Bagaimana Grab Membuka Peluang Bagi UMKM di Kota Kecil: Kisah Pertumbuhan Ekonomi Tarakan

Tarakan, 16 Juni 2021 – Saat Abimanyu Prakarsa (33) pindah ke Tarakan setelah menikah, ia kesulitan dalam mencari pekerjaan. Padahal ia perlu menghidupi keluarga barunya.

“Awalnya cukup sulit bagi saya untuk mencari pekerjaan, karena saya baru pindah [ke Tarakan] dan tidak memiliki kenalan apalagi network untuk mencari pekerjaan yang stabil. Jadi, selama berbulan-bulan saya mencoba melihat apa yang bisa saya lakukan untuk menciptakan peluang bagi diri saya sendiri,” ujar Abimanyu.

Selama mencari pekerjaan, Abimanyu melihat banyak bisnis kuliner online yang berkembang pesat. Hal ini menginspirasinya untuk memulai bisnisnya sendiri, dan setelah mencoba berbagai resep melalui berbagai video tutorial, ia memulai usaha kuliner kecil bernama Nasi Kota-ku dan menggunakan media sosial untuk memasarkan makanannya.

Tarakan adalah kota terbesar di Kalimantan Utara, dan dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami perkembangan pesat dari sisi infrastruktur, yang mengarah pada penciptaan lebih banyak peluang bisnis. Abimanyu merupakan satu dari ribuan UMKM baru yang banyak bermunculan di Tarakan. Data dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kaltara, menunjukkan bahwa pada tahun 2019, lahir 8,976 UMKM baru sehingga saat ini ada sekitar 13.427 UMKM yang terbagi dalam berbagai sektor. Di tengah kesulitan mencari pekerjaan, masyarakat Tarakan telah memanfaatkan kesempatan ini untuk meluncurkan bisnis kecil baru, terutama karena peluang untuk berkembang berkat digitalisasi dinilai sangat meyakinkan.

UMKM di Tarakan juga sangat didukung oleh Rumah BUMN, sebuah organisasi yang bertujuan untuk mempercepat transformasi digital UMKM di kota tersebut. Ketika pandemi melanda, kebutuhan untuk meningkatkan literasi digital di kalangan UMKM semakin mendesak guna membantu mereka bisa terus menjangkau konsumen ketika sarana penjualan tradisional tersendat. Sebagai bagian dari misinya untuk membantu UMKM go digital, Rumah BUMN tidak bisa sendiri, dan berjalan bersama Grab untuk menjadi mitra. Mereka memanfaatkan platform Grab untuk memberikan pelatihan dan edukasi tentang cara memanfaatkan fitur dalam platform digital ini guna membantu mengembangkan bisnis UMKM.

“Kami menyadari bahwa potensi pertumbuhan yang dimiliki oleh UMKM Tarakan dapat sangat ditingkatkan melalui pemanfaatan teknologi. Namun, di tingkat provinsi, penetrasi internet dan literasi digital saat ini masih perlu ditingkatkan karena kurang dari 12% UMKM di Kalimantan Utara yang telah memanfaatkan platform digital. Dengan minimnya akses teknologi yang relevan untuk memajukan bisnis mereka, Rumah BUMN memiliki tujuan untuk memperkenalkan dan mengekspos UMKM ini pada berbagai inovasi digital seperti Grab dan mendorong potensi mereka untuk terus tumbuh, membantu meningkatkan bisnis dan melayani masyarakat di Tarakan dan wilayah Kalimantan Utara dengan lebih baik,” jelas Yayan Nuryana, Manager Enterprise, Government, Business, Rumah BUMN Telkom Tarakan

Mengambil Peluang Bisnis dengan Meningkatkan Keterampilan dan Memanfaatkan Platform Digital

Kembali ke kisah Abimanyu. Setelah dapat mengelola bisnis Nasi Kota-ku secara online dengan baik, Abimanyu menyadari adanya peluang yang besar untuk terus mengembangkan bisnisnya. Ia pun memutuskan untuk mengikuti kelas pelatihan yang diadakan oleh Rumah BUMN dan Grab guna belajar bagaimana membawa lebih banyak peluang ke bisnis Nasi Kota-ku miliknya di awal 2021 lalu. Ia juga mendaftarkan restorannya sebagai mitra merchant GrabFood, dan dengan cepat melihat perkembangan Nasi Kota-ku seiring dengan bertambahnya pengetahuan tentang bagaimana cara menjalankan bisnis kuliner. Bergabung dengan GrabFood memberikan bisnisnya visibilitas online yang kuat sehingga ia memutuskan untuk membuka toko offline.

