Lifting Minyak 2019, K3S Kaltara Ditarget 9.653 BOPD-Gas Bumi Ditarget 22 MMSCFD

KUNJUNGAN KEHORMATAN : Wagub Kaltara H Udin Hianggio mewakili Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie menyerahkan cinderamata kepada General Manager Pertamina EP Asset 5 Irwan Zuhri, Kamis (14/3).

TANJUNG SELOR, Berandankrinews.com– Pada tahun ini, target lifting bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) Kalimantan Utara (Kaltara) untuk minyak sebanyak 9.653 Barrel Oil per Day (BOPD) atau 9 persen dari target lifting minyak wilayah Kalimantan-Sulawesi (Kalsul). Sedangkan gas, ditarget 22 Million Metric Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) atau sekitar 1 persen dari target Kalsul. Demikian dipaparkan Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus (SKK) Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) Perwakilan Kalsul, Syaifuddin pada Kunjungan Kehormatan Kepada Gubernur Kaltara di Ruang Rapat Lantai 1 Kantor Gubernur Kaltara, Kamis (14/3).

Diungkapkan Syaifuddin, target lifting minyak bumi K3S wilayah Kalsul sendiri, mencapai 108.333 BOPD atau sekitar 14 persen dari target nasional yang mencapai 775 ribu BOPD. Sementara gas bumi, 2.476 MMSCFD atau sekitar 35 persen dari target nasional (7 ribu MMSCFD). “Wilayah Kerja (WK) Migas di Kalsul untuk tahun ini, di Kaltara ada 13 WK. Terdiri dari 6 WK eksploitasi, 6 WK eksplorasi dan 1 WK proses terminasi,” ungkap Syaifuddin.

Pada tahun ini, sesuai data SKK Migas Perwakilan Kaltara, ada 5 program kerja yang akan dilakukan. Pertama, survei seismik (2D dan 3D) sebanyak 10 kegiatan akan dilakukan di Kalsul yang 2 diantaranya dilakukan di Kaltara. Lalu, pengeboran eksplorasi sebanyak 13 kegiatan di Kalsul (4 di Kaltara), 204 kegiatan pengeboran eksploitasi di Kalsul (26 di Kaltara), 640 kegiatan kerja ulang di Kalsul (56 di Kaltara), dan 8.775 kegiatan perawatan sumur di Kalsul (165 di Kaltara).

Sekaitan dengan kegiatannya tersebut, Syaifuddin mengakui bahwa industri hulu migas akan terus mendukung pembangunan daerah. Di antaranya, Dana Bagi Hasil (DBH) Migas untuk daerah, participating interest (PI) 10 persen, pajak daerah dan retribusi daerah, bisnis penyedia barang dan jasa lokal, tenaga kerja lokal, tanggung jawab sosial, penggunaan fasilitas penunjang operasi oleh masyarakat, pasokan gas untuk bahan bakar pembangkit listrik, pasokan gas untuk bahan industri, pasokan gas untuk bahan baku industri turunan/pupuk dan pasokan gas jaringan gas rumah tangga. “Di Kaltara, sekitar 9 MMSCFD atau sekitar 71 persen produksi gas Kaltara dari K3S PT Pertamina EP, PT Medco Tarakan dan JOB Simenggaris dimanfaatkan bagi pasokan bahan bakar pembangkit listrik (sekitar 8 MMSCFD) dan jaringan gas rumah tangga (sekitar 1 MMSCFD),” jelas Syaifuddin.

Dari sumbangsih tersebut, dalam menopang kelancaran tanggung jawab ini, Syaifuddin mengharapkan dukungan dari pemerintah daerah. Ada 5 hal yang diharapkan industri hulu migas ini. Yakni, percepatan proses perizinan atau rekomendasi untuk kegiatan usaha hulu migas juga tata ruang yang memberikan akses kepada kegiatan usaha hulu migas baik RTRW atau RZWP3K. “Pemerintah daerah diharapkan mampu mendukung upaya koordinasi dan sosialisasi rencana kegiatan usaha hulu migas kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan,” ulas Syaifuddin. Selain itu, pemerintah daerah diharapkan pula membantu meningkatkan pemahaman bahwa kegiatan usaha hulu migas merupakan kegiatna pemerintah yang perlu didukung masyarakat, serta membantu penanganan tanggap darurat akibat kegiatan tersebut.

