Bersama Wapres, Gubernur Hadir di KTT GMF-BRI

= Kerja Sama B to B Perusahaan RI – RRT Tingkatkan Investasi di Indonesia

Beijing – Berandankrinews.com – Dipimpin langsung oleh Wakil Presiden (Wapres) HM Jusuf Kalla dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja, sebagai delegasi dari Indonesia, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr. H. Irianto Lambrie turut hadir dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Global Maritime Fulcrum – Belt and Road Initiative (GMF-BRI) yang digelar di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada Jumat dan Sabtu, 26-27 April lalu.

Selain dari Indonesia, dalam pertemuan yang diinisiasi oleh Pemerintah RRT atau China itu juga dihadiri oleh sejumlah Perdana Menteri (PM) dan pimpinan dari 80 negara yang mengikuti. Seperti di antaranya, ada PM Singapura, PM Malaysia, PM Spanyol, Negara-Negara Afrika dan Amerika Latin, dan lainnya.

Gubernur mengungkapkan, dalam pertemuan itu secara spesifik membahas kerja sama regional, utamanya di bidang ekonomi yang dinamai dengan GMF BRI, untuk mewujudkan jalan sutra maritim abad ke-21 yang digagas Pemerintah China.

Selain itu, lanjutnya, dalam pertemuan itu juga telah dilakukan penandatanganan sejumlah kerjasama. Sedikitnya ada 30-an kontrak proyek yang masuk dalam koridor GMF-BRI, yang nantinya dikerjakan oleh perusahaan dari Indonesia dan RRT. Termasuk di antaranya ada di Kaltara, yaitu Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).  “Kontrak kerja sama yang dilakukan ini adalah business to business (B to B) antar perusahaan dari Indonesia dan China, bukan antar pemerintah. Dalam hal ini pemerintah hanya memfasilitasi,” jelas Gubernur.

Sementara itu, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang memimpin delegasi Indonesia, dikatakan Gubernur dalam pernyataannya menegaskan, pemerintah Indonesia juga mendukung investasi dari Negeri Tirai Bambu yang dipayungi program jalur sutra abad 21 atau Belt and Road itu.

Hal itu juga disampaikan Wapres ketika bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di The Great Hall of People di Beijing. Meski demikian, Wapres menegaskan Indonesia tetap memegang kendali dan tidak bisa didikte oleh pihak luar. “Indonesia sangat mendukung pertemuan Belt and Road Forum, tetapi ownership-nya tetap Indonesia. Tidak semuanya Belt and Road, tergantung kerja sama. (Hubungan dagang) harus menguntungkan kedua belah pihak,” kata Gubernur mengutip keterangan Jusuf Kalla.

Menurut Wapres, masuknya investasi asal China melalui program Sabuk dan Jalur (Belt and Road) akan meningkatkan investasi China ke Indonesia. Pasalnya, proyek yang masuk berjenis B to B, bukan governor to governor (G to G). Apalagi, saat ini China dan Hongkong sudah menggeser posisi Singapura sebagai penanam modal asing tertinggi di Indonesia saat ini.

Berkaitan dengan proyek-proyek yang akan dikerjakan melalui kerja sama ini, yaitu di empat koridor BRI, Wapres menegaskan, bahwa itu bukan hanya atas inisiatif dari China, namun juga dari Indonesia yang turut menentukan. “Ada sekitar 30 proyek, tetapi kita menekankan inisiatif bersama bukan hanya dari China. Kita menghindari seakan-akan China yang menentukan. Indonesia yang menentukan,” tegasnya.

Setelah bertemu dengan Xi Jinping, Wapres RI bersama delegasi dari Indonesia, termasuk beberapa menteri Kabinet Kerja, juga ada Gubernur Kaltara melakukan pertemuan dengan pengusaha-pengusaha asal China. Pemerintah juga berjanji memberikan insentif bagi pebisnis China yang ingin membangun proyek di Indonesia. (humas)

Andi Jerni Atlet Asal Soppeng Meraih Medali perunggu untuk Indonesia di AKF

Soppeng, Berandankrinews.com-
Karateka Indonesia asal Kabupaten Soppeng, Sulsel Andi Maysara Jerni Maswara, kembali menyumbang medali untuk Indonesia di Kejuaraan Karate antar Negara Asia (Asia Karate Federation ) yang di langsungkan di kota Kinabalu, Malaysia sejak 26-28 April 2019.

