Surabaya – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke 74, Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V memggelar even berbasis lingkukan dengan aksi penanaman 300.074 bibit magrove di tepian pantai Romokalisari, Jawa Timur pada Senin 7 September 2019.
Sedikitnya 5.052 orang terlibat dalam aksi spektakuler tersebut dan tersebar untuk menanam mangrove di wilayah yang sudah ditentukan. Untuk pelaksanaan penanaman di wilayah Lantamal V, Koarmada ll khususnya Surabaya, 30.000 ribu bibit mangrove akan ditanam oleh 2.776 peserta.
Selanjutnya di Romokalisari sebanyak 15.000 bibit mangrove akan ditanam oleh 1. 776 orang, Teluk Lamong sebanyak 9.500 bibit oleh 500 peserta, sementara di Pulau Galang 500 peserta akan menanam sebanyak 5.000 bibit mangrove.
Menurut Pangkoarmada II, Laksamana Muda TNI Mintoro Yulianto, penanaman bibit mangrove secara serentak tersebut sebagai langkah untuk memulihkan dan melindungi kelestarian ekosistem sebagai upaya konservasi di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta memelihara dan menjaga pohon mangrove yang akan kita tanam pada hari ini, agar dapat tumbuh dan berkembang dengan lebih baik, sehingga ke depan diharapkan ekosistem dan biota laut dapat memberikan andil dalam meningkatkan kondisi lingkungan dan ketahanan nasional,” tutur Mintoro.
Menurut Mintoro, mangrove lanjutnya juga mampu menghasilkan kayu untuk bahan bangunan dan arang serta menghasilkan buah/biji yang dapat dibuat untuk berbagai makanan atau minuman, sedangkan pada bagian kulit batang maupun daun sangat baik untuk bahan baku pewarna batik.
“Pada sektor pariwisata, keberadaan hutan mangrove ini juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi obyek wisata alam,” paparnya.
Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak yang hadir dalam kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa diwilayah Jawa Timur luas hutan mangrove mencapai 18.500 hektar. Namun yang memprihatinkan, lanjut Emil, dari luas wilayah tersebut tingkat kerusakannya mencapai 45 persen.
“Kerusakan ekosistem mangrove tersebut disebabkan antara lain oleh adanya konversi lahan mangrove menjadi penggunaan Iain, illegal loging, hama dan penyakit, pencemaran dan perluasan tambak serta praktek budidaya yang tidak berkelanjutan,” papar Emil
Hal tersebut, menurut Emil telah menyebabkan deforestasi ekosistem pesisir, penurunan kualitas air dan polusi. Fakta menunjukkan bahwa sekitar persen sampai dengan 6 perse hutan mangrove Indonesia hilang atau rusak setiap tahunnya.
Diketahui, kerusakan tersebut pada akhirnya menyebabkan adanya perubahan lingkungan yang mendorong peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer yang berdampak terhadap perubahan iklim yang menjadi perhatian dunia.
“Provinsi Jawa Timur sangat menaruh perhatian akan kelestarian ekosistem mangrove ini. Dikarenakan banyaknya fungsi/manfaat dari suatu ekositem mangrove dalam menjaga keseimbangan lingkungan pantai,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, dari berbagai penelitian, lebar tanaman mangrove 100 m dengan ketinggian akar 30 cm sampai 1 m dapat mereduksi besarnya gelombang tsunami sekitar 90 persen.
Mangrove juga memiliki kemampuan menyerap emisi GRK 5 kali lebih baik dari tanaman hutan lainnya sehingga ekosistem mangrove perlu tetap terus dipertahankan sebagai bagian dari upaya kita untuk menangani masalah lingkungan.
Aksi yang digawangi Lantamal V dan melibatkan bebagai elemen dan instansi seperti Koarmada ll, Kodam V, Kodiklatal, Lantamal V, Pemkot Surabaya, Polarud, Satpol PP, Muspika, Toga/Tomas, Nelayan, Sakabahari Jatim, Siswa SMA Hang Tuah, PT. Teluk Lamong dan PT. Grap tersebut tak hanya sukses menjaga keseimbangan alam namun secara prestasi juga mampu menorehkanya di Musium Record Indonesia (MURI) sebagai penanam mangrove terbanyak.
Tampak hadir dalam aksi tersebut, Komandan Garnisun Tetap lll/ Surabaya yang juga Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi, Pangakoarmada ll Laksda TNI Mintoro Yukianto, Wagub Jatim Emil E. Dardak, Dankodiklatal Laksda TNI Dedi Yulianto, Gubernur Akademi Angkatan Laut Laksda TNI Edi Sucipto, Wakapolda Jatim dan beberapa pejabat TNI dan sipil di lingkup Jawa Timur.
Sumber : Dispen Angkatan Laut
Editor : Eddy Santry