Bangun Kebersamaan, Babinsa BuluPoddo Santai Bersama Masyarakat Usai Melakukan Pra TMMD

Berandankrinews.com-Sinjai, Dalam membina serta memupuk rasa kebersamaan dengan warganya, Babinsa Posramil Bulupoddo, Kodim 1424/Sinjai, terus dukung dan hadiri kegiatan yang dilakukan oleh warga binaannya, hal inilah yang dilakukan oleh Serda Basri, saat bersantai bersama warga binaannya yang sedang beristirahat saat selesai melaksanakan kegiatan Pra TMMD, bertempat di dusun Balle desa Tompobulu kec. Bulupoddo, kab. Sinjai, Selasa (3/7/2019).

Tampak terlihat Serda Basri beristirahat usai melaksanakan giat Pra TMMD bersama warganya sambil bercerita dengan para warganya tentang situasi kondisi keamanan yang sedang terjadi akhir – akhir ini, agar para warga selalu waspada dan meningkatkan keamanan Desa melalui Poskamling serta jangan mudah terhasut dan terpancing oleh oknum – oknum yang ingin merusak serta menghasut rasa Kebineka Tunggal Ikaan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Selain untuk memupuk rasa kebersamaan serta menjalin hubungan harmonis dengan warga binaan saya, kegiatan ini juga sebagai sarana saya untuk menyampaikan ide serta gagasan saya, untuk mengajak warga saya sama – sama saling membantu, mendukung serta bekerja sama dalam mensukseskan TMMD 105 ini,”ucap Serda Basri.

program TMMD di desa Tompobulu bulupoddo Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Dia juga menyampaikan bahwa dirinya sebagai Babinsa akan selalu siap membantu menjaga keamanan desa dalam hal apapun, terutama yang berhubungan langsung dengan masyarakat, sesuai dengan peran dan fungsinya sebagai Babinsa. (Irwan N Raju)

Indikasi Maladministrasi dan Cacat Hukum: Tanggapan Maha Penting tentang Pelaksanaan Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022

Berandankrinews.com-Jogyakarta, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI melalui Bapak Ferdinandus Setu, S.H., M.H selaku Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika RI pada tanggal 28 Juni 2019 merilis Siaran Pers No. 120/HM/KOMINFO/06/2019 tentang Pelaksanaan Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022. Siaran pers tersebut secara utuh bisa diakses melalui: https://www.kominfo.go.id/…/siaran-pers-no-12…/0/siaran_pers.

Saya sebagai salah satu Warga Negara Indonesia (WNI) berprofesi sebagai Ketua Program Studi S1 Ilmu Komunikasi STIKOM “AKINDO” Yogyakarta sekaligus pemerhati dunia penyiaran nasional memberikan sejumlah tanggapan maha penting sebagai berikut:

Pertama, bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan Panitia Seleksi Calon Anggota KPI Pusat Periode 2019-2022 secara vulgar dan terang-terangan menyatakan bahwa telah menjadikan Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nomor: 01/P/KPI/07/2014 tentang Kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia sebagai salah satu rujukan hukum utama atau landasan yuridis dalam Pembentukan Panitia Seleksi Calon Anggota KPI Pusat Periode 2019-2022. Hal tersebut tercermin secara langsung dari poin 4 dari siaran pers tersebut.

Bahwa esensi hukum dari Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nomor: 01/P/KPI/07/2014 tentang Kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia Pasal 10 ayat 1; “Penetapan Tim Seleksi pemilihan anggota KPI Pusat dilakukan oleh DPR RI”. Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nomor: 01/P/KPI/07/2014 tentang Kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia Pasal 10 ayat 4 menyatakan: “Surat Keputusan (SK) Penetapan Tim Seleksi Pemilihan Anggota KPI Pusat disusun dan ditandatangani oleh DPR RI”.

Merujuk siaran pers yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diatas, bahwa yang menetapkan dan menandatangani Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022 adalah Menteri Komunikasi dan Informatika RI (Bapak Rudiantara, S.Stat., M.B.A.) melalui penerbitan Surat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 798 Tahun 2018 tentang Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022 dan dan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 115 Tahun 2019–sebagaimana dinyatakan dalam siaran pers tersebut pada poin 1.

Dengan demikian, fakta hukumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI yang telah menerbitkan dan menetapkan Surat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 798 Tahun 2018 tentang Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022; telah melanggar/bertentangan dengan Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nomor: 01/P/KPI/07/2014 tentang Kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia Pasal 10 ayat 1 dan 4.

