Heboh Konten Youtube Wilayah Indonesia di Caplok Malaysia, Ternyata HOAX

NUNUKAN,Kaltara – Dalam beberapa hari ini, warga Pulau Sebatik digegerkan dengan konten di Youtube yang menyebutkan bahwa ribuan pasukan khusus TNI dikerahkan kewilayah pulau perbatasan tersebut pasca pihak Malaysia mencaplok kawasan Indonesia sepanjang 2,6 km serta patok perbatasan sudah bergeser.

Konten Youtube berjudul “Pasca Dicaplok Malaysia, Ribuan Pasukan Khusus TNI Serbu Batas RI-Malaysia” dengan pengunggah yang menamakan Amanda Chanel tersebut sampai saat berita ini diturunkan telah ditonton sebanyak 529.850 kali dan mendapat 156 ribu subscriber serta 6.449 komentar sejak ditayangkan pada 9 September 2020.

Komandan Kompi Satgas Pamtas Yonif 623/BWU, Kapten INF Salim yang bertugas di perbatasan Indonesia – Malaysia ketika ditemui di desa Aji Kuning menjelaskan bahwa apa yang terdapat dalam konten Youtube tersebut adalah tidak benar sama sekali alias Hoax, (Senin 14/9/2020)

“Jadi pasukan kita yang ada di Pulau Sebatik ini (Yonif 623/BWU, red) memang yang mendapat tugas untuk mengamankan perbatasan dan itu adalah tugas rutin bukan seperti yang disebutkan di konten Youtube tersebut karena adanya pencaplokan wilayah kedaulatan kita” jelas Kapten INF Salim

“Patok – patok tanda batas yang ada sekarang ini merupakan patok hasil pengukuran antara Pemerintah Indonesia – Malaysia, tidak ada yang bergeser karena berpatokan pada koordinat 4° 10”, jadi bisa dipastikan patok – patok tersebut tetap pada tempat yang sudah ditentukan” imbuh Kapten INF Salim

“Untuk aktifitas sehari – hari masyarakat kita diperbatasan tetap berjalan seperti biasa dan kondusif dan kami minta kepada masyarakat Pulau Sebatik agar tidak terpancing dan terpengaruh terhadap isi konten Youtube tersebut yang bisa dipastikan isinya adalah Hoax” pungkas Kapten INF Salim.

( Sar/Admin )

Evakuasi Penumpang KLM. Reski Perdana 01 Berlangsung ‘Dramatis’

SELAYAR KEPULAUAN – Usai melewati badai gelombang selama kurang lebih tiga jam perjalanan laut dengan menumpangi KM. Sinar Jaya 01, perahu ber gt 11, yang digunakan dalam operasi SAR gabungan Pos SAR, dan jajaran Pos TNI-AL, tiba diperairan Desa Polassi, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.

Tim SAR Gabungan bergerak dari jalur evakuasi utama, di Desa Appatanah, sekira pukul 06.52 pada hari Minggu, (14/06) menuju perairan sebelah barat untuk melakukan proses evakuasi dan upaya penyelamatan terhadap kurang lebih 24 orang penumpang KLM. Reski Perdana 01.

Kapal ber gt 25 yang dinakhodai Laurusang (35 tahun),
bertolak dari Desa Garaupa Raya, Kecamatan Pasilambena, pada sekira pukul 19 00, hari Jum’at (12/06) wita dengan mengangkut dua puluh ton kopra, satu ekor kuda, serta sejumlah barang lain yang sedianya akan dibawah ke daratan Selayar.

Namun naas, dalam perjalanan kapal berawak empat orang tersebut, mendadak ‘dihadang’ cuaca buruk saat berposisi di Pulau Bonerate, Kecamatan Pasimarannu.

Nakhoda kapal yang tak ingin mengambil resiko, akhirnya mencoba masuk dan berlindung di Pulau Bonerate dan baru melanjutkan perjalanan setelah cuaca mulai membaik.

Tapi sayang, musibah tak dapat ditolak, karena dalam perjalanan, kemudi kapal patah dan jatuh ke laut.

Kepala SMPN 13 Selayar, Sukardi yang ikut menjadi salah seorang dari 24 orang penumpang KLM. Reski Perdana 01 menuturkan, “kemudi patah dan jatuh ke laut, sesaat setelah kapal melintas di perairan sebelah selatan Pulau Polassi, hingga kemudian berhasil diselamatkan oleh salah seorang nelayan asal Desa Tambolongan yang merapat ke TKP dan memberikan bantuan pertolongan pertama”.