“Ketika saya membuka toko offline, penjualan di online juga berpengaruh positif karena konsumen di GrabFood juga dapat melihat foto-foto toko offline saya. Kombinasi ini dapat memajukan bisnis Nasi Kota-ku yang sekarang menjadi bisnis omni-channel. Sekarang hampir 40% dari penjualan berasal dari GrabFood dan saya sangat senang dapat mempekerjakan 4 staf lagi untuk meningkatkan pelayanan bisnis saya. Saya juga selalu membeli bahan dari Pasar tradisional, dan bisa membantu pedagang pasar bertahan lewat bisnis digital saya ini,” kata Abimanyu.

Kisah sukses digital lainnya di Tarakan berasal dari Welly (40) salah satu pemilik rumah makan terkenal di Tarakan yang sudah berdiri sejak 2013 yaitu Warung Teras Tarakan. Kurang dari 10 tahun, Welly mampu menyulap kedai makanan kecil di teras rumahnya, menjadi rumah makan yang selalu jadi langganan pejabat. Bapak Presiden Joko Widodo pun sudah sempat 2 kali makan di sana.

Pada awalnya, Welly dan keluarga hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut saja, belum pernah terpikir oleh mereka untuk melakukan pemasaran atau masuk ke ranah digital sebelumnya. Akan tetapi, ia melihat bahwa strategi promosi mulut ke mulut memang kuat, tapi kalau tidak dibarengi dengan digitalisasi, bisnisnya bisa saja tertinggal karena kompetisi sektor restoran di Tarakan juga semakin ramai. Oleh karena itu, Warung Teras langsung mendaftarkan restorannya di GrabFood.

“Setelah menggunakan GrabFood, saya sangat merasakan kemudahan dan manfaat dari platform digital dalam mengembangkan bisnis saya. Selain itu, saya tidak perlu pusing lagi untuk mencari SDM baru untuk kurir pengantaran makanan. Saya sangat terbantu sekali dengan sistem pengantaran Grab yang mudah dan dilengkapi dengan teknologi dan titik peta yang akurat.” ujar Welly.

Melihat kisah luar biasa yang dialami oleh para UMKM Tarakan yang berhasil memanfaatkan peluang dari kehadiran platform digital, kinerja positif ini sejalan dengan data yang menunjukkan bawah kontribusi ekonomi Tarakan untuk Kalimantan Utara di tahun 2020 adalah sebesar 38,08%, dengan sektor UMKM sebagai penggerak utamanya.

Banyak pemilik usaha UMKM di Tarakan merasa bahwa mereka dapat mempertahankan kesuksesan bisnis secara jangka panjang dengan menggunakan teknologi digital secara efektif. Rosliana atau kerap dipanggil Liena (35) telah menjalankan bisnis fesyennya, Boutique Smile, di kota ini selama 12 tahun. Seiring dengan tren media sosial yang muncul, Liena menetapkan ambisi baru untuk mengembangkan bisnis Boutique Smile-nya dengan mengubah strategi dari offline ke online. Saat lebih banyak masyarakat mengenalnya, Boutique Smile mengalami lonjakan permintaan untuk desain pakaian ala Jepang dan Korea yang sedang naik daun. Namun, Liena merasa ia membutuhkan dukungan tambahan untuk mengelola peluang baru ini, khususnya dalam hal pengiriman.

“Saya tidak terbiasa untuk menangani logistik dan saya awalnya kesulitan untuk menemukan layanan pengantaran yang sesuai untuk mengantarkan produk saya ke konsumen. Saya akhirnya memutuskan untuk mencoba mempelajari cara memanfaatkan layanan GrabExpress dan sekarang saya dapat menjangkau konsumen saya lebih cepat dan lebih mudah, terutama dengan fitur Same Day,” jelas Liena.

Platform digital telah membantu Liena untuk terus bereksperimen pada hal-hal baru dan berinovasi di lini bisnisnya. Kemudahan beroperasi secara online juga telah memungkinkannya untuk berekspansi ke sektor kuliner dengan Smile Food, bisnis dessert dan makanan segar buatannya yang menawarkan pilihan kuliner yang sebelumnya belum ada di Tarakan.

“Karena saya selalu bepergian ke banyak kota dan negara untuk mengkurasi baju-baju yang sedang tren untuk stok butik saya, saya pun banyak mendapatkan pengetahuan tentang kuliner-kuliner disana. Sekarang saya pun ingin mencoba untuk memperkenalkan tren kuliner seperti Asinan Jakarta, Mango Sticky Rice dan Salad Buah di Tarakan. GrabExpress masih menjadi layanan pesan-antar utama saya karena saya mempercayai keandalannya untuk memastikan makanan tiba dalam keadaan segar dan kondisi yang baik, tetapi selama dua bulan terakhir ini saya juga bergabung menjadi mitra merchant GrabFood untuk menjangkau segmen konsumen yang lebih luas lagi dan saya senang melihat pesatnya perkembangan bisnis Smile Food hanya dalam kurun waktu yang cukup singkat,” kata Liena.

