Gubernur Silaturahmi dengan Pensiunan ASN

TARAKAN – Gubernur Kalimantan Utara DR. (H.C). H. Zainal A Paliwang, M.Hum, bersilaturahmi dengan Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara Kota Tarakan, bertempat di Gedung Pertemuan SMAN 1 Tarakan, Ahad (2/6).

Dalam Silaturahmi ini, Gubernur menyampaikan rasa terima kasih atas pengabdian dan dedikasi kepada para pensiunan PNS yang telah banyak memberikan sumbangsih bagi kemajuan dan pembangunan di daerah.

“Saya mengucapkan terima kasih bapak ibu para pensiunan PNS dikota tarakan, saya merasa terhormat bisa berkumpul dengan bapak ibu semua semoga silaturahmi kita ini akan terus terjalin dengan erat dan dapat membuka pintu rejeki buat kita semua,”ulasnya.

Ia juga mengatakan bahwa semangat juang yang telah di lakukan para pensiunan PNS/ASN ini harus tetap sama oleh para pegawai yang masih aktif mengabdi hingga saat ini.

“Saya yakin semangat dan kepedulian untuk kemajuan daerah masih terus berkobar, sehingga saya berharap bapak dan ibu para pensiunan PNS/ASN dapat terus memberikan saran dan masukan kepada pemerintah untuk kemajuan daerah,” ujarnya.

Gubernur juga berpesan, agar seluruh pegawai ASN yang masih aktif mengabdi, baik yang ada di Kota Tarakan maupun di Provinsi Kaltara.

“Saya berpesan kepada seluruh PNS/ASN di lingkup Provinsi kaltara khususnya di kota tarakan, untuk dapat menggali pengalaman yang berharga dari para senior yang telah purna tugas, di sinergikan dengan inovasi dan kebaruan sesuai dengan perkembangan zaman saat ini, dan saya percaya kita akan melangkah lebih dekat dengan kesejaterahan masyarakat Kaltara,” ujarnya. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga memberikan hadiah umrah kepada 4 orang pensiunan PNS/ASN Kota Tarakan.

(dkisp)

Gubernur Serap Aspirasi Petani dan Pengusaha Rumput Laut di Tarakan

TARAKAN – Gubernur Kaltara, DR (HC) H Zainal A Paliwang, M.Hum, menemui pengusaha dan petani rumput laut di kawasan Binalatung Pantai Amal, Rt 9 dan 10, Ahad (2/6) sore. Pertemuan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara pemerintah daerah dan masyarakat, khususnya dalam sektor rumput laut yang menjadi salah satu potensi unggulan daerah.

Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk pengusaha dan petani rumput laut yang antusias berpartisipasi dalam dialog langsung dengan Gubernur. Gubernur menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang tepat dan berkelanjutan bagi berbagai permasalahan yang dihadapi sektor rumput laut.

“Pertemuan ini bukan hanya ajang untuk menjalin silaturahmi, tetapi juga sebagai wadah untuk mendengarkan aspirasi dan kebutuhan para pengusaha dan petani rumput laut. Kami ingin memastikan bahwa setiap suara didengar dan setiap permasalahan dapat diatasi bersama-sama,”ujarnya.

Diskusi dalam pertemuan tersebut mencakup berbagai isu penting seperti tantangan produksi, pemasaran, serta dukungan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para pengusaha dan petani rumput laut.

Gubernur berkomitmen untuk memberikan solusi nyata dan dukungan yang diperlukan agar sektor rumput laut dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah.

Selain bertemu, Gubernur juga menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah warga yang roboh akibat tertimpa pohon kelapa. Sebagai bentuk perhatiannya, Gubernur memberikan bantuan langsung kepada keluarga yang terkena musibah. “Kami turut prihatin atas kejadian ini dan berharap bantuan ini dapat meringankan beban keluarga yang terdampak,”terangnya.

Melalui pertemuan ini diharapkan terjalin kerjasama yang harmonis dan berkelanjutan antara pemerintah daerah dan masyarakat.

Gubernur juga menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung sektor penting dan merespon langsung kebutuhan masyarakatnya.

“Kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci untuk mencapai keberhasilan dan kesejahteraan bersama. Kami akan terus berupaya memberikan yang terbaik bagi masyarakat Kalimantan Utara,”tuntasnya.