Andi Zainal dan Andi Jerni (Ayah dan Anak)

Andi Jerni sapaan atlet karate Indonesia kelahiran Soppeng Sulawesi Selatan, kali ini hanya mampu meraih perunggu untuk Indonesia, yang sebelumnya meraih perak di Kejuaraan Karate Se Asia Tenggara awal april lalu.

Andi Zainal ayah Andi Jerni saat di konfirmasi via cellulernya yang sedang menyaksikan pertandingan karate AKF ini di Kinabalu Malaysia sangat bangga atas apa yang telah dilakukan putrinya.

Kobayasi (Atlet Japan) dan Madori (Atlet Malaysia)

“Alhamdulillah, Jerni bisa sumbang medali untuk Indonesia walaupun hanya perunggu, saya ucapkan terima kasih dari rakyat Indonesia, khususnya warga Soppeng, Sulawesi Selatan atas doanya untuk Jerni. Begitupun saya ucapkan terima kasih kepada Forki Sul-Sel, Forki DKI dan PB Forki khususnya, atas kerja kerasnya dalam pembinaan sehingga Jerni bisa seperti sekarang ini, ujar Andi Zainal, Minggu (28/4/19).

Di saat yang sama, Andi Jerni mengatakan sangat bersyukur bisa meraih medali, Dia tidak patah semangat dan terus berlatih untuk meraih yang terbaik.

“saya bersyukur bisa meraih medali, namun saya tetap akan berlatih lagi untuk meraih yang lebih baik,” pungkas atlet cantik Indonesia ini.

Diketahui, Jerni bertanding pada kategori Kumite putri kelas 50 kg dan kandas untuk masuk dibabak Final oleh Madori karateka asal Malaysia, namun Madori pun kandas oleh Kobayasi karateka asal Japan di babak final.

Jerni dalam perebutan juara 3 menumbangkan karate Macao dengan 2-0 untuk Indonesia.

Jerni sempat bertanding dengan Kobayasi karateka asal Japan di kejuaraan internasional WKF di Shanghai China pada 2018 lalu, begitupun Madori karateka asal Malaysia saat di Thailand pada awal april lalu, Jerni dikalahkan Madori di babak Final. (Herwan)

Dua Anggota Polis Malaysia di Amankan Tim Gabungan TNI Polri dan Imigrasi, Saat Sedang Menikmati Miras

Nunukan, Berandankrinews.com-Dua Anggota Polis diraja Malaysia diamankan tim gabungan TNI Polri dan Imigrasi di Sebuah Pub Mini di Jl. Pasir Putih Rt 08 Kelurahan Nunukan Tengah, Nunukan, Kaltara, Sabtu (30/3/19) Sekitar Pukul 21.30 wita.

Ketika sedang asik menikmati Minuman keras (Miras) dan karokean, tim gabungan TNI Polri dan Imigrasi langsung mengamankan dan mengintrograsi kedua polisi tersebut.

Kedua Polisi tersebut bernama Simon Andrie Yoseph berpangkat Konstabel atau Prada dan Mohamad Zainol Bin Rosli berpangkat Lans Koperal atau Pratu dari Kepolisian Sabah, Malaysia yang ditugaskan di Pos putih.

Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim) kantor Imigrasi Nunukan Bimo Mardi Wibowo mengatakan Satuan gabungan Inteligent TNI Polri bekerja sama dengan Imigrasi berhasil menangkap dua orang polisi Malaysia yang masuk ke Negara Indonesia tanpa memiliki dokumen keimigrasian seperti passport atau lintas.

Selanjutnya kita akan bawa kedua WNA ini ke kantor imigrasi Nunukan untuk dilakukan interview lebih lanjut, apa aktivitasnya mereka dikabupaten Nunukan.

“Untuk Sanksi dan hukuman nanti kita akan putuskan lebih lanjut atau langsung kita detensi langsung jika dokumen mereka tidak ada,” kata Bimo.

Sementara dari keterangan, Simon Andrie mereka masuk ke Indonesia melalui Pos putih dan masuk dengan bantuan beberapa orang untuk diseberangkan ke Nunukan.

“Lewat Pos Putih depan Nunukan, kami masuk kesini dibawa teman Mohamad Zainol dia punya teman yang bawa kami kesini,”Kata Simon

Belum diketahui pasti maksud dan tujuan kedua polis malaysia tersebut masuk ke Indonesia, sementara saat ini kedua Polisi itu sedang dimintai keterangan oleh pihak imigrasi. (***)

77 TKI Bermasalah di Pulangkan Ke Nunukan

Nunukan, Berandankrinews.com–Sebanyak 77 TKI dipulangkan KJRI yang berada di Malaysia melalui pelabuhan resmi internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Kamis (21/3/19).

