutarakan Jokowi usai meresmikan mobil buatan anak bangsa Indonesia tersebut di PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Jokowo menilai kualitas mobil PT Esemka sudah cukup bagus. Meskipun demikian, jika ada kekurangan, Jokowi berharap masyarakat maklum karena ini merupakan produksi pertama kali.

“Saya lihat harganya kompetitif. Saya tanya harganya (Bima-red) Rp 95 juta on the road. Feeling saya sih laku keras,” tutur Presiden.

Sedangkan terkait Jokowi berdirinya pabrik yang terletak di Desa Demangan, Kosambi, Boyolali itu, Jokowi juga menandaskan bahwa itu merupakan langkah dan upaya awal bagi merek Indonesia untuk meningkat ke level manufaktur dan membangun industri otomotif lokal.

“Banyak yang bertanya kenapa saya mau meresmikan pabrik Esemka ini. Ya karena saya ingin mendukung pengembangan industri otomotif nasional. Mendukung merek lokal, mendukung merek nasional. Itu saja jawabannya,” katanya.

Jokowi juga berharap, berdirinya pabrik baru Esemka ini nantinya akan mendatangkan efek berganda bagi industri-industri lain termasuk industri kecil dan menengah. Diketahui, Esemka juga telah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan lokal untuk pengadaan suku cadang kendaraan yang diproduksinya.

Selain itu, kata Jokowi beroperasinya pabrik tersebut juga akan turut menggerakkan ekonomi Kabupaten Boyolali dan sekitarnya. Karena menurut Presiden, pabrik itu alan smembuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Sementara itu, Direktur Utama PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) Edi Wirajaya mengungkapkan, Esemka merupakan perusahaan swasta nasional yang 100 persen dimiliki oleh swasta. Menurutnya,Esemka bukan mobil nasional yang dipahami orang selama ini.

“Esemka mobil buatan Indonesia karya anak bangsa sendiri,” tandas Eddy.

Lebih lanjut, Edi memaparkan bahwa pihaknya juga mengikuti setiap aturan yang ditetapkan, serta semua peraturan yang berlaku industri ini. Pihaknya berharap dengan diresmikan fasilitas ini, Esemka bisa merintis kemajuan industri otomotif buatan Indonesia sekaligus satu langkah maju dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM).

“Sehingga, menjadi SDM unggul melalui pemberdayaan para siswa lulusan SMK yang secara langsung diseleksi terlibat dalam proses produksinya,” imbuhnya.

Menurut Edi, Para siswa lulusan SMK merupakan anak bangsa yang ingin membuktikan bahwa mereka mampu dalam berkarya bagi nusa dan bangsa serta mengharumkan nama Indonesia.

“Esemka inilah hasil kerja kami selama ini, kami berharap fasilitas ini dapat memberikan manfaat yang baik untuk masyarakat Boyolali khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” pungkasnya.

Selain doreksi Pt ESemka, hadir pula dalam peresmian tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, pencetus mobil Esemka Sukiyat, Presiden Direktur Esemka, Eddy Wirajaya dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja pejabat lainya.(eddy.S)