Dana APBN ke Kaltara 2019 Rp 10,408 Triliun Naik dari 2018, Melalui Kementerian/Lembaga Kucurkan Rp 3,556 Triliun

TANJUNG SELOR, Berandankrinews.comPemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 mengalokasikan dana sebesar Rp10,408 triliun untuk Kalimantan Utara (Kaltara), atau meningkat Rp 600 miliar lebih dibandingkan alokasi tahun lalu, sebesar Rp9,803 triliun.


Dari Rp 10,408 triliun ini, sesuai informasi dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kaltara, terdiri dari belanja melalui DIPA Satuan Kerja (Satker) Kementerian/Lembaga (K/L) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebesar Rp 3,556 triliun, serta transfer ke daerah dan Dana Desa (TKDD) untuk seluruh daerah di Kaltara sebesar Rp 6,852 triliun.

Alokasi dana dari APBN tersebut, seperti pernah disampaikan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kaltara Teguh Dwi Nugroho, dalam realisasinya nanti masih fleksibel. Dalam artian bisa bertambah, atau bisa berkurang.

Angka Rp 10,408 triliun itu dalam bentuk pagu awal. Realisasinya nanti dapat berubah. Bisa berkurang, atau bahkan bertambah. Melihat situasi dan perkembangan keuangan negara. Termasuk apabila ada Satker baru, maka akan ada penambahan. Selain peningkatan dalam TKDD, khusus yang dari APBN melalui Kementerian/Lembaga dan OPD langsung, juga naik. Dari tahun sebelumnya Rp 3,4 triliun menjadi Rp 3,556 triliun.

Untuk diketahui, berdasar Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018, tentang APBN Tahun Anggaran 2019 telah ditetapkan dengan belanja negara sebesar Rp2.461,1 triliun. Dari APBN sebesar itu, alokasi untuk Provinsi Kaltara pada APBN 2019 sebesar Rp10,408 triliun. Dari total tersebut, alokasi terbagi untuk belanja kementerian/lembaga melalui DIPA berjumlah 228 DIPA dengan nilai total Rp3,556 triliun. Dengan rincian, belanja pegawai sebesar Rp784,2 miliar, belanja barang Rp1,133 triliun, belanja modal Rp1,663 triliun dan belanja sosial Rp5,07 miliar. Sementara untuk alokasi TKDD sebesar Rp6,852 triliun.

Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie menjelaskan, alokasi dana APBN sebesar Rp 10,408 triliun adalah anggaran yang diberikan pusat ke daerah. Baik secara langsung melalui dana transfer ke daerah yang nantinya masuk dalam tubuh APBD, maupun yang dikelola oleh Satker Kementerian dan Lembaga.
Sedangkan alokasi TKDD sebesar Rp 6,339 triliun. Terdiri dari tujuh komposisi. Yaitu, Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak Rp 413,636 miliar, DBH Sumber Daya Alam Rp 992,010 miliar, Dana Alokasi Umum (DAU) Rp 3,857 triliun, Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Rp 665,307 miliar, DAK Non Fisik Rp 461,254 miliar, dan Dana Desa Rp 463,268 miliar. Untuk Dana Insentif Daerah (DID) yang pada 2018 lalu ada Rp 69,5 miliar, tahun ini tidak ada.

Besaran anggaran tersebut, kata Gubernur, telah disampaikan berdasarkan tugas dan fungsinya dari Kementerian Keuangan RI, sebagai wujud dukungan pertumbuhan ekonomi di Kaltara. Menurutnya, sebagai provinsi baru, Kaltara memang menjadi perhatian khusus dari pemerintah. Apalagi Kaltara juga mendapat dana afirmasi sebagai daerah yang termasuk dalam daerah-daerah perbatasan, daerah tertinggal, kepulauan dan transmigrasi.

Di sisi lain, kenaikan nilai anggaran juga tak lepas dari perjuangan ke pusat. Baik melalui kementerian dan Lembaga, maupun langsung kepada Presiden. Di mana seperti diketahui, dalam setiap kali bertemu dengan Menteri maupun Presiden gubernur selalu menyampaikan berbagai program yang perlu mendapatkan dukungan dari pusat.