Sebanyak 67 orang Laki-laki dewasa, 6 orang perempuan dewasa dan 1 orang Anak Laki-laki serta 3 orang anak perempuan.

Kasi Lalulintas dan Izin Tinggal Imigrasi Nunukan, Putra saat ditemui dipelabuhan Tunon Taka Nunukan mengatakan, Deportasi yang dilakukan KJRI yang berada dimalaysia yang kita terima di Indonesia dengan instansi terkait dari Imigrasi, BP3TKI, Bea Cukai dan Karantina yang berkaitan barang bawaannya.

Yang kita terima sebanyak 77 orang, laki-laki dewas 67 orang, Perempuan dewasa 6 orang, Anak Laki-laki 1 dan anak Perempuan 3 orang, WNI yang dideportasi dikarenakan ada beberapa yang over stay/tinggal lebih lama, menghadapi kasus pidana, Kata Putra, Kamis (21/3/19).

“pada umumnya pelanggaran tersebut terjadi karena ada beberapa yang lahir disabah dan tidak memiliki dokumen, Passport habis berlaku serta izin tinggalnya kadaluwarsa atau overstay kemudian penyalagunaan izin tinggal,”kata Putra.

Sebelumnya pihak imigrasi melakukan pendalaman dan pendataan kepada para TKI guna untuk mengetahui lebih lanjut setiap TKI tersebut apakah ingin kembali ke Malaysia atau pulang ke daerah asalnya.

“Sementara kita melakukan pendataan apakah mereka ini ingin kembali keluar negeri atau kembali ke kampung halamannya, setelah didata dan direkap nanti kita laporkan ke pimpinan”ujar Putra.

Dikatakan Putra, setelah dilakukan pendataan para tki diserahkan kepada pihak BP3TKI.

“Setelah pendataan, baik dari data diri dan jumlah mereka yang ada kita sesuaikan dengan data yang kita dapat, kemudian kita limpahkan ke BP3TKI untuk ditindaklanjuti dibawah kerusunawa,”urainya.

Sementara untuk Pelimpahan dari imigrasi ke BP3TKI, dilimpahkan melalui surat serah terima dari Konsulat Jenderal RI.

“Surat serah terima dari kita ke BP3TKI sudah ada, kita langsung dari Konsulat Jenderal RI kita serahkan dan ini adalah salah satu tahapan semua itu,”Jelas Putra.

Bawa Sabu 300 Gram, Pria Asal Filipina Kini Dalam Proses Hukum

Nunukan, Berandankrinews.com–Polsek Sungai Nyamuk bersama Satresnarkoba polres Nunukan berhasil mengamankan Pria Warga Negara Asing (WNA) Filipina.

Pria yang bernama Mukktar (29) asal Tawi-tawi ini diamankan ketika membawa sabu-sabu dari Malaysia menuju Sei Bajo, Desa Tanjung Aru Sebatik pada Kamis 28 Februari 2019.

Ketika digeledah polisi berhasil menyita 6 bungkus Narkotika golongan 1 jenis sabu seberat 300 gram yang dibungkus plastik dengan lakban berwarna cokelat disimpan didalam tas warna coklat
dan 1 buah Handphone Merk Nokia warna hitam.

Sementara saat ini tersangka dan barang bukti kini diamankan dan dilakukan proses hukum.

Kapolres Nunukan AKBP Teguh Triwantoro, SIK, MH melalui Kasubag Humas Polres Nunukan Iptu Muhammad Karyadi, Senin (11/3/19) mengungkapkan, terkait dengan penangkapan WNA Filipina, setelah dilakukan penangkapan dan penyidikan, tersangka tidak bisa mengunakan bahasa Indonesia, sehingga kita kesulitan untuk mencari juru bahasa. “Hampir semingguan baru kita dapat juru bahasa untuk menerjemah, dan langsung dilakukan pemeriksaan untuk melengkapi berkasnya,” ungkapnya.

Untuk yang sekarang telah dikeluarkan surat perintah penahanan (SPP) selama 20 hari kedepan, nanti kita lihat jika belum selesai maka penahanan akan diperpanjang sampai dengan P-19 dan kita ajukan ke jaksaan.

“Dari berkas P-19 nanti jika dinilai jaksa sudah cukup maka kita lanjutkan ke P-21 Berkas, Barang Bukti dan tersangka,” jelas Iptu Muhammad Karyadi Saat ditemui diruang kerjanya.

Dijelaskan Karyadi, tersangka merupakan kurir yang disuruh oleh seseorang yang berada ditawau, Malaysia. (***)