Artinya, hal tersebut dapat diindikasikan sangat kuat sebagai cacat hukum sekaligus maladministrasi. Sesuai dengan referensi yang terkandung dalam Undang-Undang RI Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa: “maladministrasi adalah perilaku dan perbuatan melawan hukum, melampaui wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan yang menimbulkan kerugian materiil dan/atau immateriil bagi masyarakat dan orang perseorangan”.

Kedua, merujuk pada Surat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 798 Tahun 2018 tentang Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022, ternyata jumlah anggota Panitia Panitia Seleksi Calon Anggota KPI Pusat Periode 2019-2022 sebanyak 16 orang. Mereka adalah: Agus Pambagyo, Bambang Wibiwarta, Betti Alisjahbana, Dadang Rahmat Hidayat, Deddy Hermawan, Dewi Motik Pramono, Erry Riyana Hardjapamekas, Masdar Farid Mas’udi, Raden Muhammad Samsudin Dajat Hardjakusumah, Rhenaldi Kasali, Seto Mulyadi, Slamet Rahardjo Djarot, Sujarwanto Rahmat Arifin, Susanto, Yudi Latief, dan Yosep Stanley Adi Prasetyo.

Fakta hukum tersebut sangat jelas bertentangan dengan Peraturan KPI Nomor 01/P/KPI/07/2014 tentang Kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia Pasal 10 ayat 3. Bahwa: “Tim seleksi pemilihan anggota KPI Pusat terdiri atas 5 (lima) orang anggota yang dipilih dan ditetapkan oleh DPR RI dengan memperhatikan keterwakilan unsur tokoh masyarakat, akademisi/kampus, pemerintah, dan KPI Pusat”.

Berdasarkan dua fakta hukum di atas, terkait kesalahan jumlah anggota Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022 yang tidak sesuai ketentuan regulasi dan adanya kesalahan pihak yang berhak menetapkan dan menandatangani Surat Keputusan tentang Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022; karena melanggar ketentuan dalam Peraturan KPI Nomor 01/P/KPI/07/2014 tentang Kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia Pasal 10 ayat 3 dan 4; maka diindikasikan sangat kuat bahwa eksistensi, legalitas dan keputusan yang sudah ditetapkan oleh Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022 tidak sah menurut hukum.

Sebagai catatan tambahan, bahwa Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022 yang disusun dan disahkan oleh Menkominfo RI melalui Surat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 798 Tahun 2018 tentang Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022 sangat patut diduga sejak awal dari “konsepnya” sudah direncanakan (disengaja/by design) untuk tidak mempergunakan Peraturan KPI Nomor 01/P/KPI/07/2014 tentang Kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia sebagai acuan utama dalam proses seleksi tersebut. Pertanyaan lanjutannya adalah, berbagai tahapan dan kerja Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022 selanjutnya dan selama bekerja berdasarkan atas peraturan hukum yang manakah? Dalam negara hukum, semua keputusan dan langkah yang dilakukan oleh Badan Publik maupun Penyelenggara Layanan Publik–dalam konteks ini adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022 wajib ‘ain berpedoman pada ketentuan hukum yang berlaku.

Ketiga, siaran pers pada poin 3 menyatakan bahwa “Setelah terjaring 48 (empat puluh delapan) nama calon anggota KPI Pusat, Pansel melakukan penelusuran rekam jejak yang melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), para stakeholder bidang penyiaran dan masyarakat serta tracking media sosial. Hal ini merupakan bentuk komitmen dan transparansi Pansel dalam menjaring calon yang berkualitas”.

Tanggapan saya, bahwa setelah terjaring 48 nama calon anggota KPI Pusat Periode 2019-2022 untuk mengikuti tes wawancara, Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022 melakukan penelusuran yang melibatkan KPK, PPATK dan stakeholders dll. Dalam pengumuman yang dilakukan oleh Kominfo RI secara jelas sudah dibatasi bahwa masukan dari masyarakat dibatasi terakhir pada 8 Februari 2019. Alur ini sebenarnya sudah sangat baik karena dimaksudkan untuk dapat dilakukan klarifikasi, konfirmasi, afirmasi, verifikasi langsung kepada seluruh peserta seleksi wawancara agar bisa dilakukan cek dan ricek (cover both/all sides) pada saat proses wawancara yang dilaksanakan pada 4 dan 5 Maret 2019 di Jakarta. Adanya pemanggilan berbagai stakeholder setelah tanggal yang ditetapkan di atas, pada prinsipnya menyalahi asas kepastian hukum karena sudah melewati batas waktu yang sudah ditetapkan Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022. Sebab jika melampaui tanggal yang sudah ditetapkan di atas, Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022 sudah tidak bisa lagi melakukan cek dan ricek langsung kepada peserta wawancara sehingga informasi dan data yang didapatkan bersifat bias dan sepihak saja.