Danposal TNI-AL, Lantamal VI, Lettu Laut, (P) M. Aman Laguna menjelaskan, proses evakuasi terhadap kurang lebih dua puluh empat orang penumpang KLM. Reski Perdana 01 telah berhasil kita lakukan pada sekira pukul 09.16 wita, hari Minggu, (14/06) pagi”.

Suasana evakuasi berlangsung dramatis di tengah kondisi cuaca laut yang sempat beberapa jam tidak bersahabat.

“Dari tkp, para korban akan dibawah menuju jalur evakuasi utama, di Desa Appatanah”.

“Evakuasi kita prioritaskan terhadap penumpang kapal, sementara nakhoda bersama empat orang abk dipersilahkan untuk menentukan pilihan, apakah mereka akan tetap berada di kapalnya, atau ikut bersama penumpangnya, di armada kapal evakuasi tim SAR, kuncinya kepada awak media.

(Andi Fadly Dg. Biritta)

Panglima TNI Resmikan Pusat Informasi Maritim

Jakarta – Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memimpin upacara peresmian Pusat Informasi Maritim (Pusinformar) TNI di Markas Besar(Mabes) TNI Cilangkap, Jakarta Timur,Senin (06/01/2020).Acara peresmian dimulai dengan upacara pukul 08.30 WIB di lapangan Gatot Subroto, Mabes TNI.

Dalam kegiatan ini Panglima TNI selaku inspektur upacara juga menandatangani tanda diresmikannya pembentukan Pusinformar.Peresmian ini sekaligus pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Kepala Pusinforma yakni Kolonel Laut (P) Andi Abdul Aziz.

Panglima TNI menyampaikan bahwa Indonesia memiliki tantangan sangat besar dalam bidang maritim.Terlebih laut Indonesia menjadi lalu lintas perekonomian dunia dengan nilai ekonomi besar setiap tahunnya.

“Indonesia memerlukan upaya pengelolaan wilayah laut secara terintegrasi yang menggabungkan seluruh potensi sumer daya yang menjadi stakeholder kemaritiman,” Tegas Panglima TNI.Menurutnya salah satu bentuk sederhana dari sinergi tersebut adalah integrasi informasi dan upaya meningkatkan kesadaran bidang maritim.

“Maka itu dirasa perlu dibentuknya Pusinformar dalam mendukung tugas TNI di perairan nusantara dengan bekerja sama dengan seluruh stakeholder,” Terang Panglima TNI.

Upacara ini juga dihadiri oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Siwi Sukma Aji,Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna, Wakil Kepala Staf TNI Angakatan Darat Letjen TNI Tatang Sulaiman,Kepala Basarnas Marsdya Bagus Puruhito,perwakilan dari BMKG, serta perwakilan dari beberapa Atase Pertahanan.

Pusinformar merupakan Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) Mabes TNI yang berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI dan bertanggung jawab kepada panglima TNI.Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari,Pusinformar dikoordinasikan oleh Kepala Staf Umum (Kasum) TNI dan dibina oleh Kepala Staf Angkatan Laut.

Pusinformar bertugas memelihara dan meningkatkan keamanan maritim melalui komunikasi,koordinasi,dan kolaborasi bersama di bidang pengumpulan, penyediaan,dan pertukaran informasi. Kolaborasi ini dilakukan antar pusat informasi maritin nasional dan internasional dalam rangka mendukung tugas pokok TNI.

Puspen TNI

Gara-Gara Asmara Seorang Pria Nekat Gantung Diri

NUNUKAN – Seorang pria bernama Agus Hariadi (25) warga Poros Palmas RT 03, Desa Lapri, Sebatik Timur, Nunukan, ditemukan melakukan percobaan bunuh dengan cara gantung diri, Rabu (18/12/2019).

Meski begitu, nyawa Agus yang sempat dilarikan ke Puskesmas Sei Nyamuk tak dapat tertolong lagi lantaran diduga meninggal dalam perjalanan.

Kapolres Nunukan AKBP Teguh Triwantoro SIK melalui Kasubag Humas Polres Nunukan, Iptu M Karyadi mengatakan insiden nahas ini pertama kali diketahui oleh Ibu kandung korban dan saudra kandung korban yang bernama Hasna (56) dan Hasnianti (16)

“Korban  bunuh diri dengan cara menggantungkan leher korban dengan seutas tali ayunan anak- anak,” terangnya kepada Media ini, Kamis (19/12/2019) pagi.

