Sehubungan dengan kedatangan tim dari Setjen Wantannas atau dewan ketahanan nasional yang melakukan kegiatan-kegiatan di Daerah Kabupaten Wajo pada tanggal 9 sampai dengan 11 September 2019 dalam rangka pengumpulan informasi di Kabupaten Wajo, dimana tim terdiri dari,
Dr. Rustam, ST., M.Si. anjak Bid Sosbudint, Setjen Wantannas.
Dimana tim ini merupakan tim dari lembaga Pemerintah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden yang bertugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pembinaan ketahanan nasional yaitu menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia.
Dimana kedatangannya berfokus pada kajian perkembangan pengerukan Danau Tempe dan implementasi sosialisasi bela negara.
Setelah melakukan rapat dan sosialisasi di ruang rapat pimpinan, dengan duduk bersama dengan Bupati dan Wakil Bupati Wajo dan stakeholder yang berkepentingan serta pimpinan perangkat daerah selanjutnya tim turun ke lapangan yaitu di Danau Tempe.
Dengan dikawal oleh Wakil Bupati Wajo H. Amran, SE serta Forkopimda Kabupaten Wajo pada hari ini, dengan melihat sejauh mana perkembangan proyek nasional yang ada di Kabupaten Wajo khususnya di Danau Tempe.
Dalam kunjungan Wantannas bersama dengan Forkopimda hari ini di Danau Tempe, Wakil Bupati Wajo H. Amran, SE menyampaikan banyak terima kasih atas kunjungannya ke Kabupaten Wajo di Bumi Lamaddukelleng.
“Semoga apa yang telah dijelaskan dan dipaparkan dari tim Wantannas kepada Pemerintah Kabupaten Wajo, perihal Revitalisasi Danau Tempe dapat diwujudkan secepatnya, perihal pembangkit tenaga listrik, Pariwisata dan Irigasi,” ungkap H. Amran, SE. disela kegiatannya hari ini.
WAJO – Kunjungan Dewan Ketahanan Nasional yang didampingi oleh forkompinda Kabupaten Wajo serta instansi terkait di Kabupaten Wajo yang membahas tentang pengerukan Danau Tempe.
Kedatangan tim dari Sekjen Wantannas atau Dewan Ketahanan Nasional yang akan melakukan kegiatan di Daerah Kabupaten Wajo, sekaligus melakuka kajian yang berlangsung tanggal 9 sampai dengan 11 September 2019, dalam hal ini terkait pengumpulan informasi di Kabupaten Wajo, acara berlangsung di ruang rapat pimpinan Kantor Bupati Wajo, Selasa 10 September 2019.
Diawal sambutan Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang sangat tinggi kepada Wantannas atau Dewan Ketahanan Nasional yang telah berkenan datang langsung di Kabupaten Wajo karena biasanya mereka hanya sampai di Provinsi.
Dan dikatakan kalau hari ini langsung datang ke Kabupaten Wajo dan akan membicarakan kajian dan pengumpulan materi atau data tentang perumusan kebijakan Nasional di Kabupaten Wajo terkait dengan Danau Tempe yang masuk dalam program strategis nasional.
Dan dikatakan kalau Danau Tempe menjadi perhatian dan akan menjadikan revitalisasi tentunya ingin jadikan dan kembangkan karena Danau Tempe punya berbagai dimensi yang bisa dikembangkan di antaranya Perikanannnya karna Danau Tempe pernah punya kejayaan sebagai penghasil ikan terbesar di Asia Tenggara.
“Memiliki ikan yang khas yang bisa dilestarikan dan butuh penanganan khusus dan danau Tempe punya potensi air yang melimpah yang bisa dialihkan ke areal pertanian di Wajo, juga Wajo memiliki areal persawahan yang cukup terluas di Sulawesi Selatan lebih dari 100.000 hektar dengan posisi 30% irigasi teknis sisanya tadah hujan,” kata Bupati Wajo.
“Masyarakat Wajo 80% mata pencahariannya dari pertanian, kemudian potensi berikutnya adalah dimensi Pariwisata, kita merancang menjadikan potensi Wisata di Danau Tempe, kami bayangkan dikemas sedemikian rupa dengan potensi yang ada, sehingga nanti mirip mirip dengan volendam yang ada di Amsterdam,” Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si. menambahkan.