Nilai anggaran untuk ke Kaltara ini saya optimis akan bertambah. Apalagi seiring dengan adanya dua Inpres (Instruksi Presiden) yang keluar pada akhir 2018 dan awal 2019 ini. Yaitu Inpres tentang percepatan pembangunan Kota Baru Mandiri (KBM) Tanjung Selor, dan Inpres percepatan pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu. Ada 4 PLBN di Kaltara yang akan dipercepat pembangunannya mulai tahun ini. Dan tentu itu semua mendapat dukungan penuh dari pusat melalui Kementerian yang telah diinstruksikan dalam Inpres. Termasuk percepatan KBM Tanjung Selor, ungkap Irianto.

Sebelumnya, Gubernur mengatakan, sesuai arahan Presiden Jokowi menekankan agar belanja pemerintah fokus untuk kegiatan utama yang dapat memberikan manfaat optimal pada masyarakat, bukan sebagai pendukung seperti rapat-rapat, perjalanan dinas, honor dan lain-lainnya. Pastikan semuanya program berjalan dengan baik, artinya pantau terus anggaran secara berkala, bulanan atau triwulan, anggaran 2019 ini betul-betul digunakan untuk rakyat, ungkap Gubernur, mengutip sambutan Presiden.

Pun demikian dengan Kaltara, saya minta dalam pengelolaannya benar-benar direncanakan dengan matang. Sehingga hasilnya tidak sia-sia. Utamakan untuk kegiatan yang memang sangat dibutuhkan masyarakat, timpal Irianto.

Sementara terkait dengan anggaran kementerian dan Lembaga, menurutnya, diprioritaskan untuk melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan dalam melaksanakan program pembangunan di 2019. Utamanya, untuk mengatasi kesenjangan dan kemiskinan, pembangunan infrastruktur, memacu sektor unggulan, perbaikan aparatur negara dan pelayanan pemerintah, serta peningkatan pertahanan keamanan dan penyelenggaraan demokrasi.

Begitu pun dengan anggaran TKDD, diarahkan untuk meningkatkan jumlah dan mutu layanan publik di daerah, menciptakan kesempatan kerja, mengentaskan kemiskinan dan mengurangi ketimpangan antar daerah. Termasuk juga mendukung pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan, serta program prioritas lainnya. (humas)

Pemprov Alokasikan Rp 6,4 Miliar untuk Jalan di Malinau dan KTT

TANJUNG SELOR, Berandankrinews.com-Jumat (8/2/19) Wilayah Kabupaten Tana Tidung (KTT) dan Malinau tak luput dari perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara). Utamanya dalam pemenuhan sarana infrastruktur jalan. Meski nilainya tidak terlalu besar. Pada 2019 ini, melalui APBD dialokasikan anggaran sebesar Rp 6,4 miliar untuk kegiatan pemeliharaan jalan dan jembatan.

“Untuk di KTT, tahun ini memang tidak ada pembangunan jalan baru. Hanya bersifat perbaikan jalan, ujar Suheriyatna, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPR-Perkim) Kaltara. Tahun ini, lanjutnya, akan dilakukan perbaikan atas kondisi ruas jalan Trans Kalimantan menuju Tidung Pale. Adapun pekerjaannya, melakukan perkerasaan pada aspal atau patching diruas jalan sepanjang 200 meter. Melalui APBD dialokasikan dana sekiranya Rp 500 juta untuk memperbaiki jalan yang ada di kabupaten tersebut.

Suheriyatna mengatakan, KTT yang notabennya sebagai daerah paling muda di Kaltara, sedang giat-giatnya memenuhi prasarana infrastruktur khususnya jalan. Baik pembangunannya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat maupun Pemprov Kaltara. Sejak tahun 2015 hingga 2018 saja, dari total ruas jalan yang tersebar di KTT, Pemprov Kaltara telah membangun jalan sepanjang 3,61 kilometer dari total panjang ruas jalan yang menjadi kewenangan provinsi sepanjang 72,235 kilometer. Sedangkan untuk pemeliharaanya Pemprov Kaltara berhasil menyelesaikan ruas jalan sepanjang 6,83 kilometer. Meski dengan anggaran terbatas, kita tetap melakukan pembangunan yang sifatnya perbaikan atau pemeliharaan, kata Suheriyatna.