Keempat, sesuai dengan siaran pers poin 4 bahwa: “Setelah dilakukan penelusuran rekam jejak dan proses seleksi yang ketat, maka Pansel menetapkan 27 (dua puluh tujuh) nama sesuai proses-proses yang telah dilalui dengan memperhatikan representasi gender serta 7 (tujuh) nama petahana (incumbent). Keputusan ini diambil untuk menjamin hak-hak para calon di luar petahana yang telah lolos seleksi, sehingga keberadaan 7 calon petahana tidak menghalangi calon-calon potensial untuk bersaing dalam fit and proper test yang dilaksanakan oleh Komisi I DPR RI. Calon petahana (incumbent) pada prinsipnya ditetapkan merujuk pada ketentuan Pasal 13 ayat (8) Peraturan KPI Pusat Nomor 1 Tahun 2014 tentang Kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia, yang penafsirannya disepakati dalam beberapa kali rapat dengan Komisi I DPR RI”.

Tanggapan tegas saya dengan adanya penetapan 34 calon anggota KPI Pusat Periode 2019-2022 yang ditetapkan akan mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di DPR RI pada 8-10 Juli 2019 (antara lain: Adam Bachtiar, Ade Bujaerimi, Agung Suprio, Ahmad Fajruddin Fatwa, Aswar Hasan, Bambang Hardi Winata, Boyke Priutama, Dadan Saputra, Dayu Padmara Rengganis, Dewi Puspasari, Dewi Setyarini, Dwi Ajeng Widyarini, Hardly Stefano Fenelon Pariela, Ida Bagus Alit Wiratmaja, Imam Wahyudi, Ira Diana, Irsal Ambia, Mayong Suryo Laksono, Mimah Susanti, Mirna Apriyanti, Mochammad Dawud, Mohamad Reza, Mohammad Zamroni, Muhammad Khoirul Anwar, Mulyo Hadi Purnomo, Nadhiroh, Nuning Rodiyah, Prilani, Rando Nadeak, Riyanto Gozali, Satrio Arismunandar, Tita Melia Milyani, Ubaidillah, dan Yuliandre Darwis), sangat bertentangan dengan amanah Peraturan KPI Pusat Nomor 1 Tahun 2014 tentang Kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia Pasal 14 ayat 2: “Calon yang mengikuti uji kelayakan dan kepatutan berjumlah 3 (tiga) kali lipat atau minimal 2 (dua) kali lipat dari jumlah anggota KPI Pusat yang akan ditetapkan”. Bahwa sesuai dengan regulasi tersebut, maka jumlah maksimal calon anggota KPI Pusat Periode 2019-2022 yang berhak mengikuti uji kepantasan dan kelayakan di hadapan DPR RI adalah 27 orang (berasal dari jumlah anggota KPI Pusat yang sebanyak 9 orang dikalikan 3) atau berjumlah minimal 18 orang. Keputusan bersama yang ditetapkan oleh Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dan DPR RI Komisi 1 dengan menetapkan 34 orang yang berhak mengikuti uji kelayakan dan kepantasan di DPR RI, jelas ketetapan jumlah 34 orang tersebut melanggar regulasi di atas.