Sinergi Kolaboratif dengan Tujuan Bersama untuk Mengembangkan Ekosistem UMKM Tarakan

Seperti perkembangan banyak kota lainnya, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara juga melambat pada triwulan I-2020 akibat kondisi pandemi. Namun, pemerintah daerah Tarakan tetap berkomitmen untuk memastikan bahwa UMKM dapat terus beroperasi dan membantu menghidupi kesehariannya dan juga bagi masyarakat. Guna membuktikan dinamika UMKM yang muncul di Tarakan, dukungan pemerintah untuk terciptanya lingkungan bisnis yang kondusif bagi pengembangan UMKM telah membuat Tarakan memenangkan Penghargaan Natamukti pada akhir tahun 2020, penghargaan khusus untuk mengapresiasi upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan ekosistem UMKM, dimana Tarakan juga memperoleh gelar sebagai Kota 1000 Kafe.

Pencapaian Tarakan dalam penghargaan sebelumnya telah menunjukkan betapa pentingnya sinergi antara pemerintah dan swasta, ujar Walikota Tarakan, dr. Khairul M.Kes, “Kerja sama sektor publik dan swasta sangat dibutuhkan dalam mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Tarakan, khususnya untuk memastikan UMKM bisa berkembang dan tumbuh. Kerjasama antara Rumah BUMN dan platform digital seperti Grab terbukti membantu dalam mendistribusikan akses digital yang lebih luas di jaringan UMKM dan memungkinkan mereka untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya di tengah masa pandemi yang penuh tantangan ini. Kami percaya bahwa sinergi yang ditunjukkan antara Grab dan Rumah BUMN akan memungkinkan perputaran ekonomi yang lebih signifikan dan juga mendorong perkembangan ekonomi Tarakan secara umum. Pemerintah sangat senang dan terdorong oleh kisah sukses para wirausahawan di komunitas kami.”

Halim Wijaya, Director of East Indonesia, Grab Indonesia juga menekankan bahwa pertumbuhan optimis yang terlihat di Tarakan merupakan hasil dari kerjasama kolaboratif antara sektor publik dan swasta.

“Kami memiliki tujuan yang sama dengan pemerintah daerah, yaitu untuk memperkuat kapasitas ekonomi Tarakan dan kami juga mengamati bagaimana Pemerintah berdedikasi untuk menciptakan kesempatan pengembangan UMKM. Sebagai aplikasi super terkemuka, Grab fokus dalam mendistribusikan akses transformasi digital yang merata di seluruh Indonesia dan berharap dapat terus menyediakan akses teknologi yang inklusif, khususnya untuk percepatan ekonomi UMKM guna membangun kapasitas kompetitif mereka. Ini termasuk di daerah-daerah pelosok seperti Nunukan dan Pulau Sapi.” (*)

Masyarakat Nunukan Antusias Mengikuti Sosialisasi Penguatan Ekosistem Ultra Mikro

Antusiasme masyarakat Nunukan mengikuti sosialisasi Sosialisasi Penguatan Ekosistem Ultra Mikro yang digelar Karang Taruna Nunukan atas inisiasi Anggota DPR RI, Deddy Yevry Sitorus di Balroom Neo Fortune Hotel, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), Senin (7/6)

Nunukan – Ratusan orang yang didomiminasi kawula muda nampak sangat antusias menyimak penjelasan dari para Nara Sumber dalam Sosialisasi Penguatan Ekosistem Ultra Mikro yang digelar Karang Taruna Nunukan di Balroom Neo Fortune Hotel, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), Senin (7/6)

Dalam acara yang diinisiasi oleh Anggota DPR RI, Deddy Yevry Sitorus tersebut, hadir beberapa nars sumber diantaranya Rizki Fadillah yang merupakan Pimpinan Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Nunukan, Agus Riyadi (Vice Presjdent PT. Pegadaian area Tarakan), Miswadi (Kepala Regioan Mekar , Kalimantan Selatan ) dan Tomy Ramli (Pimpinan Cabang PT. PNM ).

Deddy Sitorus saat membuka secara virtual sosialisasi ini memgungkapkan bahwa saat ini telah terbentuk Holding BUMN Ultra Mikro antara 3 BUMN yakni BRI, Pt. Pegadaian dan Pt. Permodalan Nasional Madani.

Deddy meniilai pembentukan holding BUMN ultra mikro dinila sangat membantu para pelaku usaha ultra mikro. Yang dengan hal tersebut, akan tercipta penguatan ekonomi kreatif sehingga dampak pandemic Covid-19 menjadi lebih cepat teratasi.

Para pelaku usaha ultra mikro, ungkap Deddy, adalah salah satu dati penyangga ekonomi kerakyatan. Sehingga bimbingan kepada para pelaku usaha tersebut tentu sangat bermanfaat sebagai bagian dari basis ekonomi nasional.

