Bupati Wajo hadiri Wawancara Rangkaian Re Akreditasi Puskesmas Salewangeng menuju Paripurna, ini jawabannya.

WAJO – Wawancara Lintas Sektor dan wawancara tingkat Pimpinan dalam rangka akreditasi di Puskesmas Salewangeng dari tingkat Madya menuju Paripurna, Jumat 30 Agustus 2019.

Wawancara Lintas sektor yang dilaksanakan di Puskesmas Salewangeng dari Kapolsek tempe yang memberikan tanggapannya tentang penyuluhan mengenai nafzah atau penggunaan obat-obat terlarang dan memberikan pelayanan kesehatan terkait korban kekerasan juga tentang penegakan hukum di lapangan dan melakukan acara lokmin.

Dari tim selanjutnya yang mengatakan dari 24.000 warga yang terdaftar di Kecamatan Tempe, ada beberapa yang belum terdaftar BPJS, Jadi diharapkan Camat dan Lurah bisa mensosialisasikan warganya supaya dapat mengarahkan warganya untuk memasukkan di Puskesmas masing-masing.

Camat Tempe menyatakan bersedia untuk mendukung program di Puskesmas Salewangeng, sehingga dapat meningkatkan pelayanan Kesehatan di masyarakat Kecamatan Tempe, demikian juga dari Koramil Tempe yang juga mendapatkan kesempatan yang sama untuk memberikan penjelasan penjelasan, serta dari tim penggerak PKK dari Kecamatan Tempe yang memberikan penjelasan kepada tim pada hari ini.

Selanjutnya Abdul Kadar, SKM., M.Kes, sebagai ketua tim bertanya kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo H. Amiruddin A, S.Sos., M.M. yang ditanyakan mengenai kebijakan sumber daya manusia terkait ketenagaan, dimana tenaga sukarela tidak boleh diberi tanggung jawab sama dengan ASN yang seharusnya misal apoteker yang dua orang harus di tanggungjawab oleh seorang ASN dan mestinya harus didukung oleh regulasi yang ada.

Dari Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo H. Amiruddin A, S.Sos., M.M yang menyatakan kalau dari sisi ketenagaan yang belum terpenuhi, namun untuk meningkatkan kualitas pelayanan termasuk ketepatan pelayanan dari semua aspek pelayanan, jadi kebijakannya adalah bagaimana menjadi penanggung jawab atau Pokja yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kesehatan.

Tenaga honorer ini adalah Suporting, jadi tim pendamping. Jadi apapun yang dilakukan oleh tenaga pendamping harus konsultasi dengan ASN yang diberikan tugas dan tanggung jawab seperti yang dikatakan oleh ketua tim, bahwa ini merupakan erat kaitanya dengan yang dilakukan, apabila berkaitan dengan masalah hukum kemudian terkait kode etik, ini semuanya adalah tanggung jawab ASN yang diberikan tanggung jawab dan tenaga kontrak adalah tenaga Suporting yang melakukan tindakan di bawah kewenangan yang diberikan tanggung jawab oleh ASN dari sisi Ketenagaan.

Selanjutnya tim melanjutkan wawancara tingkat pimpinan Kepada Bupati Wajo yang isinya bahwa, selama ada akreditasi yang dia kunjungi di acara semacam lintas sektor ini, barusan hadir Bupati bersama dengan Sekdanya lengkap.

Dalam wawancara tingkat pimpinan yang dipimpin oleh surveyor tingkat administrasi menyatakan, ini dukungan dari atas 100%, juga mempertanyakan kalibrasi alat kesehatan yang dalam setahun sekali harus diadakan, karena ditakutkan diagnosa bisa salah karena bisa saja tertukar hasil diagnosisnya ketika tidak ada kalibrasi dan itu mutlak bagi Puskesmas Kota yang berstandarisasi.

Juga mengenai struktur dan terkait pemakaian Ambulance yang memang tidak boleh dipakai untuk mengangkut mayat dan memang harus ada mobil khusus untuk itu, karna ini terkait masalah kesehatan, juga yang lainnya misalnya terkait di UGD yang dipertanyakan. juga dari sisi ketenagaan, utamanya SDM.