Pada aspek lain, dalam siaran pers tersebut menjelaskan bahwa 7 petahana (incumbent) yang masuk dalam 34 calon anggota KPI Pusat Periode 2019-2022 yang berhak mengikuti uji kepantasan dan kelayakan di DPR RI, yang diklaim merujuk pada ketentuan Peraturan KPI Pusat Nomor 1 Tahun 2014 tentang Kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia Pasal 13 ayat 8: “Calon incumbent (petahana) yang lolos seleksi administrasi tidak melalui proses uji kompetensi, tetapi langsung mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di DPR RI”. Faktanya, dalam proses seleksi tersebut, seluruh petahana (berjumlah 7 orang) sama persisnya mengikuti proses seleksi dari awal sampai selesai, baik seleksi makalah, asesment psikologis-Tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI), dan wawancara. Jadi jika memang Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022 konsisten dan patuh pada Peraturan KPI Pusat Nomor 1 Tahun 2014 tentang Kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia Pasal 13 ayat 8; maka para petahana yang mendaftar cukup mendaftar dan memenuhi semua persyaratan administrasi dan langsung mengikuti tahap terakhir yakni uji kelayakan dan kepantasan di DPR RI. Kedua, melakukan seleksi terhadap seluruh peserta non petahana sebagaimana yang dibutuhkan adalah 27 orang dikurangi 7 orang (petahana) yakni 20 orang kandidat. Jadi total calon anggota KPI Pusat Periode 2019-2022 yang dikirimkan untuk mengikuti uji kelayakan dan kepantasan di DPR RI adalah 27 orang (terdiri atas 20 orang non petahana dan 7 orang petahana).

Klaim bahwa Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Periode 2019-2022 telah melaksanakan dengan baik Peraturan KPI Pusat Nomor 1 Tahun 2014 tentang Kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia Pasal 13 ayat 8. Namun dalam waktu bersamaan, ternyata mereka sekaligus melanggar dengan terang-terangan Peraturan KPI Pusat Nomor 1 Tahun 2014 tentang Kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia Pasal 10 ayat 1, Pasal 10 ayat 3, dan Pasal 10 ayat 4, serta Pasal 14 ayat 2. Bukankah dalam proses seleksi Calon Anggota KPI Pusat Periode 2019-2022 telah terjadi indikasi sangat kuat adanya inkonsistensi, cacat hukum, dan maladministrasi terhadap hukum yang dilakukan oleh tiga pihak sekaligus (Kominfo RI, Panitia Seleksi Calon Anggota KPI Pusat Periode 2019-2022, dan DPR RI Komisi 1)?

Penghentian dan atau penundaan proses seleksi Calon Anggota KPI Pusat Periode 2019-2022—yang diagendakan oleh DPR RI memasuki tahap uji kelayakan dan kepatutan di DPR RI pada 8-10 Juli 2019 menjadi sebuah keharusan. Pembatalan dan atau penganuliran hasil keputusan terhadap 34 orang nama yang sudah ditetapkan oleh DPR RI demi penegakan hukum menjadi tuntutan hukum yang riil, dan sangat mendesak demi kedaulatan dunia penyiaran dan kepentingan nasional yang lebih besar. Presiden RI sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam kewenangan struktur birokrasi di Indonesia wajib mengambil tindakan tegas dan mendesak segera. Agar Ombudsman Republik Indonesia (ORI) dan pihak-pihak terkait bertindak cepat, tepat, dan cekatan, serta profesional dalam melakukan penyelidikan dan pengauditan (investigasi) atas adanya dugaan maladministrasi dan cacat hukum dalam Proses Seleksi Calon Anggota KPI Pusat Periode 2019-2022. Publik dan pers juga wajib untuk mengkritisi dan melakukan kegiatan investigasi bersama atas proses seleksi Calon Anggota KPI Pusat Periode 2019-2022, agar sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
Atas perhatian dan kerjasamanya, saya mengucapkan banyak terima kasih. Jika ada kesalahan, saya memohon maaf yang sedalam-dalamnya.

Yogyakarta, 02 Juli 2019

Hormat saya,

Ketua Prodi S1 Ilmu Komunikasi STIKOM Yogyakarta

SUPADIYANTO, S.Sos.I., M.I.Kom.
HP/WA: 08179447204 e-mail: supadiyanto.nkri@gmail.com

Polri Ultah Ke-73, Ketum PPWI Sampaikan Ucapan Dirgahayu Bhayangkara Negara

Berandankrinews.com-JAKARTA, Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (Ketum PPWI) Wilson Lalengke dan seluruh Keluarga Besar PPWI mengucapkan selamat Hari Ulang Tahun Bhayangkara Ke-73 hari ini, 1 Juli 2019. Dalam siaran persnya, Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke mengajak segenap anggota dan pengurus PPWI untuk berdoa kepada YME, dan berharap semoga seluruh jajaran Bhayangkara Negara itu semakin berjaya dan dicintai rakyat.