Sebagai informasi, pada kegiatan ini dihadiri Wakil Gubernur Kaltara H Udin Hianggio mewakili Gubernur Kaltara Dr H Irianto dari jajaran Pemprov Kaltara, dengan didampingi sejumlah Asisten dan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. “Pemprov Kaltara akan senantiasa berupaya memberikan dukungan terbaik kepada K3S yang berada disini. Karena pembangunan daerah ini, harus didukung semua pihak. Termasuk usaha hulu migas,” tutur Wagub.(humas)

Saya Milenial untuk Kaltara Terdepan, Respons Kaltara Edisi Khusus Tampilkan 8 Narasumber Spesial

Pagelaran Respons Kaltara edisi khusus yang menampilkan 8 narasumber dari kalangan millenial berprestasi di Kaltara, Rabu (13/3) malam.

TANJUNG SELOR, Berandankrinews.com – Kegiatan Respons Kaltara edisi ke-XXXI yang digelar Rabu (13/03) malam kemarin, sedikit berbeda dengan edisi lainnya. Jika biasanya narasumber yang dihadirkan adalah pimpinan OPD (organisasi perangkat daerah) atau pejabat terkait, kali ini lebih special. Delapan orang narasumber yang hadir dalam acara yang dilangsungkan di Aula Gedung Gabungan Dinas (Gadis) Pemprov Kaltara itu, adalah para milenial muda berbakat.

(Saya) Milenial untuk Kaltara Terdepan. Demikian tema yang diangkat pada Respons Kaltara edisi khusus ini. Mengulik tentang rahasia sukses beberapa milenial yang ada di Kaltara, Respons Kaltara kali ini bertujuan untuk menginspirasi para generasi muda atau generasi milenial lainnya yang ada di provinsi termuda di Tanah Air ini.

Dipandu dua narasumber, Susan dan Aulia, acara yang merupakan garapan Bagian Humas pada Biro Humas dan Protokol Sekretariat Provinsi Kaltara ini, tambah semarak, karena turut menghadirkan artis muda dari Jakarta untuk menghibur para audiens yang hadir, yang rata-rata anak muda.

Tiga pelajar dan satu atlet berprestasi tingkat internasional, mengawali sesi pertama dialog. Mereka adalah Ari Pardomuan Manurung, Henry Hoyono dan Novita Aida Dahlia. Tiga siswa SMA Negeri 1 Tarakan ini, berhasil menorehkan prestasi internasional pada ajang yang diikuti.

Ari dan Henry meraih medali emas pada ajang International Science Project Olympiad (ISPO) Tahun 2018 di Bucharest, Rumania, untuk kategori programming. Sedangkan Novita, peraih medali perak ISPO 2018 bidang biologi bersama rekannya, Andrew Januar Willyanto. Novita juga mewakili Indonesia pada ajang Genius Olympiad pada Juni tahun lalu di New York, Amerika Serikat.

Sementara Sabri, menunjukkan dedikasinya lewat prestasi di bidang olahraga. Atlet panjat tebing kelahiran Nunukan, Kaltara itu berhasil meraih medali perak pada ajang Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang.

Generasi muda jangan hanya jadi penonton. Kemajuan teknologi yang begitu cepat. Kita jangan sampai ketinggalan, kita seharusnya bisa menjadi bagian yang mempercepat kemajuan teknologi itu, kata Ari Pardomuan memberikan ungkapan inspirasi. Terus bermimpi. Bermimpilah setinggi mungkin, agar saat kita jatuh berada di antara bintang-bintang. Artinya bercita-cita lah setinggi mungkin, dan berusahalah untuk bisa mencapainya, sambung Sabri yang menyampaikan kalimat tak kalah menginspirasi.