Bupati Wajo ketika menjawab pertanyaan dari tim menyatakan bahwa dari jajaran Pemerintah Kabupaten Wajo, menyampaikan apresiasi yang tinggi dan ucapan terima kasih atas masukan masukannya yang cukup objektif, sangat menjadi standar dari layanan Kesehatan.

“Kami tentunya dari Pemerintah Kabupaten Wajo dalam moment baik ini, karena kami memang mempersiapkan untuk anggaran 2020, dan apa yang digambarkan cukup urgent dan inilah yang selama ini kami wanti-wanti untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat Kabupaten Wajo,” ungkap Bupati Wajo.

Dan dikatakan kalau layanan yang terbaik itu ada tiga hal menurutnya yang pertama bagaimana layanan bisa cepat, kedua layanan mudah, sehingga masyarakat merasa dimudahkan dalam layanan mereka dan yang ketiga terkait kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai yang memiliki standar akreditasi.

“Inilah tujuan akreditasi ini, harus jadi pegangan kita dan apa yang jadi temuan dan sumbang saran dari tim survei itu baik sekali, lakukan sesuai dengan aturan yang ada, terkait ketenagaan kita kualifikasi dan ditingkatkan, evaluasi, serta perseorangannya dan supaya terus mengingatkan kepada kami supaya kita terus di dalam koridor yang diharapkan, kita anggarkan secara bertahap apa yang bisa terkait kalibrasi alat kesehatan kita,” harap Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si.

“Jangan sampai lain yang dibutuhkan, lain yang dibeli, bagi kami sangat merespon, dan Insya Allah kita jadikan prioritas dan perhatian, ini sesuai dengan visi misi kami, diantaranya pelayanan kesehatan, bagaimana hadirkan masyarakat yang sehat ini tentu semua terkait sarana dan prasarana, juga terkait ruang layanan kita, penataannya, masalah ramah anak semua harus jadi perhatian kita semua, mohon terus bimbingannya dari tim dan atas nama Pemerintah Kabupaten Wajo bila ada hal-hal yang tidak berkenan kepada tim surveyor mohon dimaafkan,” Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si, menambahkan.

Kemudian dari Ketua Tim Abdul Kadar, SKM., M.Kes, mengatakan, kalau dari tim mengharapkan agar semua Kabupaten yang disurvei nantinya, kiranya Bupatinya sama dengan Bupati Wajo, karena mereka merasa terlindungi terutama dari keamanan, bagi mereka.

“Mudah mudahan Bupati Wajo diberikan Rahmat dan Hidayah untuk membangun Wajo kedepannya lebih baik lagi,” ungkap Ketua Tim pada hari ini.

( Humas Pemkab Wajo )

Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo membuka Acara Sosialisasi tentang Danau Tempe, ini harapannya.

WAJO – Acara Sosialisasi Hasil Identifikasi dan Penguatan Aksi Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Ekosistem di Wilayah Danau Tempe, oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia yang bertempat di Hotel Sermani Sengkang, Kamis 29 Agustus 2019 dan akan berlangsung sampai dengan 30 Agustus 2019.

Ekosistem Danau Tempe merupakan salah satu danau prioritas yang perlu diselamatkan karena tingkat kerusakannya berupa sedimentasi yang cukup tinggi dan merupakan ekosistem yang sangat berpengaruh terhadap ketahanan ekonomi serta ketahanan sosial dan sumber kehidupan masyarakat di wilayah sekitarnya.

Danau Tempe meliputi wilayah tiga kabupaten, yakni Wajo, Sidenreng Rapang (Sidrap), Soppeng, namun dari ketiga kabupaten tersebut, Kabupaten Wajo yang wilayahnya paling luas berada di tepi Danau Tempe sehingga kondisi ekosistem Danau Tempe sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi, sosial, budaya masyarakat Kabupaten Wajo.

Sambutan dari Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo H. Amiruddin A, S.Sos., M.M. menyampaikan ucapan selamat datang serta salam hormat dan permohonan maaf dari Bapak Bupati Wajo atas ketidak hadirannya, yang mana sebenarnya berkehendak hadir pada acara ini, tapi karena ada acara bersamaan sehingga mewakilkannya.