Staf Ahli Anggota DPR RI , Saddam Husein saat menyerahkan Cindera Mata kepada salah satu Nara Sumber

“Untuk itu saya harap para perserta dari sosialisasi ini benar – benar dapat memperhatikan materi – materi yang disampaikan oleh para nara sumber,” tutur Politisi PDI Perjuangan tersebut.

Tusriadi Tahir, Ketua Panitia dari sosialIsasi ini mengungkapkan bahwa digelarnya acara tersebut merupakan bentuk kepedulian dari Deddy Sitorus kepada para pelaku usaha ultra Mikro terutama yang dilakoni para milenial di Nunukan.

*Terselenggaranya acara ini karena kepedulian Bang Deddy Sitorus kepada para pengusaha mikro di Nunukan. Dengan sosialisasi ini kita berharap teman – teman pengusaha mikro dan yang berminat membuka usaha, dapat lebih paham dan mengerti bagaimana cara menjadi enterprenur yang baik,” jelasnya.

Sementara itu, pengusaha kuliner bernama Arnold Utama mengakui bahwa ia mendapatkan sesiuatu hal yang sangat bermanfaat dari sosialisasi tersebut. Menurutnya, sekarang ia dapat menverti cara memenej usahanya dengan baik.

“Menurut saya, sosialisasii ini sangat bermanfaat sekali. Sekarang saya menjadi lebih tahu cara memenej usaha saya,” ujarnya.

Pewarta : Eddy Santry

Deddy Sitorus Tegaskan Bahwa Investasi Harus Menjadi Tenaga Pendorong Untuk Kemajuan Bersama

Foto Anggota DPR RI , Deddy Sitorus

“Investasi harus diletakkan dalam konteks membangun manusianya, karena tidak serta merta investasi akan membuat masyarakat setempat sejahtera. Contohnya Kalimantan, dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu melimpah serta banyaknya investor yang mengelolanya, namun pada kenyataanya kehidupaan masyarakat setempat justru jauh dari kesejahteraan – Deddy Sitorus “

Jakarta – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Deddy Yevry Hanteru Sitorus menilai kurang tepat bahkan ia mengakui risau dengan anggapan bahwa tanpa investasi maka Indonesia tak akan bisa membangun. Seolah – olah Investasi adalah sebuah mantera ajaib yang akan membawa masayarakat dari kesusahan.

“Realita yang kita hadapi, fakta brutalnya setiap ada investasi pasti banyak masalah. Dan seringkali investasi bersaudara tiri dengan kemajuan masyarakat ditempat investasi itu berada,” tutur Deddy saat Tatap Muka dengan Menteri Investasi, Bahlil Ladalla di Gedung DPR RI, Senayan , Jakarta, Jumat (4/5)

Lebih lanjut Politisi PDI Perjuangan itu mengingatkan bahwa tujuan dari terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk kemakmuran rakyat, kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Untuk itu, kita harus mel;ihat investasi dalam konteks itu, Yakni menambah kapasitas bahwa negara kita ini menjadi berarti bagi negaranya, Tidak semata – mata invevstasi diletakan dalam satu sisi karpet merah bagi para investor ” tandas Deddy.

Seharusnya, menurut Deddy, dengan kekayaan sumber daya alam yang ada saat ini ditambah pangsa pasar yang begitu luas, investor pasti akan datang sendiri. Keengganan investor saat ini untuk berinvestasi tak lebih hanya dikarenakan ketidakjelasan dan inkonsistensi dari lembaga terkait.,

“Kalau permasalahan ini dapat segera diselesaikan oleh Kementerian Investasi, Kita tidak usah ke luar negeri untuk menawarkan diri. Tapi investor pasti akan berbondong – bondong datang ke Indonesia, Karena tidak ada negara didunia ini yang punya kekayaan alam seperti negara kita” jelasnya.

Selanjutnya, ungkap Deddy, yang lebih penting adalah kita harus tahu bagaimana menempatkan sumber daya alam yang ada. Deddy mengingatkan bahwa sumber daya alam Indonesia adalah modal pembangunan dan bukan sekedar produk yang untuk dijual yang hanya akan menjadi penyesalan manakala sumber daya alam Indonesia telah habis dibawa keluar negeri.

Untuk itu, Deddy Sitorus menegaskan bahwa investasi harus diletakan dalam konteks membangun manusia Indonesia. Pasalnya, ungkap Deddy, tidak serta merta investasi itu akan membuat bangsa ini sejahtera. Ia mencontohkan, Kalimantan yang sangat kaya sumber daya alam dan banyaknya investor yang mengelolanya namun tak berbanding lurus dengan kehidupan sosial masyarakat setempat.