Sesi kedua, Respons Kaltara menampilkan dua narasumber wanita yang memiliki dedikasi di bidangnya. Adalah dr Rahmatiah. Dokter muda ini, lahir di Kecamatan Bunyu, 9 Mei 1988. Dia menekuni ilmu kedokteran sejak 2006, dan di 2012 wanita berhijab ini pun diangkat sumpah menjadi dokter umum.

Melihat banyaknya Lansia (Lanjut Usia) di daerah tempatnya bertugas, yang juga tanah kelahirannya, Rahmatiah terpanggil untuk memberikan pelayanan kesehatan. Penderita komplikasi penyakit hypertensi dan diabetes melitius tipe II khususnya pada lansia (lanjut usia) di Pulau Bunyu cukup tinggi. Dan, ini juga penyebab kematian tertinggi di Indonesia, ungkap dr Rahmatia.

Untuk mengurangi tingkat kematian tersebut, dr Rahmatiah pun melakukan inovasi. Inovasinya berupa pencegahan komplikasi penyakit tidak menular pada lansia dengan menggunakan Mobil TUA (Tanggap Untuk Anda). Mobil ini kita siapkan untuk antar jemput pasien Lansia, ucapnya.

Beruntungnya, inovasi ini didukung oleh pihak-pihak terkait. Dengan Mobil TUA ini, para lansia yang berketerbatasan fisik juga kendaraan akan didatangi tim kesehatan dari Puskesmas Bunyu untuk dilakukan pemeriksaan kesehatannya, urai Dia.

Tidak berhenti sampai di sini, Rahmatiah kini tengah menyiapkan inovasi lain. Yaitu menangani para penderita gangguan jiwa yang menurutnya cukup banyak di Pulau Bunyu. Harapan saya, pemerintah segera merealisasikan pembangunan Rumah Sakit Pratama di Bunyu. Karena Pulau Bunyu merupakan kepulauan yang dikelilingi laut, untuk merujuk ke rumah sakit Tarakan kalau malam sangat sulit, harapnya.

Wanita berdedikasi lainnya adalah Mangestiningtyas, seorang guru muda di SMK Negeri 1 Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan. Esti, demikian biasa disapa. Dia adalah merupakan Juara I Guru SMA/SMK Berdedikasi tingkat nasional tahun 2017. Dedikasinya di dunia pendidikan ditunjukkan dengan keinginan kuatnya untuk mengatasi kendala dalam menyalurkan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, yang kebanyakan anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI). “Sebagai jalur lalu lintas TKI, di Sebatik pasti ada kendala dalam pengajaran yang berimbas pada pengetahuan yang dimiliki anak didik kami,” kata Esti.

Menariknya, dia ternyata berlatar belakang bukan dari Pendidikan guru. Esti adalah lulusan kedokteran hewan. Panggilan hati membawa dirinya untuk mengabdi menjadi seorang tenaga pendidik.

Sesi terakhir, Respons Kaltara edisi special mendatangkan dua narasumber yang mengispiratip. Dua pengusaha muda sukses, dengan usaha yang jauh berbeda. Satu pengusaha dengan mengandalkan teknologi, satunya lagi adalah petani dan peternak.

Candra Yuswo Widodo namanya. Lewat keahliannya berternak dan bercocok tanam, Candra bersama rekan-rekannya berhasil membudidayakan dan meningkatkan produktivitas ternak dan tanamannya. “Saya sebenarnya hanya berusaha menerapkan apa yang saya terima selama kuliah di Fakultas Pertanian Unmul,” jelas Ketua Organisasi Karya Mandiri Desa Panca Agung, Kelurahan Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan ini.

