Bupati Nunukan Hadiri Acara Peringatan Hari Kesehatan Nasional Ke 59 Tahun 2023.

NUNUKAN-Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan menggelar acara Peringatan Hari Kesehatan Nasional Ke 59 Tahun 2023. Acara tersebut dihadiri Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid, Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah, Sekretaris Daerah Kab. Nunukan Serfianus, Unsur Forkopimda Kab. Nunukan, Kepala OPD Kab. Nunukan, Camat Nunukan Selatan, Ketua Dharmawanita Kab. Nunukan. Minggu (19/11).

Peringatan Hari Kesehatan Ke 59 yang mengusung Tema, “Transformasi Kesehatan Untuk Indonesia Maju,” dilaksanakan di Alun-alun Kota Nunukan. Pada Peringatan Hari Kesehatan Nasional kali ini, Dinas Kesehatan Kab. Nunukan melaksanakan Senam Bersama yang diikuti masyarakat Nunukan, Pemeriksaan Kesehatan gratis kepada masyarakat Nunukan, dan Lomba Senam cuci tangan tingkat Sekolah Dasar SD).

Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid membacakan sambutan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin.

Dalam sambutannya Menteri Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Indonesia tengah mengalami periode bonus demografi yang terjadi hanya satu kali dalam peradaban sebuah negara.

“Kita, bangsa Indonesia harus bekerja keras memanfaatkan peluang ini sebagai momentum Indonesia lolos dari middle-income trap, menjadi negara berpendapatan tinggi, serta mencapai visi Indonesia Emas 2045. Manusia Indonesia yang sehat dan cerdas adalah kunci mencapai masa keemasan itu”, ungkapnya.

Selanjutnya disampaikan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang layak.

“Itulah amanat UUD 1945 bagi kita. Berdasar mandat itulah, enam pilar transformasi kesehatan penopang sistem kesehatan Indonesia harus kita bangun bersama dengan serius dan terus menerus”, ujarnya lagi.

Lebih lanjut dikatakan, pasca disahkannya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang kesehatan, Pemerintah kini sedang menyusun Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK), yang akan berfungsi sebagai haluan bersama dalam upaya pembangunan kesehatan di seluruh Indonesia.

“Pesan saya, RIBK harus diacu olah pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam merencanakan,menganggarkan, dan mengimplementasikan program kesehatan di wilayahnya. Pemerintah pusat tidak mampu melakukannya sendiri. Hanya dengan sinergi yang kuat dan kolaborasi yang erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh element masyarakat”, ungkapnya lagi.

Enam pilar transformasi kesehatan bisa ditegakkan untuk perubahan yang lebih baik diantaranya pilar pertama transformasi layanan primer, pilar kedua transformasi layanan rujukan, pilar ketiga transformasi sistem ketahanan kesehatan, pilar keempat transformasi pembiayaan kesehatan, pilar kelima transformasi SDM Kesehatan dan pilar keenam transformasi teknologi kesehatan.

Terakhir Laura menegaskan hal yang tak kalah penting yaitu tranformasi kesehatan tidak dapa diwujukan tanpa transfomasi budaya kerja para insan kesehatan.

“Harapan saya, seluruh pegawai dan pejabat pemerintah baik di pusat maupun daerah dapat bekerja dengan kompeten, jujur, selaras dalam mengawal dan menyukseskan transformasi kesehatan. Mari kita bekerja dengan sungguh-sungguh. Tidak korupsi, layani masyarakat dengan sepenuh hati”, ungkapnya.

(PROKOMPIM)