“Kita ketahui Kalimantan begitu kaya dengan banyaknya investor yang yang mengelolanya. Tapi coba kita lihat, kaya nggak masyarakat disana?,” ujarnya.

Hal tersebut menurut Deddy harus menjadi pemikiran dan pemahaman bersama bahwa Kementerian Investasi harus punya ideologi serta Ruh Kebangsaan dan bukan hanya berhasil ketika menghasilkan bermilyar keuntungan. Karena Deddy menilai, investasi harys mampu menjadi tenaga pendorong untuk kemajuan bersama.

Selain itu Deddy Sitorus juga minta kepada Kementerian Investasi agar melakukan audit terkait sumber daya alam Indonesia. Karena dengan dilakukanya audit tersebut, negara akan tahu berapa kekayaan alam yang sudah keluar Indonesia maupun berapa jumlah pemasukan untuk kemajuan Indonesia.

” Saya minta Kementerian Investasi untuk melakukan audit terkait sumber daya alam kita. ada berapa sih sumber daya alam kita yang ada? ada berapa banyak yang keluar dan sudah berapa banyak sumbangan untuk kemajuan negara kita? Audit donk !, Supaya Kementerian Investasi dalam menetapkan sumber daysa alam yang dapat diinvest seperti apa, akan punya kerangka ideologi yang jelas ” kata Deddy

Audit terkait sumber daya alam , ungkap Deddy, juga bagian dari upaya Pembangunan Semesta yang terencana. Bukan sekedar kerangka tahunan tapi untuk masa depan Indonesia kedepan.

Deddy juga mengungkapkan lebih lanjut bahwa pihaknya menginginkan agar investasi adalah bagian dari upaya meredistribusi kekayaan negara. Hal tersebut karena Deddy menilai apabila hanya menggunakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) semata, maka tidak akan pernah ada keadilan pembangunan antar pulau.

” Sampai kapanpun pasti akan ada perbedaan pembangunan antara Papua, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Sumatera dan pulau laininya. Maka Kementerian Investasi yang harus mendorong keadilan wilayah itu. ” tegas Deddy

Dalam kesempatan tersebut, Deddy Sitorus juga meminta agar setiap investasi agar memasukkan skenario pembangunan manusia di dalamnya. Karena hal tersebut menurut Deddy adalah bagian dari keadilan.

“Contohnya di Kalimantan Utara ada pembangunan kawasan industri besar yang dilakukan oleh investor, Ajaklah Pemda setempat untuk berkomunikasi untuk mengembangkan sumber daya manusia setempat dapat menjadi bagian dari pengerjaanya,” tegasnya.

Pewarta : Eddey Santry

Deddy Sitorus Minta Inventarisasi BUMN Perlu Segera Diselesaikan

Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Sitorus meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk menuntaskan inventarisasi aset BUMN.

Deddy mengatakan soal aset BUMN tersebut sudah bertahun tahun dikerjakan tetapi saat ini belum ada progres yang signifikan soal inventarisasi aset BUMN tersebut.

“Soal inventarisasi aset BUMN sudah bertahun tahun dikerjain jadi kita ingin tau statusnya gimana, setelah bertahun tahun dikerjakan karena kemarin sampai KPK turun tangan kalau saya tidak salah,” kata Deddy melalui keterangnya, Jumat (04/06/2021).

Deddy memaparkan beberapa BUMN yang inventarisasi asetnya masih belum selesai sehingga perlu segera dilakukan perapihan aset tersebut.

“Karena sangat banyak sekali PTPN, Perhutani, KAI dan segala macam ini perlu dikonsolidasikan segera,” paparnya.

Politisi PDIP tersebut menyatakan inventarisasi BUMN perlu dipersiapkan pula timeline pengerjaannya sehingga aset BUMN tersebut bisa segera tuntas.

Pasalnya, timeline pengerjaan inventarisasi aset BUMN tersebut kata Deddy sangat penting supaya aset BUMN tersebut bisa terkontrol secara maksimal.

“Timelinenya juga perlu disiapkan supaya ada time tablenya sehingga ini bisa dikontrol,” imbuhnya.

Terkait dengan itu, Deddy juga mencontohkan salah satu di daerah pemilihanya di Kalimantan Utara ada beberapa tanah Inhutani di daerah tersebut yang sudah menjadi sebuah kampung tapi pelepasanya susah.

“Itu ada beberapa daerah yang mempunyai problem tersebut seperti di Malinau, Nunukan, Kota Tarakan, dan juga daerah Tanah Tidung yang Pemdanya belum punya tanah sama sekali jadi mereka sewa ke Inhutani,” ujarnya.

“Tentu ini perlu menjadi perhatian bersama antara Kami dan Kementerian BUMN untuk mengatasi hal tersebut,” pungkas politisi PDIP tersebut.