Lebih lanjut dijelaskan kalau Danau Tempe akan jadi tempat kunjungan yang sangat indah, dengan menjadikan destinasi wisata, akan menciptakan nantinya restoran restoran terapung dan berbagai wisata-wisata terapung dan ini dirancang sedemikian rupa, juga rencanakan dari ke 3 pulau yang terbentuk disana untuk dijadikan di antaranya menjadi pulau Burung karena pada waktu-waktu tertentu burung dari Australia hinggap di Danau Tempe.
Hal ini butuh penelitian dan kajian, juga tanaman tanaman apa yang bisa dikembangkan di sana yang sekaligus akan menjadi objek wisata, yang bisa nantinya menjadi kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik dan di kawasan Danau Tempe, dan yang selalu menjadi bencana setiap tahunnya, akan dijadikan kegiatan ekonomi ekonomi wisata, jelasnya.
“Gerbang masuknya nanti akan dibangun Masjid Terapung yang mana nantinya akan menjadi ikon kota Sengkang sebagai pintu masuk di danau Tempe, Wajo bukan lagi tempat persinggahan wisata tapi akan menjadi tempat kunjungan wisata,” ungkap Bupati Wajo.
“Enceng gondok bisa diolah demikian juga sedimentasinya, sehingga butuh support dan perhatian dari pusat, kami berharap Wantannas membantu kami membangun jaringan, sehingga potensi-potensi ini bisa digunakan untuk kesejahteraan masyarakat Wajo,” Bupati Wajo menambahkan.
Dan dikatakan kalau rumah-rumah yang menjadi langganan banjir dan tenggelam setiap tahunnya disana, sehingga diharapkan melalui wantannas untuk memfasilitasi ke Kementerian PUPR, untuk membangunkan rumah-rumah yang aman, karena mereka tidak ingin meninggalkan rumahnya, sehingga ingin ditawarkan rumah bersubsidi kepada mereka, jadi mereka punya rumah aman ketika terjadi banjir dan rumah yang sekarang ini hanya dijadikan tempat usaha saja, karena tempat mereka memang merupakan tempat mata pencahariannya, jelas Bupati Wajo.
Dari Wantannas yang diketuai oleh Bapak Laksma TNI Nurhidayat menjelaskan bahwa masalah koordinasi cukup susah di antara Kementerian, apakah di danau Tempe sudah ada sentuhan dari Kementrian yang lain, masalahnya apa sudah ada koordinasi di antara Kementerian yang masuk di Wajo, jadi tugas kami adalah memasukkan Rekomendasi untuk dibaca Bapak Presiden dan nanti Presiden yang akan memerintahkan Menteri yang bersangkutan, setelah membaca rekomendasi dari kami.
“Fokus kegiatan kami di sini, di Danau Tempe apa sudah ada dampak dengan pengerukan selama ini, sehingga dapat menghilangkan banjir dan apakah hasilnya nanti akan lebih baik dan setelah mendengar dari Bupati Wajo kalau dia sudah mempunyai mimpi dan perencanaan yang lebih baik, sehingga kita harus kedepankan yang mana dia akan merancang Pariwisata di sana.
“Di sini banyak tanah yang bisa dibuat pertanian, perikanan dan pariwisata dan kami dari Wantannas ingin juga ada energi listrik nantinya yang bersumber dari Danau Tempe, disamping sebagai potensi Pariwisata, proyek ini juga harus menjadi pembelajaran bagi mahasiswa dengan kajian dengan seminar atau semiloka dan Insya Allah tahun depan kami akan turun kembali,” kata Laksma TNI Nurhidayat.
“Nantinya akan membahas kementerian PU akan berbuat apa dan Kementrian lainnya juga akan berbuat apa, demikian juga Kementerian Pariwisata yang semua itu akan menjadi satu, sehingga nanti ada tulisan tulisan yang akan kami serahkan nantinya ke Bapak Presiden untuk ditindaklanjuti,” Laksma TNI Nurhidayat.
menambahkan.