(dkisp)

Tersiksa di “Rumah Merah”, Wahyudin Tak Ingin Kembali Ke Malaysia

NUNUKAN – Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Malaysia merupakan salah satu yang terbesar diantara beberapa negara.

Diketahui Kabupaten Nunukan adalah salah satu pintu terdepan jalur transportasi CPMI untuk bekerja di Malaysia dikarenakan berbatasan langsung dengan Indonesia.

Berdasarkan hal tersebut tidak sedikit permasalahan PMI yang berangkat secara ilegal akibat ulah para calo ataupun permasalahan lainnya, sehingga PMI tersebut harus ditahan pihak berwajib keimigrasian di negara jiran saat terjadi masalah.

Akibat itu beberapa PMI yang terkena masalah harus ditahan di Depot Tahanan Imigresen (DTI) beberapa wilayah Malaysia atau biasa disebut dengan “Rumah Merah”, dan harus dideportasi kembali ke Indonesia nantinya.

Salah seorang PMI laki-laki asal Batam, Muhammad Wahyudin harus pasrah diamankan oleh pihak imigresen Malaysia setelah ketahuan melebihi izin masa tinggal.

Wahyu mengatakan bahwa dirinya bekerja sebagai PMI di salah satu warung makan tetapi ditahan lalu dideportasi akibat kasus overstay.

“Awalnya datang sendiri ke Malaysia lewat Singapura, lalu kerja di warung makan di Malaysia tapi karena overstay dan tidak dijamin majikan sehingga ditahan di rumah merah,” tutur Wahyudin saat pemulangan 232 deportasi asal Malaysia di Pelabuhan Tunon Taka, Selasa (28/05/2024) sore.

Bersama dengan itu, terlihat pada sekujur tubuh Wahyudin mengalami penyakit gatal-gatal sehingga memunculkan banyak benjolan dan bernanah.

Penyakit itu Ia dapatkan saat ditahan di DTI Malaysia atau yang biasa disebut dengan Rumah Merah oleh para deportasi asal negeri tetangga tersebut.

Lalu, Wahyudin pun menceritakan kisah pilu saat dipenjara selama 2 bulan di rumah merah.

“Saya dipenjara selama 2 bulan, lalu di rumah merah 2 bulan jadinya semua 4 bulan, paling tersiksa itu di rumah merah karena banyak hal, dan penyakit ini pun saya dapatkan saat di rumah merah,” tutur Wahyudin.

“Kita itu tidur dilantai tanpa alas apapun dengan banyak orang, tempatnya kotor, terus air di toilet itu cuman air tampungan jadi kotor sekali dan itupun palingan cuman bisa 1 gayung, makan juga tiada rasa (hambar),” tambah Wahyudin.

Kemudian, Wahyudin juga menceritakan bahwa bukan hanya dirinya yang mengalami penyakit tersebut tetapi juga beberapa tahanan lainnya.

“Beberapa kawan saya juga banyak yang seperti ini di seluruh badan, dan kalau malam ini gatal sekali dan terasa panas terbakar 1 badan,” katanya.

Wahyudin kembali mengungkapkan, saat ditahan di DTI, tidak pernah sekali pun diberikan obat untuk penyakit yang dideritanya.

“Tiada pernah dikasih obat, nanti diperiksa kalau sudah ada yang macam parah sekali, kalau macam saya ini dianggap belum parah,” terang Wahyudin.

Sesuai pengalaman pahit tersebut, Wahyudin sudah tidak ingin kembali lagi ke Malaysia.

Ia menerangkan akan kembali ke kampung halaman di Batam dan akan mencari pekerjaan di Indonesia.

“Tak mau lagi balik ke Malaysia, nanti mau pulang ke Batam saja, terus cari pekerjaan disini saja nanti,” ucap Wahyudin.

Adapun selain Wahyudin, sebanyak 231 deportasi asal Malaysia dipulangkan dimana diantaranya laki-laki berjumlah 112 PMI, perempuan dewasa 65 serta anak-anak yakni laki-laki 25 dan perempuan 29 orang.

(nam/nam)

Lahan Tidur Milik Warga Dibuat Produktif Oleh Satgas TMMD ke 120 Kodim 0911/Nunukan

NUNUKAN, Sembakung – Masih banyaknya lahan yang tidak produktif tentu sangat disayangkan. Kehadiran Satgas TMMD 120 membuat segala sesuatunya berubah. Lahan tidur milik warga yang awalnya tidak produktif kini diolah menjadi lahan yang siap tanam dan panen kedepannya.