Pewarta :Eddy Santry

Survey CISA: Elektabilitas Partai Demokrat Semakin Moncer

Jakarta – Lembaga Analis dan Konsultan Politik Indonesia, Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) kembali meluncurkan hasil Surveinya yang bertajuk Potret Kondisi Sosial dan Konfigurasi Politik tahun 2024. Adapun hasil survei tersebut merupakan review termin kedua survei berkala yang telah dilakukan sebelumnya pada bulan Februari 2021.

Berdasarkan hasil survei CISA yang dimulai sejak tanggal 27 Mei – 1 Juni 2021 yang menyasar 1.600 responden di 34 Provinsi secara proporsional melalui penarikan sampel dengan menggunakan metode Multistage Random Sampling didapatkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia merasakan puas terhadap kinerja Pemerintah Jokowi dan Ma’ruf Amin.

“Kinerja Jokowi dan Ma’aruf Amin cukup diapresiasi oleh masyarakat sehingga kepuasan publik mencapai 61,32 persen meskipun ada 25,77 persen masyarakat yang menganggap kinerja Pemerintah belum memuaskan,” ucap Herry Mendrofa, Direktur Eksekutif CISA melalui siaran persnya pada Kamis (3/06/2021).

Secara umum masyarakat Indonesia menganggap Pemerintah unggul di beberapa sektor seperti Infrastruktur dan Tata Ruang Wilayah, Pelayanan Publik dan Birokrasi, Pendidikan dan Sumber Daya Manusia serta sektor Energi dan Sumber Daya Alam.

“Publik menganggap bahwa Pemerintah mampu mengoptimalisasi sektor Infrastruktur dan Tata Ruang Wilayah yang mencapai 45,52 persen, kemudian sektor Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi sebesar 23,51 persen, di sektor Pendidikan dan Sumber Daya Manusia mendapatkan 22,91 persen serta persoalan Energi dan Sumber Daya Alam yang mendapat 8,06 persen kepuasan publik,” ungkap Herry.

Disisi lain, Herry menyebutkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia menyoroti beberapa sektor yang dianggap belum mampu dioptimalkan oleh Pemerintah Jokowi.

“Terus terang sektor yang dianggap kelemahan Pemerintah hari ini adalah Perekonomian dan Industri yang mendapatkan 30,52 persen, Komitmen terhadap Anti Korupsi yang mencapai 22,35 persen kemudian sektor Kesejahteraan Sosial dan Pengentasan Kemiskinan sebesar 18,06 persen serta persoalan Perikanan dan Kelautan yang mendapatkan 9,51 persen ketidakpuasan publik,” sebutnya.

Selain menyasar pada persoalan kinerja Pemerintah, ternyata ketika dilakukan jajak pendapat perihal proyeksi kepemimpinan nasional di tahun 2024, masyarakat cukup antusias memberikan pilihan kepada beberapa tokoh yang berpotensi maju sebagai kandidat Presiden jika Pemilihan Presiden (PILPRES) dilakukan hari ini.

“Seperti sebelumnya temuan Survei CISA, Anies Baswedan yang merupakan Gubernur DKI Jakarta berada di posisi teratas dengan raihan 19,20 persen. Kemudian disusul oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mendapatkan 15,51 persen serta ditempel ketat oleh Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang mendapatkan 15,33 persen sedangkan Prabowo Subianto hanya mendapatkan 10,26 persen,” tutur Herry.

Survei CISA yang Margin of Errornya mencapai 2,85 persen dengan tingkat kepercayaan pada 95 persen memunculkan nama Menteri BUMN, Erick Tohir dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil serta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Andika Perkasa di bursa kepemimpinan nasional di 2024 mendatang.

“Cukup menarik, secara on the spot Menteri BUMN, Erick Tohir mampu mendulang 9,76 persen dan mengungguli Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang mendapatkan 7,55 persen serta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal (TNI) Andika Perkasa sebesar 7,15 persen,” kata Herry.

Di posisi terbawah hasil Survei CISA menempatkan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, kemudian Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka serta Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

“Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto mendapatkan 3,47 persen. Meskipun demikian nama Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka disebutkan sebanyak 2,43 persen dan mengungguli Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang mendapatkan 1,35 persen sedangan 7,99 persen masyarakat belum menentukan sikapnya,” jelas Herry.

Selanjutnya Herry juga menambahkan bahwa survei elektabilitas tokoh tersebut selain melakukan uji Validitas melalui kegiatan Recheck dan Reconfirm terhadap 20 persen keseluruhan data pada 1.600 responden juga melakukan uji kembali secara khusus terhadap elektabilitas 5 tokoh yang berada di posisi lima besar tertinggi elektabiitasnya pada 5 Provinsi yang persebaran komposisi sampel respondennya terbesar.