Dan dikatakan kalau inti acara adalah ingin ada potensi yang ada di Danau Tempe yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan masyarakat Wajo yang lebih baik.
Selanjutnya Wantannas memberikan materi tentang bela negara yang memang include dalam kunjungannya kali ini di Kabupaten Wajo dan dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh Kadis PSDA Kabupaten Wajo yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari masing-masing peserta yang hadir dalam pertemuan ini.
Sebagai kesimpulan di akhir acara Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud berharap apa yang menjadi harapan Wantannas dengan akan melengkapi data-data melalui Bappeda dan BPS, juga akan dibuat database potensi daerah, potensi lahan dari Danau Tempe dan ada nanti data hasil kajian lengkap dengan foto yang dikerjasamakan dengan Unhas dan dikerjasamakan dengan Universitas Puangrimaggalatung.
“Terkait ikan sapu-sapu yang akan kita jadikan penelitian, di mana ikan ini menjadi hal yang perlu dikaji juga mengharapkan kepada Wantannas agar membantu kami mengawal program-program kompanisasi di Bali besar, agar ini bisa kita mendapatkan support tahun depan,” harap Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos.,M.Si.
“Terkait pompanisasi di Bulu Cepo yang nantinya akan mengaliri sekitar 20.000 hektar persawahan di bagian timur untuk sawah tadah hujan dan jika diatur musim tanamnya bisa mengairi sampai 40.000 hektar dan ini airnya cukup melimpah Jadi bagaimana ini bisa termanfaatkan, dan ini semua perlu kajian,” kata Bupati Wajo di akhir acara ini.
Sengkang, Wakil Bupati Wajo hadiri acara Penutupan semarak tahun baru Islam 1441 H digelar hari ini di halaman masjid Raya sengkang Selasa 10 September 2019 di
Kegiatan ini di awali dengan lomba DAI cilik katagori putra, DAI cilik katagori putri di lanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an
Ketua panitia H.A.Darmawangsa dalam sambutannya mengatakan telah diprogramkan oleh Panitia hari besar Islam mulai dari 30 Zulhijjah panitia melaksanakan kegiatan secara massal yakni telah menghadirkan ada kurang lebih dua ribu jamaah di masjid Ummul Qur’an.
“Pada kesempatan ini Ada tausiyah tiga generasi yang menggambarkan masa sekarang yang dibawakan oleh Dr Hafsah kebetulan sehari-harinya adalah dosen IAIN Watampone kelahiran yang membahas tentang bagaimana 1 Muharram itu.
” kemudian era pertengahan diwakili oleh Bapak Dr.H.Amran Mahmud S. Sos. Msi dimana beliau membawa masuk ke daerah pertengahan yakni mengisi program pemerintahan bangsa ini kemudian dikenal sebagai era kolonial ini adalah penjajah tapi membandingkan antara masa kini dengan masa lalu yang dibawakan.
” Kami ingin Islam bahwa 1 Muharram itu adalah tahun barunya bagi umat Islam merayakan karena bukan sesuatu hal yang membuatnya bahwa ketika hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah Jadi kami ingin membangun kehidupan masyarakat ini kita tahu bahwa kita punya tahun baru 1 Muharram itu lagi diisi dengan perlombaan Islami kita lakukan selama 5 malam.
alhamdulillah baru kali ini dilakukan dengan melibatkan seluruh masyarakat turut hadir tanpa ada paksaan .
Kami ingin kepada pemerintahan Kabupaten Wajo memberikan bahwa nanti ada masyarakat yang membuat tanggal penanggalan atau kalender dalam bahasa Inggris Mari kita sugesti merubah Minggu menjadi ahad.
“ketika 10 Muharram buat makanan namanya bubur 7 rupa memberikan secara ikhlas kepada orang.”
“Mewakili panitia berterima kasih kepada seluruh peserta di dalam kegiatan Semarak tahun baru Islam ini.”
Kegiatan ini dirangkaikan penyerahan penghargaan kepada
Pengelolaan sampah dikelurahan sebagai peringkat pertama kel.Watalipue disusul peringkat kedua Kel.siengkang, dan peringkat Ketiga Kel.Salomeraleng.