Baginya, membagi kemampuan atau ilmu dengan orang lain adalah berkah juga pahala. “Saya mencoba berbagi ilmu saja, tak lebih. Yang terpenting, masyarakat utamanya petani dapat berhasil dalam usahanya,” kata pria yang memiliki cita-cita ingin menjadikan daerahnya sebagai wilayah swasembada pangan itu.

Millenial selanjutnya, adalah Wisian Nugraha Yanuar. Pemuda 25 tahun yang lahir di Kota Tarakan ini, memiliki jiwa entrepreneurship di bidang kewirausahaan yang tinggi.

Di usia terbilang muda itu, alumni pendidikan farmasi apoteker Universitas Surabaya ini sudah menjadi Manajer Grab Tarakan, Owner Pondok Lesehan Coffee and Eatery, serta apoteker sekaligus penanggung jawab Apotek Dewi Farma. Kenapa saya memilih membuka usaha sendiri. Selain tak ingin bekerja secara terikat dengan aturan, saya juga berkeinginan menciptakan lapangan kerja bagi warga lainnya. Lebih enak menjadi bos di usaha yang kita miliki dan kelola sendiri, ujarnya.

Bukan tanpa tantangan, banyak kendala yang dihadapi saat dirinya membuka usaha. Namun karena kegigihan dan semangat pantang menyerah, berbagai kendala bisa diatasi. Terus mencoba, bereksplorasi, berkreasi. Yakin usaha kita akan berhasil. Pesan saya untuk generasi milenial, manfaatkan waktu yang ada, selagi kita masih muda. Jangan larut dengan hal yang tak bermanfaat. Jadikan waktu yang kita miliki berharga, kata Wisian mengispirasi.

Acara Respons Kaltara edisi special yang dihadiri oleh Asisten II Sekretariat Provinsi Kaltara H Syaiful Herman yang mewakili Gubernur itu, menjadi lebih semarak karena di sela-sela acara banyak dibagikan berbagai hadiah doorprize kepada para pengunjung. Tak hanya itu, acara juga turut diramaikan oleh berbagai komunitas muda yang ada di ibukota provinsi Kaltara.(humas)

Tim RCEC GMF-BRI RRT akan Kunjungi KIPI

Asisten II Setprov Kaltara H Saiful Herman memimpin rapat terkait rencana kunjungan delegasi RRT ke Kaltara di Ruang Rapat Lantai 2 Kantor Gubernur Kaltara, Kamis (14/3)

TANJUNG SELOR, Berandankrinews.com– Dijadwalkan, pada hari ini (15/3) tim Regional Comprehensive Economic Corridors (RCEC) Global Maritim Fulcrum-Belt and Road Initiative (BRI) dari Pemerintah Republik Rakyat Tiongko (RRT) akan memulai rangkaian kunjungan ke lokasi Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi. “Ini didasarkan dari surat Kemenko-Maritim No. 3.6/D3.2/Maritim/III/2019 perihal Kunjungan Delegasi Tingkok RCEC GMF-BRI ke Kaltara dan Sumatera Utara (Sumut), kata H Saiful Herman Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setprov Kaltara di sela rapat persiapan Kunjungan Delegasi RRT, kemarin (13/3).

Disebutkan H Syaiful, kunjungan ke lokasi KIPI direncanakan digelar pada Sabtu (16/3). Selain delegasi RRT, turut mendampingi tim dari kementerian terkait, termasuk tim ahli GMF-BRI dan badan usaha KEK, tutupnya.(humas)

Pemprov akan Lebih Cepat dan Giat Lawan Korupsi

CEGAH KORUPSI : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie bersama Gubernur Kaltim Isrannoor usai menghadiri Penyerahan Dokumen Asi Pencegahan Korupsi 2019-2020 dan Laporan Pelaksanaan Stranas Pencegahan Korupsi oleh Presiden RI di Istana Negara, Rabu (13/3).

