Dengar Aspirasi dan Silaturahmi, Bupati Laura ‘Tudang Sipulung’ dengan Masyarakat dan Petani Sebatik

NUNUKAN- Bupati Nunukan Hj Asmin Laura Hafid menghadiri acara Temu Lapangan antara Pemerintah Daerah, para penyuluh dan masyarakat di Sebatik, Sabtu (18/05/2024).

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian melalui berbagai program perubahan perilaku petani yang modern dan berkelanjutan.

“Jadi ini merupakan salah satu program dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kita, yang dirangkaikan dengan kegiatan HKTI, sekaligus kita ‘Tudang Sipulung’ (duduk bersama) dengan petani di lima Kecamatan yang ada di Sebatik ini, selain silaturahmi kita dari Pemerintah Daerah ingin mendengarkan masukan dari masyarakat terkait kendala kendala yang dihadapi petani guna meningkatkan pertanian di Kabupaten Nunukan,” ujar Bupati Laura.

Usai mendengarkan aspirasi dari para petani, Bupati Laura meminta kepada kepala dinas yang terkait untuk segera ditindak lanjuti, dan selebihnya menjadi catatan untuk dibahas di tingkat Kabupaten.

Pemerintah juga memberikan bantuan bibit padi dan pupuk kepada masyarakat yang gagal panen dan juga bantuan beras dari hasil produksi Nunukan sendiri.

“Jadi kita memberikan bantuan bibit dan pupuk, namun untuk pupuk saat ini kita mengalami kendala karena masih dalam perjalanan yang dimana kondisi petani sudah mau menanam,” jelas Bupati Laura.

Dalam kesempatan ini, Bupati Laura juga mengajak para petani milenial sebagai generasi muda Kabupaten Nunukan untuk menjadi petani usia 18 – 25 tahun yang telah menyelesaikan pendidikan formalnya, tidak memilih ke kota kota besar untuk bekerja, di pabrik pabrik ataupun di perusahaan.

” Sebenarnya di bidang pertanian mempunyai peluang yang sangat besar jika tekun dan mampu mengelolanya dengan baik. Saya berharap melalui Pemerintah Kecamatan maupun Desa yang ada di Nunukan, agar mengaktifkan kembali para petani milenialnya, mengingat kebanyakan yang menjadi petani saat ini adalah mereka yang sudah sepuh, harus ada regenerasi, jangan yang bertani itu sepuh sepuh terus, tapi harus diciptakan petani muda,” pintanya.

Setelah berbincang dengan para petani, Bupati Laura bersama perwakilan Forkopimda dan para Kepala OPD terkait melakukan aktifitas penanaman padi.

(PROKOMPIM)

Bupati Laura membuka rangkaian kegiatan HUT Kab. Nunukan ke – 25 di Sebatik

NUNUKAN – Bupati Nunukan Hj Asmin Laura Hafid membuka rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Nunukan yang ke 25 Tahun 2024, diawali kegiatan lari marathon tingkat pelajar di Kecamatan Sebatik, yang dilaksanakan di pantai indah desa Tanjung Aru kecamatan Sebatik Timur, Sabtu 18 Mei 2024.

Berbagai even kegiatan terselenggara di Nunukan sendiri, wilayah Kabudaya, Krayan serta untuk di Kecamatan Sebatik, bukan hanya lari marathon tetapi ada juga seperti Sepak Bola Bupati Cup, Pawai Budaya, Lomba Domino, Lomba Karaoke Umum, dan Lomba Tari Kreasi.

Dalam sambutan Bupati Nunukan Hj Asmin Laura Hafid, mengatakan hari ulang tahun kabupaten Nunukan yang seharusnya jatuh pada tanggal 12 Oktober dimajukan lebih awal dikarenakan bersamaan dengan pilkada serentak dan tidak boleh melaksanakan kegiatan, sehingga tahapan kegiatan HUT Kabupaten dimajukan.

“Sehingga kita dari Pemerintah Kabupaten, memajukan pelaksanaan rangkaian kegiatan HUT, baik tingkat Kabupaten maupun di Kecamatan – kecamatan ” ungkap Laura.

Bupati Laura menambahkan bahwa kegiatan untuk tahun 2024 sedikit berbeda pelaksanaannya dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang mana pelaksanaannya dipusatkan di Kabupaten, untuk perayaan hut kab yang ke 25 tahun 2024 ini di laksanakan di beberapa Kecamatan yang nantinya puncak penutupannya di tanggal 27 Agustus 2024 di Kabupaten.

” Saya sangat berharap agar bagaimana semua event event ini bisa membangkitkan gairah (semangat) masyarakat kita untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Hut Kab ini,” jelasnya.

Untuk diketahui pada perlombaan maratahon di Sebatik diikuti dengan jumlah peserta sebanyak 470 orang, untuk tingkat SD, putri sebanyak 44 peserta dan putra sebanyak 88 peserta dengan jarak tempuh 5 kilometer, dan untuk tingkat SMP dan SMA, putrinya sebanyak 100 peserta, putra sebanyak 238 untuk jarak tempuh 10 kilometer.