“Dirgahayu Kepolisian Republik Indonesia. Selamat Ulang Tahun ke-73 para Bahayangkara Negara. Mari kita doakan kiranya Polri akan semakin berjaya dan dicintai rakyat kedepannya,” ujar Wilson kepada media ini melalui jaringan WhatsApp-nya, Minggu malam, 30 Juni 2019.

Disamping itu, Wilson juga berharap agar seluruh jajaran Polri dapat meningkatkan sinergitas dengan berbagai elemen masyarakat termasuk dengan insan pers di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mengawal pembangunan negara demi terciptanya stabilitas nasional dan kemakmuran rakyat. “Selaku Ketua Umum PPWI beserta seluruh keluarga besar PPWI mengharapkan agar kiranya sinergitas Polri dengan semua elemen masyarakat, termasuk dengan kalangan pers akan semakin kuat dan solid,” harap alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu.

Ditambahkannya, guna kepentingan nasional dan penegakan hukum di tanah air tentunya jajaran Polri harus tetap mengedepankan humanisme agar tetap dicintai rakyat. ”Semoga Korps Bhayangkara semakin jaya, selalu mengedepankan wajah humanisme dalam pelaksanaan tugasnya agar selalu dicintai rakyat,” harap Wilson.

Secara khusus, dalam rangka mengawal pembangunan nasional dengan tujuan kesejahteraan rakyat, Wilson yang saat ini juga menjabat sebagai Sekjen Keluarga Alumni Program Persahabatan Indonesia Jepang Abad 21 (Kappija-21) meminta Polri untuk tetap menjalin kemitraan serta sinergi dalam banyak hal dengan para pekerja pers. ”Saya berharap seluruh jajaran Polri agar selalu bersinergi dengan insan pers dimanapun bertugas di negeri ini dalam rangka mengawal pembangunan nasional demi terciptanya keamanan, kenyamanan, keharmonisan dan kelancaran pelaksanaan pembangunan di tengah masyarakat,” ujar Wilson lagi.

Tidak lupa juga, Wilson yang merupakan lulusan pascasarjana bidang Global Ethics dari Birmingham University Inggris dan Applied Ethics dari konsorsium Utrecht University Belanda dengan Linkoping University Swedia juga memberikan apresiasi kepada ibu-ibu Bhayangkari atas kesetiaan menemani suami dalam pengabdian kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Kepada segenap Ibu Bhayangkari kami sampaikan apresiasi atas dedikasinya dalam mendampingi insan Bhayangkara Polri dalam pelaksanaan pengabdiannya kepada bangsa dan negara yang kita cintai ini,” sebutnya. (JML/Red).

Kodim 1424 Sinjai Sosialisasikan TMMD di Desa Tompobulu

Berandankrinews.com- Dandim 1424 Sinjai Letkol Inf Oo Sahrojat,S.Ag,.M.Tr (Han) memimpin Sosialisasi program TMMD ke 105 di aula kantor desa Tompobulu Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan, Senin (1/7/2019).

Kades Tompobulu, Mahmuddin menyampaikan, bahwa kegiatan TMMD adalah kegiatan yang sangat dirindukan warga.

“Adanya TMMD saat ini yang bisa untuk membangun akses jalan yang menghubungkan dari Dusun Balle ke arah kec. Bontocani kab. Bone, dengan jarak tempuh kurang lebih 3.800 meter” jelasnya.

Mahmuddin menyampaikan terima kasih khususnya kepada warga Dusun Balle dan dusun Bulo yang sudah bekerjasama dengan baik untuk memenuhi keinginan bersama, yaitu mewujudkan perintisan jalan dan pelebaran jalan di wilayah Dusun Balle desa Tompobulu .

“Perlu saya sampaikan pula bahwa pada tanggal 10 Juli nanti akan dilaksanakan pembukaan TMMD, dan perlu kami sampaikan pula setelah selesai kegiatan pembukaan TMMD akan dilaksanakan penanaman pohon secara simbolis dan pengobatan gratis ” Pungkas Kades Mahmuddin

Dandim 1424 Sinjai Letkol Inf Oo Sahrojat,S.Ag, M.Tr (Han) menjelaskan bahwa, TMMD adalah salah satu bentuk Operasi Militer Selain Perang (OMSP) berupa karya bhakti yang merupakan program lintas sektoral antara TNI, Departemen Lembaga Pemerintahan, non Departemen dan Pemerintah Daerah serta komponen bangsa lainnya yang dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan.