Wakil bupati Wajo dalam sambutannya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada panitia pelaksana serta masyarakat yang turut mendukung kegiatan ini.
“saya tanya kepada panitia ternyata Baru kali ini perayaan tahun baru Islam 1440 Hijriyah sangat luar biasa tentu dengan keramaian ini mencerminkan bahwa Kabupaten Wajo kota Sengkang adalah kota santri adalah nilai-nilai yang dulunya mulai redup saya bersama dengan Bapak Bupati insya Allah akan tetap menggelorakan kota Sengkang sebagai Kota Santri.”
” kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada panitia pelaksana Semarak tahun baru Islam tingkat kabupaten Wajo atas penyelenggaraan kegiatan yang luar biasa Sejak satu pekan terakhir ini pada malam yang berbahagia ini kita sudah berada pada akhir kegiatan yang bertepatan dengan 10 Muharram yang biasa kita kenal hari Asura keistimewaan hari ini yakni sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat menganjurkan kita melaksanakan puasa pada hari ini karena memiliki amalan yang luar biasa besarnya jika kita melaksanakan yang melaksanakan puasa pada Hari ini dapat diterima amal baiknya oleh Allah subhanahu wa ta’ala”.
“pada kesempatan ini saya menyampaikan bahwa kalangan masyarakat berkembang beberapa metode atau tata cara memaknai hari ini dengan perlakuan yang berbeda-beda ada yang memaknainya dengan melaksanakan puasa kemudian mereka menyiapkan makanan spesial untuk berbuka namun ada juga yang memakainya dengan kegiatan yang berbeda olehnya itu kami mencoba melihat beberapa budaya kearifan lokal tersebut disusun agar sejalan dengan syariat Islam.”
Selanjutnya kemudian mereka menyiapkan makanan spesial untuk berbuka namun ada juga yang memakainya dengan kegiatan yang berbeda olehnya itu kami mencoba melihat beberapa budaya kearifan lokal tersebut disusun agar sejalan dengan syariat Islam.
“kegiatan ini diawali pawai yang diikuti oleh seluruh instansi dan unit kependidikan di Kabupaten Wajo.
“selanjutnya diselenggarakan festival dan lomba keagamaan yang diikuti oleh seluruh Majelis Taklim antar Kecamatan se Kabupaten Wajo dan terakhir di akhiri dengan buka puasa bersama seluruh masyarakat sesaat yang lalu kami berharap dengan terlaksananya rangkaian Kegiatan ini dapat menambah nilai keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala khususnya dalam menjalankan amanah masyarakat Kabupaten Wajo menuju pemerintahan amanah menuju wajo maju dan sejahtera.
” Selain itu kami juga menginginkan jajaran pemerintah daerah seluruh ASN dan pegawai honorer akan menjadikan kegiatan ini sebagai refleksi diri untuk memperbaiki dan merenung berbagai kearifan yang telah kita perbuat kehilafan yang telah kita perbuat selama ini agar kehidupan kita kembali menjalankan tugas negara dengan hati yang bersih jiwa dan semangat yang baru selayaknya baru dilahirkan kembali agar kita semua senantiasa diberikan petunjuk ke arah yang lebih baik dengan demikian saya meyakini pemerintah kita kedepan akan semakin baik lagi dengan memiliki aparatur yang bersih untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan semangat yang baru selayaknya baru dilahirkan kembali agar kita semua senantiasa diberikan petunjuk ke arah yang lebih baik dengan demikian saya meyakini pemerintah kita kedepan akan semakin baik lagi dengan memiliki aparatur yang bersih untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat”.
“kami menyerukan Kepada seluruh masyarakat Kabupaten Wajo agar senantiasa Memegang teguh keimanan kami menyerukan Kepada seluruh masyarakat Kabupaten Wajo agar senantiasa Memegang teguh keimanan dan sejahteraan masyarakat Wajo kedepannya untuk itu marilah kita Mohon Ridho rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala”.Jelasnya
Turut hadir ketua Darmawanita Kab.Wajo, Kadis Pariwisata, kadis Perkimta, kadis koprasi, camat se Kabupaten Wajo, tokoh agama Kabupaten Wajo, tokoh pemuda, serta Lurah sekecamatan Tempe.