“Anies, AHY, Ganjar, Prabowo dan Erick adalah figur yang menempati lima besar elektabilitas tertinggi dari yang lainnya. Kemudian kita cek ulang di lima besar daerah yang basis sampelnya terbesar juga. Hasilnya di Jawa Timur, Ganjar, AHY dan Prabowo cukup kuat elektabilitasnya apalagi dominasi Ganjar yang masih sulit untuk ditumbangkan di Jawa Tengah. Sedangkan Anies, Prabowo dan AHY memimpin di Jawa Barat. Praktis Ganjar tumbang di DKI Jakarta karena kecenderungan responden memilih Anies, AHY dan Erick Tohir. Namun di Sumatera Utara peluang keterpilihan baik Anies, AHY dan Ganjar cukup proporsional serta sisanya ada nama Prabowo dan Erick Tohir,” tambahnya.

Sementara itu untuk elektabilitas Partai Politik (Parpol) jika Pemilihan Legislatif (PILEG) dilakukan hari ini maka PDI-Perjuangan berhasil mengungguli parpol lainnya kemudian disusul oleh Partai Demokrat yang menunjukkan peningkatan elektabilitasnya serta Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa.

“PDI-Perjuangan cukup unggul elektabilitasnya dari parpol lainnya karena berhasil meraih 18,91 persen kemudian di posisi kedua ada Partai Demokat yang menunjukkan eskalasi keterpilihan di angka 13,22 persen yang disusul oleh Partai Golkar sebesar 11,65 persen serta Partai Kebangkitan Bangsa yang mendapatkan 11,20 persen,” jelas Herry.

Sedangkan Herry menyampaikan bahwa Survei yang melakukan wawancara langsung dengan menerapkan protokol kesehatan antara surveyor dan responden menempatkan Gerindra dan Nasdem keluar dari 5 besar serta adanya penguatan elektabilitas Partai Keadilan Sejahtera yang membuat PAN dan PPP harus berada di posisi terakhir.

“Gerindra dan Nasdem keluar dari 5 besar. Gerindra mendapatkan 10,36 persen sedangkan PKS kembali menguat di 9,33 persen serta Nasdem harus puas karena hanya mendapatkan 6,43 persen. Di posisi terakhir ada Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendapat 3,35 persen dan Partai Persatuan Pembanguan (PPP) sebesar 2,88 persen. Namun masih terdapat 12,67 persen masyarakat yang belum menentukan sikap. Hal ini bisa digarap oleh semua parpol termasuk non DPR-RI,” pungkas Herry Mendrofa.

Jakarta- Lembaga Analis dan Konsultan Politik Indonesia, Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) kembali meluncurkan hasil Surveinya yang bertajuk Potret Kondisi Sosial dan Konfigurasi Politik tahun 2024. Adapun hasil survei tersebut merupakan review termin kedua survei berkala yang telah dilakukan sebelumnya pada bulan Februari 2021.

Berdasarkan hasil survei CISA yang dimulai sejak tanggal 27 Mei – 1 Juni 2021 yang menyasar 1.600 responden di 34 Provinsi secara proporsional melalui penarikan sampel dengan menggunakan metode Multistage Random Sampling didapatkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia merasakan puas terhadap kinerja Pemerintah Jokowi dan Ma’ruf Amin.

“Kinerja Jokowi dan Ma’aruf Amin cukup diapresiasi oleh masyarakat sehingga kepuasan publik mencapai 61,32 persen meskipun ada 25,77 persen masyarakat yang menganggap kinerja Pemerintah belum memuaskan,” ucap Herry Mendrofa, Direktur Eksekutif CISA melalui siaran persnya pada Kamis (3/06/2021).

Secara umum masyarakat Indonesia menganggap Pemerintah unggul di beberapa sektor seperti Infrastruktur dan Tata Ruang Wilayah, Pelayanan Publik dan Birokrasi, Pendidikan dan Sumber Daya Manusia serta sektor Energi dan Sumber Daya Alam.

“Publik menganggap bahwa Pemerintah mampu mengoptimalisasi sektor Infrastruktur dan Tata Ruang Wilayah yang mencapai 45,52 persen, kemudian sektor Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi sebesar 23,51 persen, di sektor Pendidikan dan Sumber Daya Manusia mendapatkan 22,91 persen serta persoalan Energi dan Sumber Daya Alam yang mendapat 8,06 persen kepuasan publik,” ungkap Herry.

Disisi lain, Herry menyebutkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia menyoroti beberapa sektor yang dianggap belum mampu dioptimalkan oleh Pemerintah Jokowi.

“Terus terang sektor yang dianggap kelemahan Pemerintah hari ini adalah Perekonomian dan Industri yang mendapatkan 30,52 persen, Komitmen terhadap Anti Korupsi yang mencapai 22,35 persen kemudian sektor Kesejahteraan Sosial dan Pengentasan Kemiskinan sebesar 18,06 persen serta persoalan Perikanan dan Kelautan yang mendapatkan 9,51 persen ketidakpuasan publik,” sebutnya.