Selain ruas jalan di KTT, peningkatan jalan juga dilakukan di daerah yang letak geografisnya berbatasan langsung dengan negara Malaysia, yaitu Malinau. Tahun ini, Pemprov Kaltara fokus memperbaiki ruas jalan Tanjung Lapang menuju Lidung Keminci, serta ruas jalan Setulang menuju Punan Setarap yang total perbaikannya sebesar Rp 900 juta. Tak hanya perbaikan jalan, dialokasikan dana sebesar Rp 5 miliar untuk pembangunan jembatan, yakni jembatan Sei Malasuk dengan panjang jembatan 80 meter.
Untuk di Malinau selain dari APBD Kaltara, juga ada pembangunan jalan yang dianggarkan dari APBN. Khususnya jalan-jalan di wilayah perbatasan. Seperti salah satunya, jalan Malinau Krayan yang merupakan ide (usulan) dari Pak Gubernur (Irianto Lambrie). Progresnya terus berjalan, yang ditargetkan tahun ini sudah bisa tembus, imbuh Suheriyatna.

Untuk Malinau sendiri, ungkapnya, sejak tahun 2015 hingga 2018, yang dar APBD Pemprov Kaltara telah telah membangun jalan sepanjang 10,52 kilometer dari total panjang jalan yang ada di Kabupaten Malinau sepanjang 735,67 kilometer. Dan untuk pemeliharaannya, sepanjang 8,49 kilometer dari total ruas jalan yang dilimpahkan Pemkab Malinau kepada Pemprov Kaltara. Sudah menjadi tugas dan kewajiban kita untuk mendandani beranda terdepan NKRI. Sehingga tiap tahun selalu kita upayakan pembangunan dan perbaikan. Utamanya untuk memenuhi infrastruktur yang sangat dibutuhkan masyarakat,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Dinas PUPR-Perkim Kaltara dalam waktu dekat akan mengusulkan sebanyak 14 jalan provinsi untuk dilimpahkan dan dijadikan sebagai jalan nasional. Prosesnya kini masih dalam tahap penentuan jalan dan pengusulan. Insya Allah dalam waktu kita akan lakukan pertemuan dan presentasi terhadap usulan jalan tersebut ke pusat. Kita berharap hasil dari pertemuan nanti, pengusulan jalan yang kita ajukan bisa diterima, tutup Suheriyatna.(humas)

Kapolres Nunukan Bersama Rombongan Sambangi Nenek Wati Yang Sedang Sakit Stroke

Nunukan, Berandankrinews.com–
Kapolres Nunukan AKBP Teguh Triwantoro SIK, MH dan ketua Bhayangkari Nunukan, Ifa Teguh didampingi Kapolsek KSKP AKP I Eka Berlin dan Kanit Patroli Ipda Eko Asiadi beserta personil Polwan melakukan Patroli Peduli yang merupakan program polres Nunukan.

Salah satu target Patroli Peduli Polres Nunukan yakni Nenek Wati yang biasa dipanggil warga setempat Nenek Raja yang tinggal di Jl. Hasanuddin RT. 11 Kelurahan Selisun, Kecamatan Nunukan Selatan, Jumat (8/2/19) Siang tadi.

Patroli peduli ini mengunjungi Nenek Wati, karena seorang cucu bernama Raja yang sebelumnya aktif belajar dirumah belajar Nur Hikmah binaan Polsek KSKP, Namun kurang lebih 6 bulan Raja tidak pernah lagi ikut belajar.

Ketika Personil Polsek KSKP melakukam Patroli, Raja ternyata membantu Neneknya dengan mengumpulkan botol minuman bekas untuk di jual. Dari hasil patroli oleh polmas kemudian ditindak lanjuti dari informasi warga sekitar bahwa raja tinggal bersama neneknya yang sedang sakit stroke sejak tahun 2012 dan menyewa sebuah gubuk dengan membayar sewa 300.000 perbulan termasuk listrik.

Sementara Nenek Wati selalunya berobat kampung untuk mengobati sakit strokenya, dikarenakan tidak sanggup membayar biaya berobat therapy. Sedangkan hidup sehari harinya bergantung pada anak nya yang bekerja sebagai buruh rumput laut.

Mengetahui hal itu, Kapolres AKBP Teguh Triwantoro SIK, MH dan rombongan menyambangi rumah nenek Wati.

Kedatangan Kapolres dan rombongan disambut baik oleh nenek Wati. AKBP Teguh Triwantoro menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya bahwa ingin bersilahturahmi serta memberikan bantuan sembako.