JAKARTA, Berandankrinews.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) akan bekerja lebih cepat dan giat dalam melawan korupsi. Salah satunya dengan akan menerapkan Online Single Submission (OSS) dan kebijakan satu peta. Selain itu, dalam pengelolaan anggaran juga akan dilakukan integrasi perencanaan penganggaran. Dan, dalam penegakan hukum dan reformasi birokrasi, Pemprov Kaltara berusaha mewujudkan integrasi penegakan hukum dan pemberantasan mafia peradilan.
Hal ini searah dengan harapan Presiden Joko Widodo yang menginginkan Indeks Persepsi Korupsi Indonesia dapat membaik dari sebelumnya. Sebagaimana diketahui, Indeks Persepsi Korupsi Indonesia pada 2018 menjadi 38, dari sebelumnya 34 di 2014. Disamping itu, berdasarkan survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Indonesia Corruption Watch (ICW) pelayanan publik juga semakin bebas dari pungutan liar. Demikian disampaikan Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie memetik pernyataan Presiden Joko Widodo pada Penyerahan Dokumen Aksi Pencegahan Korupsi Tahun 2019-2020 dan Laporan Pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan Korupsi Tahun 2019 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/3) lalu.

Menurut Gubernur, Presiden berkeinginan tindak pidana korupsi dapat turun hingga 0 persen. “Korupsi adalah musuh bersama sebagai bangsa, penyakit yang menggerogoti kesejahteraan rakyat, dinding yang menghalangi bangsa untuk bergerak maju, dan menghalangi kita semuanya untuk mewujudkan cita-cita konstitusi bangsa Indonesia. Karena itu, Presiden menegaskan, tidak ada alasan yang dapat membenarkan tindakan korupsi, tidak ada alasan untuk menunda-nunda aksi dan mencegah pemberantasan korupsi,” tutur Irianto.

Diingatkan pula oleh Presiden, agar Strategi Nasional Pencegahan Korupsi yang telah dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 tahun 2018 pada Juli 2018, untuk tidak sekedar menjadi dokumen tanpa pelaksanaan. Semuanya harus berkolaborasi membuat Indonesia bebas dari korupsi, dan tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Dan, fokus Stranas Pencegahan Korupsi sudah jelas dalam tiga hal, yang pertama perizinan dan tata niaga, yang kedua keuangan negara, yang ketiga penegakan hukum dan reformasi birokrasi, ucap Gubernur.

Gubernur juga mengingatkan kepada jajaran Pemprov Kaltara untuk memahami arahan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agoes Rahardjo. Ini terkait dengan 3 fokus Stranas Pencegahan Korupsi. Yakni, fokus pertama terkait penyelenggaraan kemudahan perizinan. “Dalam kemudahan perizinan ini fokus utama adalah adanya OSS, dan PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu), ungkap Irianto.
Diharapkan yang tergabung dalam OSS, bukan hanya pemerintah daerah tapi juga kementerian-kementerian yang di pusat. Yang tidak kalah pentingnya dalam fokus pertama ini, adalah transparasi dalam perizinan sumber daya alam. “Ini menyangkut pengukuhan kawasan hutan, kebijakan satu peta, tumpang tindih perizinan juga akan dibenahi, juga pembenahan pemberian izin. Ketua KPK juga mencatat, kebijakan tentang pemanfaatan tanah negara yang terlanjur salah. ini tidak boleh terus dibiarkan, bahkan sudah ada yang mempunyai keputusan hukum tetap, sudah inkrah, sampai hari ini belum dilakukan eksekusinya, tutup Gubernur.(humas)

Bulan Ini SOA Penerbangan Mulai Jalan, Alokasi Anggaran Rp 47 Miliar, Sudah Tahap Lelang

TANJUNG SELOR, Berandankrinews.com Masyarakat di wilayah perbatasan dan pedalaman Kalimantan Utara (Kaltara) tak lagi harus membayar mahal untuk menggunakan angkutan penerbangan. Subsidi Ongkos Angkut (SOA) untuk penumpang penerbangan ke wilayah pedalaman dan perbatasan mulai direalisasikan pada Maret ini.