(PROKOMPIM)

Puncak HUT ke-44 Dekranas, Syukuran Hingga Pawai Budaya

SURAKARTA – Dibuka langsung oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo (Jokowi), rangkaian kegiatan HUT ke-44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) diselenggarakan di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah pada Rabu (15/5) pagi dengan pemukulan gong serta pemotongan tumpeng.

Hadir pula Ketua Umum Dekranas Wury Ma’ruf Amin, istri walikota Surakarta Selvi Ananda, anggota OASE Kabinet Indonesia Maju (KIM), dan ketua Dekranasda provinsi serta kabupaten/kota seluruh Indonesia.

“Di hari yang istimewa ini, saya mengucapkan selamat ulang tahun Dekranas yang ke-44 tahun 2024. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, secara resmi saya buka Dekranas Expo 2024,” ucap Iriana.

Sementara itu, Ketum Dekranas, Wuri Ma’aruf Amin menyampaikan, selama 44 tahun ini Dekranas menjadi tonggak dalam pengembangan kerajinan dan produk kekayaan Indonesia untuk bisa dilirik di mata internasional. Karena itu, istri wakil presiden ini meminta para pelaku usaha terus adaptif, menjaga kualitas produk, dan terus memperluas jaringan pemasaran.

Ketua Dekranasda Kaltara, Hj Rachmawati, SH usai menghadiri acara pembukaan mengaku gembira dan mendapat motivasi baru dalam pengembangan dan pengenalan kerajinan khas Kaltara. “Dengan tema HUT tahun ini Tumbuh Bersama Majukan Warisan Bangsa, kita diajak untuk kembali pada kearifan lokal sebagai warisan budaya bangsa. Kearifan lokal ini kemudian kita gandengkan dengan produksi kerajinan khas Kaltara, termasuk juga pariwisata, kuliner dan sebagainya,” tutur Rahmawati.

Ia juga mengajak para pengurus Dekranasda kabupaten/kota di Kaltara agar memperhatikan regenerasi pengrajin yang ada. Mengambil contoh wastra (Sansekerta: kain tradisional), istri Gubernur Kaltara ini melihat banyak peluang untuk kreatifitas dan inovasi tanpa meninggalkan tradisi. “Anak-anak muda ini kan penuh dengan ide baru dan segar. Wastra ini bisa dikembangkan motif dan warnanya menyesuaikan tren yang ada. Sehingga wastra bisa dikreasikan untuk tampil modis. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan, workshop dan sebagainya ke anak muda termasuk pelajar,” bebernya.

Usai acara syukuran, kegiatan dilanjutkan dengan parade budaya nusantara yang menampilkan defile kontingen PKK dan Dekranasda serta mobil hias kriya dan budaya yang dilepas oleh Ibu Negara di kawasan Taman Sriwedari.

Ribuan warga Surakarta memadati sepanjang jalan yang dilalui peserta, menikmati berbagai kesenian daerah, mulai dari tarian tradisional, musik, hingga pakaian adat khas masing-masing daerah.

Sebanyak 102 kendaraan hias dari 38 daerah, dengan total defile sepanjang 2,3 kilometer, menampilkan sekitar 2.000 peserta yang mengenakan busana adat dari berbagai provinsi di Indonesia.

Hj Rahmawati sendiri sempat berpartisipasi ketika mobil hias Kaltara melewati panggung VIP. Didampingi Wakil Ketua Harian Dekranasda Kaltara, Sekretaris Dekranasda Kaltara serta Sekretaris Umum TP-PKK Kaltara, ia turut menari bersama penari yang mengiringi mobil hias Kaltara.

(dkisp)

Gubernur Disambut Tarian Serta Acara Adat, Mubes dan Ilau Dayak Okolod Jadi Sarana Promosi Kebudayaan

LUMBIS, NUNUKAN– Ratusan penari adat dari Dayak Okolod menyambut kedatangan Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr. (HC). H. Zainal A. Paliwang, M.Hum., beserta rombongan pada acara Musyawarah Besar (Mubes) Dayak Okolod ke-2 dan Ilau ke-9 Tahun 2024 di Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan pada kamis (16/5) siang.

Tarian khas dari Adat Dayak Okolod dari ratusan penari menyambut hangat kedatangan Gubernur beserta rombongan.

Berbagai acara adat mengawali acara, salah satunya adalah Gubernur berkesempatan ikut serta dalam beberapa rangkaian adat salah satunya adalah menembakkan senjata api (penabur) dan sabung ayam yang sudah menjadi salah satu ciri khas adat dari Okolod.

Dalam kesempatannya memberikan sambutan, Gubernur mengapresiasi atas terselenggaranya acara Mubes ini sebagai salah satu identitas budaya yang ada di Kaltara.

“Atas nama pribadi dan Pemprov Kaltara, saya ucapkan selamat atas terselenggaranya Mubes yang kita buka hari ini. Dan semoga adat istiadat okolod dapat terus dilestarikan, karena Dayak Okolod adalah salah satu identitas budaya yang ada di Kaltara,” katanya.