Selain menyasar pada persoalan kinerja Pemerintah, ternyata ketika dilakukan jajak pendapat perihal proyeksi kepemimpinan nasional di tahun 2024, masyarakat cukup antusias memberikan pilihan kepada beberapa tokoh yang berpotensi maju sebagai kandidat Presiden jika Pemilihan Presiden (PILPRES) dilakukan hari ini.

“Seperti sebelumnya temuan Survei CISA, Anies Baswedan yang merupakan Gubernur DKI Jakarta berada di posisi teratas dengan raihan 19,20 persen. Kemudian disusul oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mendapatkan 15,51 persen serta ditempel ketat oleh Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang mendapatkan 15,33 persen sedangkan Prabowo Subianto hanya mendapatkan 10,26 persen,” tutur Herry.

Survei CISA yang Margin of Errornya mencapai 2,85 persen dengan tingkat kepercayaan pada 95 persen memunculkan nama Menteri BUMN, Erick Tohir dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil serta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Andika Perkasa di bursa kepemimpinan nasional di 2024 mendatang.

“Cukup menarik, secara on the spot Menteri BUMN, Erick Tohir mampu mendulang 9,76 persen dan mengungguli Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang mendapatkan 7,55 persen serta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal (TNI) Andika Perkasa sebesar 7,15 persen,” kata Herry.

Di posisi terbawah hasil Survei CISA menempatkan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, kemudian Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka serta Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

“Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto mendapatkan 3,47 persen. Meskipun demikian nama Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka disebutkan sebanyak 2,43 persen dan mengungguli Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang mendapatkan 1,35 persen sedangan 7,99 persen masyarakat belum menentukan sikapnya,” jelas Herry.

Selanjutnya Herry juga menambahkan bahwa survei elektabilitas tokoh tersebut selain melakukan uji Validitas melalui kegiatan Recheck dan Reconfirm terhadap 20 persen keseluruhan data pada 1.600 responden juga melakukan uji kembali secara khusus terhadap elektabilitas 5 tokoh yang berada di posisi lima besar tertinggi elektabiitasnya pada 5 Provinsi yang persebaran komposisi sampel respondennya terbesar.

“Anies, AHY, Ganjar, Prabowo dan Erick adalah figur yang menempati lima besar elektabilitas tertinggi dari yang lainnya. Kemudian kita cek ulang di lima besar daerah yang basis sampelnya terbesar juga. Hasilnya di Jawa Timur, Ganjar, AHY dan Prabowo cukup kuat elektabilitasnya apalagi dominasi Ganjar yang masih sulit untuk ditumbangkan di Jawa Tengah. Sedangkan Anies, Prabowo dan AHY memimpin di Jawa Barat. Praktis Ganjar tumbang di DKI Jakarta karena kecenderungan responden memilih Anies, AHY dan Erick Tohir. Namun di Sumatera Utara peluang keterpilihan baik Anies, AHY dan Ganjar cukup proporsional serta sisanya ada nama Prabowo dan Erick Tohir,” tambahnya.

Sementara itu untuk elektabilitas Partai Politik (Parpol) jika Pemilihan Legislatif (PILEG) dilakukan hari ini maka PDI-Perjuangan berhasil mengungguli parpol lainnya kemudian disusul oleh Partai Demokrat yang menunjukkan peningkatan elektabilitasnya serta Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa.

“PDI-Perjuangan cukup unggul elektabilitasnya dari parpol lainnya karena berhasil meraih 18,91 persen kemudian di posisi kedua ada Partai Demokat yang menunjukkan eskalasi keterpilihan di angka 13,22 persen yang disusul oleh Partai Golkar sebesar 11,65 persen serta Partai Kebangkitan Bangsa yang mendapatkan 11,20 persen,” jelas Herry.

Sedangkan Herry menyampaikan bahwa Survei yang melakukan wawancara langsung dengan menerapkan protokol kesehatan antara surveyor dan responden menempatkan Gerindra dan Nasdem keluar dari 5 besar serta adanya penguatan elektabilitas Partai Keadilan Sejahtera yang membuat PAN dan PPP harus berada di posisi terakhir.

“Gerindra dan Nasdem keluar dari 5 besar. Gerindra mendapatkan 10,36 persen sedangkan PKS kembali menguat di 9,33 persen serta Nasdem harus puas karena hanya mendapatkan 6,43 persen. Di posisi terakhir ada Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendapat 3,35 persen dan Partai Persatuan Pembanguan (PPP) sebesar 2,88 persen. Namun masih terdapat 12,67 persen masyarakat yang belum menentukan sikap. Hal ini bisa digarap oleh semua parpol termasuk non DPR-RI,” pungkas Herry Mendrofa.