Lanjut Karyadi, sebelum terjadinya percobaan bunuh diri tersebut sudara Agus Hariadi (25) Sempat menelpon teman wanitanya bernama Andi Jasmisa. Diduga korban sempat cekcok mulut dengan teman wanita tersebut. Hal itu dibuktikan lantaran Hasna (ibu dari sdra Agus Hariadi) sempat mendengar percekcokan dengan melalui via telpon antara Agus Hariadi dengan Andi Jasmisa (19).

“Nah, setelah Agus Hariadi selesai menelpon teman wanitanya, korban langsung masuk kedalam kamar. Ibunya itu mengira kalau anaknya itu mau tidur,” tambahnya.

Karena menaruh curiga, kata Karyadi, ibu dan adiknya pun masuk ke dalam kamar korban. Bagai bak disambar petir, ibu dan adik perempuan itu melihat korban sudah menggantung di dalam kamarnya tersebut. Kemudian ibu dan adiknya tersebut membantu menurunkan Agus Hariadi untuk menurunkan ke tempat tidur lalu meminta pertolongan kepada warga setempat untuk membawa saudara Agus Hariadi ke puskesmas sungai nyamuk untuk di lakukan pertolongan.

“Setibanya di puskesmas sungai nyamuk petugas kesehatan melakukan visum luar kemudian dinyatakan meninggal oleh petugas puskesmas sungai nyamuk.”jelas Karyadi.(Red)

Masyarakat Nunukan Gelar Ritual Mandi Syafar Sebagai Bentuk Syukur Kepada Tuhan

Para nelayan dan pembudidaya rumput laur di Nunukan melarung Kalengakng sebagai bagian ritual Mandi Syafar

Nunukan – Dengan menggunakan perahu, ratusan masyarakat yang terdiri dari pera Nelayan dan Pembudidaya Rumput Laut Desa Binusan, Nunukan, Kalimantan Utara menggelar ritual Mandi Syafar di perairan Laut Nunukan, Rabu (23/10/2019). Ritual ditandai dengan pelepasan Kelangkang berupa miniatur perahu yang berisi beras kuning dan berbagai makanan khas Suku Tidung dan makan bersama diatas perahu.

Tokoh masyarakat Nunukan H Supa menuturkan, ritual tersebut digelar sebagai tanda dari wujud syukur kepada Tuhan atas karunia berupa hasil laut kepada masyarakat. Menurutnya, baik nelayan dan para pembudidaya rumput laut saat ini mengalami peningkatan dalam hasil tangkapan dan hasil panenanya.

“Sehingga sebagai hamba Tuhan yang menjunjung tinggi kearifan lokal, kita bingkai tanda syukur melalui ritual ini atas melimpahnya hasil tangkapan oleh nelayan dan hasil yang didapat para pembudidaya rumput lut,” tutur Supa.

 

H Supa, tokoh masyarakat dan koordinator pemukat rumput laut Nunukan

Selain tanda syukur kepada Tuhan, H Supa mengungkapkan bahwa ritual yang digelar kali ini juga sebagai bentuk ucapan terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan. Naiknya pendapatan perekonomian masyarakat melalui budidaya rumput laut, menurut Supa, tak lepas dari uapaya Pemerintah setempat

“Ini (ritual – red) juga tanda dari kami sebagai ucapan terimakasih kepada semua pihak terutama Pemkab Nunukan atas upayanya sehingga saat ini perekonomian para pembudidaya rumput laut mengalami peningkatan,” papar pria yang juga sebagai koordinator pemukat rumput laut desa Binusan, Nunukan tersebut.

Sebelumnya, ungkap Supa, kehidupan para pembudidaya rumput laut di Nunukan teramat miris. Banyak para petani tananan gulma tersebut yang terpaksa menggudangkan peralatannya karena harga jual rumput laut kering hanya mencapai kisaran Rp. 5 ribu.

“Tapi sekarang harga jual mencapai Rp. 17 ribu rupiah. Tak bisa dipungkiri, selain beberapa pihak yang terlibat, naiknya harga jual rumput laut di Nunukan saat ini karena upaya dari Bupati Nunukan,” pungkas Supa. (eddyS)