Menurutnya, Dayak Okolod memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam mulai dari adat istiadat, kesenian serta budaya. Hingga acara Mubes ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat kesatuan serta persatuan di Kaltara.

“Melalui kegiatan ini, diharapkan terjalin komunikasi dan koordinasi yang lebih baik. Dan gunakan ini untuk bermusyawarah dalam menyampaikan pendapat dan ide-ide untuk memajukan Dayak Okolod serta Kalimantan Utara,” lanjutnya.

Gubernur mengajak masyarakat Dayak Okolod untuk bersinergi dan mendukung program-program pembangunan pemerintah daerah.

“Dan saya juga ucapkan terima kasih kepada saudara-saudara saya sekalian, karena mengundang saya untuk turut hadir dalam Mubes ini. Dan banyak saudara-saudara kita dari Malaysia juga yang turut hadir dalam Mubes ini,”ungkapnya.

Gubernur berpesan bahwa Kaltara memiliki kekayaan ragam budaya yang dapat dilestarikan oleh generasi berikutnya. Dan dengan beragamnya suku yang ada di Kaltara ini, dapat saling menghargai dan hidup saling berdampingan dengan suku lainnya.

“Dan harapannya kedepannya Mubes dan Ilau ini dapat menjadi daya tarik wisata dan menjadi wadah untuk pelestariaan budaya yang dapat berdampak positif dalam kehidupan bermasyarakat,”tutup Gubernur.

Mubes Dayak Okolod ke-2 dan Ilau ke-9 Tahun 2024 ini rencananya akan terlaksana dalam 7 hari. Dan dihadiri oleh ribuan orang yang ada di Kaltara dan Malaysia serta Brunei.

(dkisp)

Menembak Bendera Merah, Potong Babi, dan Bermain ‘Trampoline, Prosesi Adat Agog Da Ulung Buaya Dalam Ilau Dayak Okolod Ke 9 Di Kecamatan Lumbis

NUNUKAN- Agog da ulung buaya, begitu nama prosesi adat Suku Dayak Okolod yang dilaksanakan ketika ingin memulai sebuah acara adat, seperti Ilau, penyambutan pasukan yang baru kembali dari perang, atau saat ada acara – acara adat yang lain. Prosesi ini dipimpin oleh tetua adat, dan diikuti oleh seluruh Warga Dayak Okolod.

Prosesi Agog da ulung buaya inilah yang dilakukan untuk mengawali Acara Musyawarah Besar (Mubes) Ke – 2 dan Ilau Dayak Okolod Ke – 9 di Kecamatan Lumbis, Kamis (16/5).

Dalam prosesi yang biasanya dilaksanakan di halaman rumah adat ini, puluhan warga Dayak Okolod membentuk satu barisan memanjang ke belakang, dimana Awang Gathang sebagai Tetua Adat Dayak Okolod berada paling depan. Mereka kemudian secara bersama – sama berjalan secara pelan dan teratur membentuk sebuah lingkaran besar mengelilingi patung kayu berkepala manusia, dan patung buaya di sebelahnya.

Sambil berjalan, tetua adat menyanyikan atau membaca syair atau mantra dalam bahasa dayak sebagai wujud permohonan kepada sang pencipta supaya diberikan keamanan, kemudahan, dan kelancaran selama berlangsungnya acara adat.

Setelah lingkaran besar terbentuk dengan sempurna, tetua adat berdiri di atas patung buaya dan kembali melanjutkan syair atau mantra. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan memotong binatang buruan berupa babi hutan, sebagai simbol kelimpahan rejeki bagi seluruh masyarakat.

Tidak berhenti sampai di situ, prosesi masih dilanjutkan dengan menembak bendera berwarna merah yang terpasang diujung tiang bambu yang berdiri di tengah – tengah halaman rumah adat. Dalam prosesi ini, senapan yang digunakan adalah senapan penabur, alat berburu yang sangat lekat dengan kehidupan masyarakat dayak.

Prosesi Agog da ulung buaya juga diwarnai dengan tradisi sabung ayam, dan bermain ‘trampoline’, dimana para tetua dan tokoh – tokoh adat berdiri di atas lembaran kulit binatang atau kulit kayu yang dijahit dan diletakkan tepat di tengah – tengah rumah adat. Secara beramai – ramai, kulit kayu tersebut selanjutnya diayunkan ke atas dan ke bawah, sehingga orang yang ada di atasnya ikut melompat seperti sedang bermain trampholine.

Selain karena Mubes dan Ilau dinilai sebagai acara besar, prosesi Agog da ulung buaya yang dilaksanakan dalam acara pembukaan ini juga bertujuan untuk mengingatkan masyarakat Dayak Okolod, terutama para generasi muda agar tidak lupa dengan akar budayanya sendiri.

Itulah sekilas tentang prosesi Agog da ulung buaya, sebuah tradisi tua yang harus dijaga dan dilestarikan sebagai khazanah dan kekayaan bangsa Indonesia. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Masing – masing daerah memiliki adat istiadatnya masing – masing, mari kita saling menghormati dan menghargainya.

(PROKOMPIM)