Dandim 1407/Bone Hadiri Apel Kehormatan Renugan Suci

Watampone- Komandan Kodim 1407/Bone Letkol Inf. Mustamin, menghadiri Upacara Apel Kehormatan Renungan Suci, Dalam rangka memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI Ke 74, tahun 2019, yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Bone, di Taman Makam Pahlawan watampone jln Jenderal Gatot Subroto kelurahan biru kecamatan Tanete Riattang Kab. Bone Sulawesi Selatan. Jumat (16/08/2019) malam.

Pada kegiatan Upacara Apel Kehormatan Renungan Suci dalam rangka memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI Ke 74, tahun 2019, yang dipimpin oleh Kapolres Bone AKBP Muhammad Kadarilsam Kasim, SH., SIK., M. Si, diikuti oleh unsur TNI, Polri dan unsur ASN Pemkab Bone.

Apel Kehormatan seperti ini sudah rutin dilaksanakan ditiap Tahunnya tepatnya pada tanggal 16 Angustus malam, sebelum hari peringatan HUT RI tanggal 17 Agustus, dengan bertujuan untuk memberikan penghormatan sebesar – besarnya kepada arwah para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya demi meraih kemerdekaan RI dan mempertahankan kemerdekaan Repoblik Indonesia.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya: Danrem 141/Tp Kolonel Inf. Suwarno S. A. P, Bupati Bone DR. H. Andi Fahsar M Padjalangi M. Si, Wakil Bupati Bone Drs. H. Ambo Dalle MM, Kasrem 141/Tp Letkol Inf Bobbie T, Dandim 1407/Bone Letkol Inf. Mustamin dan Forkopimda Kabuaten Bone serta undangan lainnya.

Upacara Proklamasi Kemerdekaan RI Ke 74 di Porsas Dilaksanakan Secara Dadakan

Nunukan- Upacara Hari proklamasi Kemerdekaan RI di Lapangan Porsas, Sabtu (17/8/2019) pagi tadi, dilangsungkan secara mendadak oleh warga dari RT 18, 15,16 dan 21 Kelurahan Nunukan Timur.

Hal tersebut dibenarkan oleh ketua RT 18, Hasanuddin Conding, bahwa upacara proklamasi tersebut dilaksanakan secara mendadak.

“Kegiatan ini secara dadakan dilakukan, ini permintaan masyarakat kemarin mereka yang merancang dan memberikan usulan. Karena kemauan mereka, ini kita laksanakan apa adanya,” ujar Hasanuddin.

Seperti yang kita lihat tadi, pemasangan banner baru dirikan, gladi bersih baru dilakukan, jadi sangat dadakan, kata Hasan.

Meskipun secara dadakan, Dia berharap kedepannya kegiatan seperti ini dilakukan setiap tahunnya. “Kita berharap upacara seperti ini Masyarakat lebih peduli lagi,” tuturnya.

Sementara itu, salah satu warga, dr. Jamri Pranata menuturkan, sebagai masyarakat saya melihat antusias dan anomi Masyarakat sangat besar.

“Apapun itu kita akan dukung, walaupun Pemerintah juga kurang menyentuh, tapi karena Masyarakat ini juga pengen merasakan upacara atau merasakan hari kemerdekaan ini dengan meriah ditingkat Rt,” kata Jamri.

Disini masyarakat yang datang ada dari beberapa rt untuk melaksanakan upacara kurang lebih 100 orang dan itu sangat membuktikan masyarakat ini masih punya rasa cinta terhadap tanah air, tuturnya.

Menyoal tentang pemerintah kurang menyentuh, Jamri menjelaskan jika jaman dulu setiap 17 agustus pasti meriah, sejak masih kecil dulu ada namanya lapangan Poran.

“Jadi ini rohnya hilang, tempat permaian atau tempat berkumpul masyarakat Nunukan itu sudah tidak ada, itu yang saya katakan hilang,” jelas Jamri.

Lanjut Jamri, dulu sempat pindah ke Tanah Merah tetapi hilang juga, sekarang tidak tahu kemana sudah masyarakat.

“Semangat kita mengebu-gebu tetapi fasilitas yang berkurang, masyarakat tidak tahu mau kemana cari hiburan. Kalau dikota besar orang bilang lahan untuk bermain sudah tidak, di Nunukan pun sama demikian, jadi tolong jika pemerintah mendengar bisa dipikirkan bahwa kita tidak membutuhkan taman dan tuguh tetapi kita butuh tempat berkumpul dan bermain,”ungkap Jamri. (Red)

Warga Porsas Pertama Kali Gelar Upacara Bendera

Nunukan-Untuk kali pertama Warga Porsas, Kelurahan Nunukan Timur, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menggelar upacara bendera hari proklamasi Kemerdekaan RI di Lapangan Porsas, Sabtu (17/8/2019).

Bertindak sebagai Inspektur Upacara Ketua RT 18, Hasanuddin, komandan upacara Ketua RT 21, H Andi Azis dan pembaca proklamator Anggota DPRD H Danny Iskandar.

Dalam sambutan Hasanuddin menyampaikan,
Proklamasi kemerdekaan RI merupakan tonggak sejarah bagi kita untuk menjadí bangsa yang merdeka dan berdaulat, terlepas dari penjajahan dan berhak menentukan nasibnya
sendiri. Seluruh tumpah darah para pahlawan terbayar ketika Indonesia berhasil memproklamasikan diri sebagai sebuah negara merdeka.