Kapolres Nunukan AKBP Teguh Triwantoro SIK, MH didampingi oleh Kapolsek KSKP AKP I Eka Berlin mengatakan, Peduli sesama adalah bahasa kalbu yang murni, belajar menghargai apapun yang kita miliki maka kita akan menjadi pribadi yang sederhana dan kuat, hal ini nampak sepele namun penuh makna.

“Semoga dengan kegiatan Patroli Peduli ini mempererat antara masyarakat dengan kepolisian,” Kata AKBP Teguh Triwantoro. (**)

Dibantu Warga, Rumah Kosong Milik Orde Baru Selamat Dari Kebakaran

Nunukan, Berandankrinews.com–Sebuah Rumah kosong milik Hj Orde Baru warga Jl. Tien Suharto No. 85 RT. 21 Kelurahan Nunukan Timur (Pangkalan Posal), Kamis (7/2/19) Sekitar Pukul 22.30 Malam.

Beruntung, Warga Sekitar rumah korban cepat tanggap melakukan berbagai upaya untuk memadamkan api sekaligus menghubungi pemadam kebakaran.

Dengan alat seadanya seperti ember dan baskom warga mampu memadamkan api untuk mencegah merembet keseluruh bagian bangunan tersebut.

Pemilik rumah Hj Orde Baru saat ditemui dilokasi kebakaran mengatakan, kejadian ini tiba-tiba saja, tetangga sebelah teriak ada Api, kebakaran. Suami saya langsung masuk melihat dan melihat ada asap. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 22.30 tadi.

“Rumah ini kosong hanya ditempati permainan”kata Orde Baru.

Ada juga beberapa warga yang nekat memanjat atap rumah untuk menyiram titik api. Dengan peralatan yang mereka temukan di sekitar lokasi, warga merusak kaca jendela rumah warga lainnya untuk memadadamkan api tidak merambah ke rumah lain.

Dari keterangan Hj Orde Baru mengatakan, Ini semua masyarakat yang gotong royong padamkan, Petugas pemadam baru datang, kejadian itu sudah satu jam.

Diduga, keterlambatan Petugas pemadam kebakaran dikarenakan akses menuju rumah korban yang sempit dan jauh sehigga membuat petugas Damkar kesulitan menemukan rumah korban. Meski begitu petugas pemadam kebakaran tetap melakukan tugasnya membantu masyarakat untuk memanjat rumah dan memadamkan api yang masih terlihat.

Hingga saat ini belum diketahui penyebab kebakaran rumah kosong tersebut, Korban saat ini sedang dimintai keterangannya oleh pihak kepolisian. (**)

Jalan Poros Disebatik Semakin Parah, Kades Tanjung Karang Harap Pemprov Segera Meninjau

Nunukan, Berandankrinews.com–Beginilah kondisi jalan poros di Desa Tanjung Karang Kecamatan Sebatik, Nunukan.

Jalan Poros yang diberi nama Jl Yos Sudarso wilayah Rt. 02 ini tampak sangat memprihatinkan, Kepala Desa Tanjung Karang, Anir dan Stafnya telah membuat rambu peringatan untuk penguna jalan agar berhati-hati melintas di jalan tersebut, karena Jalan tersebut sudah mulai retak.

Saat dikonfirmasi melalui via Whatsapp, Anir mengatakan bahwa, Jalan tersebut sudah mulai retak dan drainase yang ada dibawah jalan sudah tertutup sehingga air tertampung tidak mengalir ke luar.

Disampaikan, kita baru meninjau kembali bersama Babinsa dan Baninkamtibmas karena jalan ini sudah mulai parah, sementara kami memasang tiang dengan diikatkan kantong plastik berwarna putih.

“Ini agar pengendara juga dapat melihat jalan yang sudah runtuh,” kata Anir, Kamis (7/1/19)

Anir berharap pihak pemerintah yang mengurusi jalan poros dapat segera meninjau dan langsung melakukan perbaikan terhadap jalan tersbut, karena jalan itu merupakan satu-satunya warga Desa Tanjung Karang dan Desa lainnya.

“Kami harap, Pemerintah khususnya Pemprov Kaltara bisa meninjau jalan poros ini, kami sangat berharap jalan ini dapat diperbaiki karena ini merupakan satu-satunya jalan kami. Kalau sudah terputus haruskah kami berputar melewati bukit menangis,” Ujarnya. (Rusli/Dhian)