WAJO – Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Wajo yang dipimpin oleh Drs. Herman, AL melaksanakan acara Pengambilan Sumpah Janji jabatan dan Pelantikan Pejabat Administrator dan Pejabat Fungsional Kepala Sekolah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Wajo, Senin 9 September 2019 di anjungan Mattirotappareng Kantor Bupati Wajo.
Dalam acara ini sebanyak 17 orang yang diambil sumpahnya diantaranya dari Pejabat Struktural setingkat Eselon III dan Pejabat Fungsional Kepala Sekolah TK, SD dan SMP di Kabupaten Wajo diantaranya,
Makka, S.Pd. menjadi Kabid Penanganan Fakir miskin pada Dinas Sosial.
Andi Pammusureng, S.Sos menjadi Sekretaris Kecamatan Gilireng.
Hj. Rusna, S.Pd. menjadi Kepala TK. PGRI Sarasa Kecamatan Pammana.
Suriani, S.Pd. menjadi Kepala TK. Harapan Bangsa Kecamatan Pammana.
Sepriati Kecca, S.Pd. menjadi Kepala TK PGRI Lakamporo Kecamatan Takkalalla.
Hj. Sitti Suarni, S.Pd. menjadi Kepala TK PGRI Manyili Kecamatan Takkalalla.
Agunisman, S.Pd. menjadi Kepala SMP Satap Negeri 4 Maniangpajo.
Yuyun Weliana Damayanti, S.Pd. AUD menjadi Kepala TK PGRI Salodua Kecamatan Maniangpajo.
Najmiah, S.Pd. menjadi Kepala SMP Negeri 2 Sengkang.
10.Drs. Andi Bakti menjadi Kepala SMP Negeri 3 Keera.
11.Drs. Sumange Alam menjadi Kepala SDA 9 Tae Kecamatan Tempe.
12.Drs. H. Muh. Amir menjadi Kepala SDN 122 Balielo Kecamatan Bola.
13.Abdul Rahman, S.Pd. menjadi Kepala SDN 277 Minangatellue Kecamatan Maniangpajo.
14.Djanuar, S.Pd menjadi Kepala SDN 378 Wele Kecamatan Belawa.
15.Hj.Sitti Hajerah, S.Pd. menjadi Kepala SDN 74 Sappa Kecamatan Belawa.
16.Rosmawati, S.Pd. menjadi Kepala TK Negeri 1 Kecamatan Belawa.
17.Hj. Sitti Samsam, S.Pd. menjadi Kepala TK PGRI Simpursia Kecamatan Pammana.
Sambutan Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo H. Amiruddin A, S.Sos., M.M. mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan yang rutin dilakukan dan merupakan cerminan dari dinamika organisasi, jadi ini merupakan peristiwa yang biasa saja karena setiap ASN harus siap dan sedia serta ikhlas mengikuti apa yang jadi kebijakan organisasi.
Inilah merupakan perwajahan apa yang kita saksikan pada hari ini, kita sebagai ASN dalam struktur organisasi ada struktur ada tupoksi yang diberikan, dan ini menjadi amanah untuk kita.
“Melalui kesempatan ini, amanah yang dipikulkan di pundak kita masing-masing merupakan tugas penting tugas pemerintah yang dipikulkan ke pundak kita masing-masing dan merupakan tugas negara yang dibebankan kepada kita untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, tugas kita bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” harap Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo.
“Bapak pelaksana Camat Gilireng ada dinamika yang segera terproses, tolong kita Kawal dengan baik kepentingan masyarakat dan kepentingan proyek strategis nasional keduanya ini merupakan dua hal yang dinyatakan pada saat ini ada sesuatu, tapi kita berharap pemerintah mampu menjadi dinamisator, penggerak dan motivator bagi masyarakat serta menciptakan kedamaian kita harus ciptakan kondisi persuasif,” Sekda Wajo menambahkan.