Namun demikian peristiwa
proklamasi bukanlah sebagai titik akhir perjuangan, melainkan menjadi titik awal
perjuangan membangun negeri setelah merdeka dari penjajahan. Oleh karena itu, di hari yang khidmat ini, Saya mengajak Kita semua untuk memahami kembali secara utuh Pancasila dan kebhinekaan bangsa, melihat kebhinekaan sebagai sebuah karunia dan anugerah peringatan HUT ke- 74 Kemerdekaan RI Tahun 2019 dengan tema “SDM Unggul Indonesia Maju”.

Lanjutnya untuk menggelorakan kembali semangat memajukan, memakmurkan dan mensejahterakan bangsa Indonesia melalui pemberdayaan Sumber Daya Manusia Indonesia yang kompeten dan unggul.

Harapan kita momentum peringatan 74 tahun kemerdekaan RI dan perjuangan para
pendahulu bangsa, dapat menjadi refleksi bagi peningkatan semangat kita dalam meneruskan cita-cita perjuangan, dalam mewujudkan lingkungan yang kita tempati ini
menjadi lingkungsn Sehat, Tertib, Bersih, Indah dan Nyaman.

“Mari kita satukan langkah untuk berikhtiar sebaik-baiknya, serta dengan
senantiasa memohon bimbingan serta pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia Unggul demi Indonesia Maju. Dirgahayu Indonesiaku, Majulah Negeriku,” tutup Hasanuddin.

Usai melaksanakan upacara, dilanjutkan dengan foto bersama. (Red)

Puluhan Pendaki Mengalami Kecelakaan Saat Mendaki di Gunung Bawakaraeng

Bone-Jelang puncak peringatan HUT RI Ke 74 tahun 2019 digunung Bawakaraeng, puluhan pendaki terpaksa berhenti ditengah jalan, lantaran mengalami kecelakaan dan juga diserang penyakit ketinggian serta hypothermia.

Kejadian tersebut dikabarkan pada Kamis (15/8/19) kemarin.

Hal ini dibenarkan Kepala Pos Sar Bone, Andi Sultan saat dihubungi melalui via telepon, Jumat (16/8/19) bahwa, pihaknya telah menerima laporan melalui pos siaga merah putih Sar Makassar jalur Lembanna yang telah menangani beberapa korban yang telah ditangani dan menyarankan untuk pulang, tidak melanjutkan perjalanan pendakian ke puncak.

“Data korban untuk sementara sesuai data dari pos Siaga merah putih Sar Makassar ada 6 Pendaki yakini, Muh Syawal, Laki-Laki (17) mengalami keseleo kaki sebelah kanan, Muh Azikin , Laki-Laki (17) mengalami muntah dan Demam, Muh Fahrul, Laki-Laki (23) jatuh dan luka pada lutut kaki kiri diporos Lembanna, Anugrah R, perempuan (18) sesak nafas dipos 7, kemudian Yomil Alfodi, laki laki (17) mengalami demam di pos 5 dan Riski, perempuan (16) mengalami Hypothermia dipos 6,” Jelas Andi

Lanjutnya, untuk jalur Tassosso yang dijaga oleh Pos Sar Bone lewat Kabupaten Sinjai, jumlah pendaki yang sudah terdata ada 504 pendaki.

“Untuk sementara korban yang berhasil dievakuasi masih dalam perawatan intensif diposko,”ungkap Andi Sultan. (Irwan N Raju)

Indonesia Merdeka, Nenek Nurbaya Masih Berjuang Menghidupi Dirinya dengan Jualan Sayur

Bone-Di tengah hiruk pikuk perayaan hari kemerdekaan, ternyata masih ada warga negara Indonesia yang belum merdeka. Seperti Nenek Nurbaya salah satu warga Cabalu Kelurahan Mattiro Walie Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, belum merdeka dari kemiskinan dan perhatian pemerintah Kabupaten Bone.

Saat ditemui sedang berjualan sayur, Nenek Nurbaya menceritakan jika Dia Tak pernah mendapat bantuan dari pemerintah.

meskipun begitu, Nurbaya diusianya yang sudah genap 60 tahun tetap semangat jualan sayur keliling dari lorong ke lorong.

Meskipun kondisi sepi pembeli,setiap harinya lorong demi lorong dilalui dengan senyum, Nenek Nurbaya tak pantang menyerah dengan setiap langkah kakinya mendorong gerobak yang dipenuhi dengan sayur dan bahan pokok lainnya.

“Saya sudah melakoni pekerjaan ini sejak pasar sentral depan Mall BTC Bone terbakar tahun 2004,
dulunya berjualan didalam Eks pasar sentral Bone itu,”ujar Nenek Nurbaya, Jumat (16/8/19).

Nenek Nurbaya punya asa dan harapan kelak pada saat usianya yang kini di 60 tahun dan tak mampu lagi keliling berjualan, berharap mendapatkan perhatian dari pemerintah agar diberi bantuan untuk bisa tetap berusaha tanpa meninggalkan rumah.

“Kalau sudah tidak kuat lagi, berharap dibantu pemerintah untuk berusaha dirumah,”ungkapnya

Seorsng aktivis, Yusriani Yusuf yang juga seorang ibu rumah tangga salah satu langganan setia beliau menuturkan, inilah Srikandi- Srikandi yang tetap berjuang untuk keluarganya tanpa bantuan dari pemerintah.

“Sepatutnya kita malu pada bangsa kita sendiri, masih ada saja rakyat Indonesia yang belum merdeka dari kemiskinan dan butuh perhatian, sementara Indonesia sudah merdeka selama 74 tahun, namun nyatanya masih ada saja yang tidak kurang diperhatilan. Setidaknya pemerintah lebih peduli kepada masyarakat khususnya orang tua seperti Nenek Nurbaya,” tegasnya. (Irwan N Raju)