“Program TMMD merupakan upaya membantu meningkatkan ekselerasi pembangunan serta menyukseskan program pelaksanaan sebuah teritorial. Program TMMD ke 105 Kodim 1424/Sinjai merupakan program yang bersumber dari APB Provinsi Sulawesi Selatan dan APBD Kabupaten Sinjai untuk dua kegiatan sekaligus, yaitu kegiatan fisik dan kegiatan non fisik,” ujarnya.

Disebutkan Dandim Sinjai, Untuk kegiatan fisik meliputi pelebaran sepanjang 800 meter dan perintisan jalan sepanjang 1.800 meter. Sedangkan pembangunan non fisik, di antaranya ialah penyuluhan Wasbang, Penyuluhan Bela Negara, Penyuluhan Narkoba, penyuluhan pertanian, perikanan, peternakan, bagi masyarakat Kecamatan Bulupoddo.

“Kami selaku pelaksana kegiatan lapangan, tentunya tidak akan berjalan dan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan saudara-saudara sekalian,” jelasnya.

Dia menambahkan, pelaksanaan program TMMD ke 105 Kodim 1424 Sinjai akan dilaksanakan pada tangga 10 Juli hingga 8 Agustus 2019. Guna mempercepat program fisik maka pelaksanaan sudah dimulai pra TMMD yang sementara dilaksanakan hingga saat ini.

“Tujuan pra TMMD untuk mempercepat dimulainya program fisik agar bisa selesai tepat waktu,” tambahnya.

Kegiatan sosialisasi TMMD ke 105 tahun 2019 Kodim 1424 Sinjai dihadiri Komandan Kodim 1424 Sinjai Letkol Inf Oo Sahrojat,S.Ag, M.Tr (Han), Kades Tompobulu, Muhiddin, Danramil 1424-1 Sinjai Utara Kapten Inf Muh Bakri H, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda dan PKK Desa Tompobulu. (Irwan N Raju)

Kapolda Sulsel Sambut 100 Personil Brimob BKO di Jakarta

Berandankrinews.com-Makassar (Sulsel), Sebanyak 100 personil Brimob Polda Sulsel yang di BKO ke Jakarta dalam rangka pengamanan Pilpres dan Pileg kembali ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Kedatangan ratusan personil Satbrimobda Polda Sulsel disambut secara resmi dalam upacara dan pengalungan bunga oleh Kapolda Sulsel, Irjen Pol Drs.Hamidin di Halaman Upacara Mapolda Sulsel di Jl. Perintis Kemerdekaan KM 16, Kota Makassar, Rabu (3/7/19).

Pemberian kalung bunga secara simbolis tersebut diberikan pada Komandan Satgas Brimob BKO ke Jakarta, Kompol Nur Ichsan, saat upacara penyambutan langsung oleh Kapolda Sulsel dan disaksikan oleh seluruh peserta upacara termasuk para Pejabat Utama Polda Sulsel.

Bantuan Komando Operasi (BKO) Satbrimobda Polda Sulsel di Jakarta oleh Polda Metro Jaya yang berlangsung sejak 18 April hingga 2 Juni 2019.

Kapolda menyambut kedatangan 100 anak buahnya yang telah melaksanakan tugas negara dengan sukses dalam rangka pengamanan di ibu kota.

“Saya sangat bangga, atas prestasi yang kalian capai, dalam 2 bulan penugasan, kalian telah tunjukkan dedikasi dan pengabdian yang tinggi ,” kata jenderal bintang dua tersebut

“Saya pribadi, dan keluarga besar Polda Sulsel menyampaikan selamat datang dan selamat kembali ke kesatuan dan berkumpul kembali dengan keluarga ,” lanjutnya

Kapolda Sulsel juga mengatakan keberhasilan ini patut disyukuri, agar terhindar dari rasa sombong, dan tinggi hati, karena segala upaya manusia tidak ada yang sempurna, pastilah ada kekurangan dan kelemahan

“Jadikanlah keberhasilan tugas ini sebagai landasan untuk menghadapi tugas-tugas masa mendatang yang semakin berat dan kompleks” kata Kapolda Sulsel

100 personil Brimob Polda Sulsel yang di BKO ke Polda Metro Jaya di Jakarta seluruhnya berasal dari Mako Satbrimobda Datasemen C, Kabupaten Bone Sulsel. (Irwan N Raju).