“Kekayaan alam yang luar biasa ada di Danau Tempe, dan tantangannya dengan perubahan iklim di masa mendatang, bagaimana kita adakan kegiatan ilmiah untuk mengkajinya,” ungkap H. Amiruddin A, S.Sos., M.M.

“Mewakili Pemerintah Kabupaten Wajo, kami ucapkan selamat datang di Kabupaten Wajo kepada perwakikan Kabupaten Bone, Soppeng dan Sidrap sebagai penikmat atau penerima dampak dari pada Danau Tempe,” Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo menambahkan.

Lebih lanjut dikatakatakan kalau tanggung jawab moral secara aktif sesuai bidang tugas dalam menyikapi dampak dari pada Danau Tempe dan sering didengar, kalau Danau Tempe adalah cermin raksasa dan merupakan Danau tektonik dan memiliki keunikan tersendiri, sehingga ekosistemnya juga punya keunikan tersendiri, Danau Tempe jadi proyek nasional di Indonesia, buktinya Kementerian lingkungan hidup datang ke sini untuk melakukan kajian, terangnya.

“Makanya hari ini dilakukan sosialisasi dan diharapkan hasil ini jadi petunjuk awal bagi kita, Danau Tempe itu seperti apa dan ada Buku yang diterbitkan tentang hal ini,” tutur H. Amiruddn A, S.Sos., M.M.

Lebih lanjut dijelaskan kalau Danau Tempe ini merupakan pengembangan terintegrasi, bagaimana memanfaatkan sumber daya airnya, bagaimana sumber daya yang melimpah ini dikelola dengan baik jangan cuma jadi bencana, bagaimana di sektor pertanian dimanfaatkan, ini yang yang bisa juga manfaatkan di sisi pariwisata.

Juga dikatakan kalau di Wajo sudah diadakan revitalisasi dan ada tiga pulau yang terbentuk, dan oleh Bapak Bupati Wajo akan dijadikan destinasi wisata terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan, akan nantinya dikelola sumber daya Danau Tempe sehingga menjadi destinasi wisata di Sulawesi Selatan, di sini manajemen dan keterlibatan usaha mikro atau kecil, stakeholder untuk ambil peran dan bersinergi, jangan ada ego sektoral, harus berkolaborasi bersama, bentuk forum yang dianggap lintas sektor.

“Budaya Maccera Tappareng, Bungka Toddo, Makkoti merupakan warisan budaya dan istilah ini merupakan kearifan lokal yang tumbuh bersama keberadaan Danau Tempe sekarang,” paparnya.

Ada program SERASI juga dari Kementerian dan dibuka langsung oleh Bupati Wajo beberapa waktu yang lalu dengan mengundang beberapa Kabupaten tetangga, kegiatan ini juga terintegrasi melalui Kementerian Pertanian, ini bisa dioptimalkan supaya bisa terakselerasi dengan pertanian di Kabupaten Wajo, dikelola dengan baik supaya jangan terbuang percuma airnya, diberikan sentuhan teknologi sehingga mudah mudahan program serasi dapat lancar dan terprogram dengan baik.

Juga dikatakan kalau Danau Tempe pernah dikenal dengan nama mangkok ikan, dan seiring adanya sedimentasi hal ini sudah berubah juga, ada ikan sapu-sapu yang berkembang di Danau Tempe, ini bisa berguna atau tidak, bagaimana ikan ini bisa dimanfaatkan, karena ikan ini menjadi ikan pengganggu.

“Harapan kami dalam kegiatan sosialisasi ini Pemerintah Wajo berharap ini jadi pedoman sebagai urusan pemerintahan dari sisi mandatori, sisi pendidikan, kesehatan yang saling terhubung, dan berharap dari 3 kabupaten yang diundang agar punya pikiran yang sama, ingin menjadikan Danau Tempe jadi ekosistem yang terintegrasi dari sisi pemukiman, sosial, ekonomi, budaya dan pariwisata serta bagaimana 4 Kabupaten ini bisa mengawal Danau Tempe dengan baik,” tutup Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo di Akhir sambutannya.

Dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Direktur Adaptasi Perubahan Iklim KLHK diwakili oleh Kasubdit Adaptasi Ekologi Alami, Nuraeni, S. Hut, MES mengatakan bahwa dalam rangka mensosialisasikan hasil identifikasi tersebut, serta untuk mendorong kegiatan aksi adaptasi perubahan iklim berbasis ekosistem di wilayah Danau Tempe.

Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim akan menyelenggarakan kegiatan Pendampingan Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Ekosistem berupa sosialisasi hasil tersebut dan melakukan penguatan upaya aksi adaptasi berbasis ekosistem.

“Kegiatan dilaksanakan di dua lokasi yakni di Kota Makassar dan Kota Sengkang Kabupaten Wajo. Kegiatan di Kota Makassar dilakukan dengan mengundang Kelompok Kerja Danau Tempe, sedangkan kegiatan di Kota Sengkang, Wajo dilakukan dengan mengundang berbagai para pemangku kepentingan di wilayah ekosistem Danau Tempe seperti dinas atau organisasi pemerintah daerah terkait, kepala desa dan tokoh masyarakat serta lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan'” kata Nuraeni, S. Hut, MES.

Dan dijelaskan kalau tujuan dari rangkaian acara ini adalah untuk mengenalkan pentingnya pertimbangan perubahan iklim dalam pengelolaan ekosistem Danau Tempe yang berkelanjutan; Mendorong pengelolaan ekosistem Danau Tempe yang berketahanan iklim, sehingga mampu memberikan jasa layanan dalam mendukung ketahanan iklim wilayah sekitar Danau Tempe.

Adapun narasumber selama kegiatan ini dari Direktorat Adaptasi Perubahan IklimDr. Perdinan (Fakultas MIPA IPB) LSM Menuju Indonesia Hijau dan Hardi buhaerah (lokasi proklim Poleonro Bone) Ridwan (USAID – APIK).

Juga dalam acara ini hadir dari beberapa Kepala Dinas di Kabupaten Wajo diantaranya Kepala Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Wajo Andi Muh. Baso Iqbal, S.T., M.Si. dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wajo Drs. H. Andi Darmawangsah, M.Si. serta beberapa dari Perangkat Daerah Kabupaten Wajo serta beberapa Pejabat dan Perangkat Daerah dari Kabupaten Sidrap, Sopeng dan Bone.

( Humas Pemkab Wajo )

Kapolda Kaltara Brigjen Pol Indrajit Sambangi Warga Sebatik dan Ngopi Bareng

Nunukan-Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Utara (Kapolda) Brigjen Pol Indrajit, SH menyambangi masyarakat perbatasan khususnya di pulau Sebatik, Rabu (28/8/19).

Dalam kunjungan tersebut, Kapolda bersama rombongan bersilahturahmi dan ngopi bareng dengan Instansi Pemerintah, Kecamatan, Personil TNI Polri, Tokoh Agama, tokoh adat, dan tokoh pemuda yang ada di wilayah Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan.

Dalam Sambutan Kapolda Kaltara, Brigjen pol Indrajit, SH menyampaikan, permintaan maaf atas keterlambatan dalam acara silahturahmi dan ngopi bareng, hal itu karena harus mengisi acara di UB Borneo Tarakan.

Dia melanjutkan bahwa, ada 4 Pilar NKRI yang harus terus dijaga dan disetujui oleh semua warga negara dan bangga menjadi Warga negara Indonesia terlebih warga sebatik adalah warga perbatasan yang menjadi etalase bangsa.

“Berita Hoax perlu diwaspadai bersama karena dapat menumbuhkembangkan Intoleransi dan Radikalisme di tengah masyarakat sehingga diharapkan kepada masyarakat dapat mempertahankan dari serangan berita hoax atau berita bohong serta dapat menyerap dengan bijaksana dan baik,” tutur Kapolda.