Juga disampaikan bahwa kepada Kabid Sosial yang baru ada tugas yang menanti di sana, tugas berat bagaimana optimalisasi bantuan bantuan sosial, bagaimana merapikan basis data terpadu, bagaimana Angka kemiskinan di Wajo tidak lagi menimbulkan permasalahan di kemudian hari, yang ujung-ujungnya ada stigma masyarakat bahwa terjadi ketidakadilan karena database kita yang tidak valid, dan kita punya tanggung jawab moral untuk hal itu,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo.
Juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SD, SMP, dan juga Taman Kanak-Kanak, kita juga punya tugas berat di pundak Bapak Ibu, bagaimana mengawal pencapaia…
BERDASARKAN analisa Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), ada 2 kabupaten
yang menjadi lokasi prioritas pelaksanaan program stunting. Yakni, Nunukan
dengan lokus 10 desa, dan Malinau dengan lokus 14 desa. Dijelaskan Gubernur
Kaltara Dr H Irianto Lambrie, di 2 kabupaten tersebut, ada 5 upaya yang
dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara untuk konvergensi percepatan
pencegahan stunting. Antara lain, perencanaan kegiatan pencegahan stunting dilakukan dengan berbasis data; intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif
dialokasikan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran; pemantauan secara terpadu dan melakukan penyesuaian pelaksanaan program dan kegiatan berdasarkan temuan dilapangan untuk meningkatkan
kualitas dan cakupan intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif; sistem manajemen data yang baik untuk mengukur hasil pelaksanaan
program dan kegiatan; hasil evaluasi
kinerja digunakan sebagai dasar perancangan dan penganggaran tahun berikutnya
untuk penanggulangan stunting.
Mengapa penanganan stunting perlu mendapatkan perhatian khusus? Dijelaskan
Irianto, salah satu penyebabnya adalah besarnya
kerugian yang ditanggung akibat stunting lantaran naiknya pengeluaran
pemerintah, terutama jaminan kesehatan nasional yang berhubungan dengan
penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, diabetes atapun gagal ginjal. “Selain itu, ketika dewasa, anak yang menderita stunting mudah
mengalami kegemukan sehingga rentan terhadap serangan penyakit tidak menular. Stunting juga menghambat
potensi transisi demografis Indonesia, dimana
rasio penduduk usia tidak bekerja terhadap penduduk usia kerja menurun,” ungkap Gubernur.
Menilik hal tersebut, Pemprov Kaltara dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) berkomitmen penuh menekan angka
stunting di indonesia. “Ragam kegiatan yang berhubungan
dengan penanganan stunting terwadahi dalam peraturan menteri desa terkait
pemanfaatan dana desa. Pendekatan spesifik seperti
memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil, pemeriksaan ibu hamil minimal 4 kali
serta mendapat tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan, pemantauan
tumbuh kembang di Posyandu menjadi indikator yang
diukur dalam kegiatan program generasi sehat dan cerdas yang berada di bawah naungan
kementerian,”
urai Irianto.
Pada tahun ini, Kaltara mendapatkan
alokasi Dana Desa dari APBN sebesar Rp 463.268.514.000 yang akan disalurkan kepada 4 kabupaten dengan 3 tahap pencairan. Adapun program yang telah
dilaksanakan dari pemanfaatan Dana Desa untuk mendukung program stunting di
Kaltara tahun ini, antara lain penahan
tanah 127 unit, air bersih 482 unit, MCK 106 unit, poliklinik
desa dan pos kesehatan desa 1 unit; PAUD, TK, sekolah
3 unit; Posyandu 6 unit; sumur 250 unit; dan
drainase 101.620 meter. “Dari 8 program kegiatan yang dialokasikan melalui Dana Desa itu, akan berdampak untuk pencegahan stunting yang
merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi
kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi tersebut terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada
masa awal setelah bayi lahir namun stunting baru nampak setelah bayi berusia 2
tahun,” beber
Gubernur.
Di sisi lain, pendekatan tidak langsung atau sensitif seperti penyediaan air bersih,
fasiltas sanitasi serta layanan kesehatan pun tercakup lewat dana desa. dan
diharapkan, desa menjadi ujung tombak dalam upaya pemerintah menekan angka
stunting.(humas)