Seperti siang tadi, Sabtu (1/06) para anggota satgas bersama warga kembali membersihkan lahan tidur warga dengan tujuan membangkitkan gairah menanam padi guna swasembada pangan mandiri untuk desa itu sendiri.

Dari kilas balik, Desa Atap yang merupakan Desa tertua di wilayah Kabupaten Nunukan menjadi salah satu pionir perkembangan penyebaran penduduk pertama di Kabupaten Nunukan. Desa Atap sendiri memiliki kondisi tanah dan lingkungan yang sangat baik apabila dikelola secara optimal.

Sejalan dengan hal tersebut Kodim 0911/Nunukan selain menjalankan sasaran fisik pada TMMD ke 120 ini, juga melakukan kegiatan non fisik diantaranya adalah menyelenggarakan Ketahanan Pangan dengan membuka lahan sawah dan menanami sawah serta membuka mindset para warga untuk terus meningkatkan kesadaran kemandirian dalam kebutuhan pangan di wilayah.

Pasi Teritorial Kodim 0911/Nunukan Letda Czi Afrizal saat ditemui mengatakan bahwa penegerjaan lahan sawah milik warga yang dikumpulkan jadi satu kini sudah masuk tahap penanaman.

“Sebelumnya kondisi lahan hanya terbengkalai alias tidur, untuk itu saat ini kami berupaya untuk membantu warga dalam mengolah lahan tersebut menjadi produktif Kembali”, ujarnya.

Sesuai dengan program KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dalam bidang ketahanan pangan, suatu wilayah harus mandiri dan berswasembada pangan sehingga siap menghadapi tantangan kedepan.

Kepala Desa Tahir mengatakan hal yang serupa, sebelumnya warga disini semangat dalam bertanam padi namun sejak kebanjiran dan gagal panen membuat mereka tertunduk lemas.

Hal tersebut tertampikan dengan hadirnya TMMD ke 120 di wilayah Desa Atap yang setiap harinya turun ke sawah dan memberikan edukasi singkat tentang bertanam efektif dan tepat sasaran.

(Kodim 0911nnk)

Jelang Penutupan TMMD 120 Rumah Abdul Hamid Rampung, Sudah Layak Huni.

NUNUKAN,Sembakung – Satuan tugas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 120 Wilayah perbatasan Indonesia Malaysia Kodim 0911/Nunukan mulai memasuki minggu keempat atau memasuki fase penutupan.

Pemilik rumah masih tidak menyangka jika rumahnya kini sudah disulap oleh anggota TMMD ke 120 menjadi layak huni, dari yang sebelumnya saat meninjau saja masih banyak ditemukan kondisi dinding kayu yang jabuk alias rapuh bahkan ada yang sudah patah.

Abdul Hamid (58) warga Desa Atap yang menjadi salah satu sasaran TMMD ke 120 Kodim 0911/Nunukan sebagai rehabilitasi rumah tidak layak huni. Sebagai salah satu sasaran, tentu Abdul Hamid terharu ketika banyak anggota TNI AD yang mendatangi rumahnya saat meninjau sebelum pengerjaan.

Menjelang penutupan rumah yang berada di RT. 03 itu kini sudah rampung 100%. Hal tersebut disampaikan oleh Perwira seksi teritorial Letda Czi Afrizal pada Sabtu pagi tadi (1/6) saat meninjau kembali kondisi.

“Kami memastikan sepenuhnya bahwa rumah tersebut sudah bisa dihuni oleh pak abdul hamid secara utuh. Mengecek kembali apakah ada bagian-bagian rumah yang mungkin mengalami kekurangan atau kerusakan”, ujarnya.

Anggota Satgas bersama warga sekitar rumah turut serta membantu dalam proses pengerjaan rumah tersebut. Beliau kini sudah merasa nyaman dengan hunian barunya.

Yang sebelumnya bisa dikatakan reyot kini sudah bisa kokoh dan sangat sejuk, ujarnya. Dansatgas TMMD 120 Letkol Albert Frantesca mengatakan bahwa sedikit lagi rumah itu akan segera rampung. Sudah menjadi tugas Kodim 0911/Nunukan agar menargetkan sebelum penutupan harus sudah selesai dan sudah bisa dihuni.

(Kodim 0911nnk)