Lanjutnnya, Negara harus kuat dan warga tidak mudah terpecah – pecah jangan seperti Negara Suriah yang hancur dan terus dilanda perang. Maka dengan 4 Pilar Negara dapat menyatukan seluruh warga negara dalam bingkai NKRI.

Dia mengharapkan peran masyarakat dapat membantu pemerintah dalam menanggulangi issu Hoax guna tercipta situasi yang aman dan kondusif dan juga
meminta masukan saran dan kritik masyarakat dalam keberadaan Polda Kaltara yang baru dimana tujuan Polda Kaltara adalah melindungi , mengayomi dan melayani masyarakat karena Polisi digaji oleh Rakyat dan berguna bagi rakyat.

“Kami sangat membuka diri terhadap kritik dari masyarakat agar kami bisa mengerti apa kekurangan Polda Kaltara dalam melayani masyarakat. Permasalahan Narkoba sangat menjadi atensi dimana Polda Kaltara telah mengamankan sebanyak kurang lebih 100 Kg dan menganggap para pelaku sebagai pengkhianat Bangsa,” terang Kapolda.

Usai memberikan sambutan dilanjutkan dengan beberapa tanya jawab antara Masyarakat Sebatik dan Kapolda. (Said Ali)

Wakil Bupati Wajo Hadiri Forum Kerja Sama di Bali

WAJO – Wakil Bupati Wajo hadiri forum kerjasama yang dilaksanakan BPPT pada tanggal 27 Agustus 2019 bertempat di Balai Teknologi industri kreatif  Keramik (BTIKK) BPPT jalan bypass Ngurah Rai, Suwung Kauh, Tanah Kilap Denpasar  Selatan Bali Perlu diketahui visi dari pada BPPT menjadi penyedia layanan komersialisasi Produk dan Jasa Teknologi yang inovatif pada Mitra Kerjasama Dalam acara tersebut Kepala BPPT Hammam Riza menyampaikan peningkatan kerja sama itu merupakan bukti bahwa BPPT selama ini berupaya untuk ‘memasyarakatkan teknologi’.

Hal itu agar di masa kini dan mendatang, inovasi-inovasi teknologi yang telah dilahirkan BPPT bisa berguna secara optimal oleh masyarakat secara luas. “Ini merupakan wujud nyata BPPT dalam memasyarakatkan teknologi yang dimiliki, salah satu tolok ukur keberhasilan BPPT adalah terpakainya inovasi-inovasi teknologi oleh masyarakat Indonesia,” kata Hammam, di Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik (BTIKK) BPPT, Bali, Selasa (27/8). 

Hammam mengatakan 41 tahun berkiprah sebagai lembaga yang berfokus pada bidang kaji-terap teknologi, BPPT telah banyak menghasilkan inovasi yang memiliki dampak positif terhadap bangsa. “Mencapai usia 41 tahun, sudah banyak inovasi-inovasi yang dihasilkan oleh BPPT, sudah banyak juga penugasan-penugasan penting yang telah dilaksanakan oleh BPPT,” ujar Hammam, dalam pidatonya.

Melahirkan banyak inovasi yang berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia, Hammam menegaskan bahwa BPPT memiliki peran penting dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).

Peran tersebut bahkan telah dicantumkan dalam Undang-undang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) yang baru saja disahkan DPR pada 16 Juli lalu. Melalui UU Sisnas Iptek, BPPT harus melaksanakan tugasnya demi mendorong agar bangsa ini mencapai kemandirian teknologi.

Dia mengatakan tujuh peran BPPT telah tercantum di dalam UU Sisnas Iptek yang harus dijalankan oleh BPPT untuk kemandirian teknologi Indonesia. “Peran tersebut kami jalankan dengan mengacu pada hasil inovasi dari program dan kegiatan yang kami jalankan,” kata Hammam.

Peran BPPT yang tercantum dalam UU Sisnas Iptek itu meliputi perekayasaan, kliring teknologi, audit teknologi, alih teknologi, intermediasi teknologi, difusi Iptek, serta komersialisasi teknologi.

Hammam menuturkan bahwa sebagai lembaga pemerintah, BPPT telah banyak melayani permintaan terkait inovasi teknologi melalui kerja sama pengkajian dan penerapan teknologi.