Saat ini, sesuai informasi dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara, pemberian SOA senilai Rp 47 miliar, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2019, sedang dalam proses lelang. “Insya Allah pada Maret ini SOA penerbangan sudah mulai jalan. Sesuai laporan dari Dinas Perhubungan, sekarang sedang berlangsung proses lelang. Dalam waktu dekat lelang akan selesai, sehingga jika tidak ada halangan pertengahan atau di akhir Maret, penerbangan bersubsidi tersebut bisa mulai beroperasi, kata Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie.

Secara rinci, terangnya, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengalokasikan anggaran sebesar Rp 35 miliar untuk SOA penumpang penerbangan. Sementara dari Pemprov Kaltara melalui APBD 2019, menganggarkan Rp 12 miliar. Secara total tahun ini alokasi anggaran untuk SOA Penerbangan mencapai Rp 47 miliar.

Gubernur mengatakan, SOA ini diberikan untuk mengurangi beban ongkos transportasi ke wilayah perbatasan. Program SOA penerbangan sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir. Besaran subsidinya sekitar Rp 600 ribu sampai Rp 700 ribu. Jadi, misalnya harga tiket Rp 1 juta, ongkos yang dibayarkan oleh warga hanya Rp 300 ribu hingga Rp 400.000 per orang, jelasnya.

“Program ini sangat bagus, karena sangat membantu masyarakat di wilayah perbatasan dan pedalaman yang selama ini hanya bisa menggunakan pesawat, sebagai satu-satunya alat transportasi, lanjut Gubernur.
Selain memberikan subsidi, imbuh Irianto, bersamaan dengan ini, Pemerintah juga berupaya membangun sarana infrastruktur jalan dan jembatan ke daerah perbatasan, sebagai pembuka keterisolasian wilayah. Sehingga, ke depan masyarakat tidak hanya berharap pada angkutan penerbangan saja, yang ongkosnya sangat tinggi.

Secara terpisah, Kepala Dishub Kaltara Taupan Madjid mengatakan, pemberian SOA, utamanya yang didanai APBN tahun ini ada penambahan rute baru. Penetapan rute dari APBN ini, untuk memenuhi aspirasi masyarakat di wilayah sasaran mengenai keterjangkauan transportasi. Sehingga membantu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Rute baru itu, antara lain Data Dian, Pujungan, Mahak Baru, Long Sule dan Long Alango yang berada di Kabupaten Malinau. Kemudian 2 rute lainnya, yakni Long Layu dan Binuang yang berada di Kabupaten Nunukan. Rute ini dinilai sebagai daerah yang sulit dijangkau. Baik oleh transportasi darat maupun laut, ungkapnya.

Taupan menambahkan, masih di program yang sama, pada APBD Kaltara 2019 juga teralokasikan untuk SOA ini. Nilainya sekitar Rp 12 miliar. Untuk mensubsidi penerbangan pada 9 rute PP yang akan dilayani. Yakni Tanjung Selor-Long Alango, Tanjung Selor-Long Pujungan, Tanjung Selor-Long Sule, Tanjung Selor-Data Dian, Tanjung Selor-Mahak Baru, Tanjung Selor-Long Bawan, Tanjung Selor-Long Ampung, Nunukan-Binuang, dan Nunukan-Long Layu.

Sebagai informasi, pada 2018, SOA dari APBN dengan nilai anggaran sekitar Rp 21 miliar telah terealisasi 15 rute. Sedangkan dari APBD, pada 2018 dikucurkan dana sebesar Rp 12 miliar. Dengan perkembangan ini, maka dukungan APBD untuk SOA 2019 akan menyesuaikan. Dengan maksud agar tidak tumpang tindih dengan SOA APBN. Jika semakin banyak operator penerbangan perintis yang dapat mengikuti lelang SOA baik APBN maupun APBD, maka proses lelang bisa lebih cepat, tutupnya. (humas)