Dalam acara forum kerja sama yang digelar BPPT di Bali kali ini, dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Selatan M. Nurdin Abdullah, Anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris, beberapa Bupati dari seluruh Indonesia, beberapa Rektor, beberapa Direktur Utama BUMN dan swasta, srta beberapa pejabat dan pelaku usaha.

Gubernur Sulawesi Selatan M. Nurdin Abdullah juga memberikan paparan terkait pentingnya inovasi teknologi untuk mempercepat pembangunan di daerah. Acara tersebut juga akan diisi oleh diskusi serta masukan dari peserta untuk peningkatan sinergi kerja sama antara BPPT dengan Mitranya.

Para peserta pun akan diajak untuk meninjau fasilitas di BTIKK serta ikut serta dalam pembuatan keramik dari tanah liat.  Wakil Bupati Wajo H.Amran, SE berharap Kedepan Kabupaten Wajo secara bertahap menerapkan e-government dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik ini tertuang dalam 25 program kerja nyata. (Humas Pemkab Wajo)

Pekan Budaya Daerah Sulsel 2019 digelar,ini event perlombannya

WAJO – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (SulSel) melalui Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) menyelenggerakan sejumlah lomba di Benteng Somba Opu, Kota Makassar.

Tepatnya tanggal 24 hingga 28 Agustus 2019. Setidaknya ada 10 jenis kegiatan akan mewarnai event bertajuk Pekan Budaya Daerah SulSel 2019, dan diikuti oleh Kabupaten Kota Se Sulawesi Selatan.

Untuk itu Disbudpar mengajak masyarakat SulSel meramaikan sekaligus ikut berlomba. Betapa tidak, disamping status juara menanti, keseruan berlomba tak kalah pentingnya.

Seperti disampaikan Syamsuniar Malik selaku Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Disbudpar SulSel bahwa lomba yang disiapkan berupa permainan tradisional yang dulu sangat jaya dimainkan masyarakat SulSel pada khususnya.

“Lombanya seputar permainan rakyat atau permainan tradisional. Ada lari kelereng, makan kerupuk dan tarik tambang”, jelasnya.

Jenis lombanya yakni ma’longga, ma’gasing, cerita rakyat dan kuliner khas daerah. Ditambah lomba hiburan berupa makan kerupuk, tarik tambang, lari kelereng, memasukkan paku dalam botol dan sepeda lambat.

Pekan Budaya Daerah Sulawesi Selatan untuk persiapan pelaksanaan Pekan Kebudayaan Nasional ( PKN ) yang akan berlangsung 7-13 Oktobet 2019 mendatang.

Sementara yang mewakili Sulawesi Selatan ke Pekan Kebudayaan Nasional 2019 Juara 1 Lomba Cerita Rakyat dan juara 1 maggasing. Sementara Engrang juara I, II, III dan IV akan mewakili Sulawesi Selatan dimana Kabupaten Wajo sebagai juara III Engrang dan Juara IV Maggasing.

Adapun juara dari Kabupaten Wajo yang namanya sebagai berikut, Juara III Ma’longga atas nama Ferdiansyah dari SMP Satap 8 sengkang yang berhasil ke Jakarta pada bulan Oktober 2019 nanti, Juara IV Ma gasing atas nama Frederik Tridianto. P dari SMP Negeri 1 Sengkang. Drs H. Jasman Juanda, M.Si mewakili Bupati Wajo hadir dalam acara ini didampingi Drs.Sudirman Sabang Kasi Sejarah dan Tradisi Disdikbud Wajo, dimana dia mendampingi peserta lomba.

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wajo mengatakan kalau acara ini merupakan salah satu bukti keseriusan pada pelestarian dan Pemajuan Kebudayaan sesuai dengan Undang Undang Nomor 5 thn 2017. Juga dalam hal ini Drs. H. Jasman Juanda M. Si, sekaligus sebagai Ketua Tim Pokok-Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah ( PPKD ) Kabupaten Wajo. ( Humas Pemkab Wajo ).