Aksi begal Dan Geng Motor makin nekad Dibiringkanaya , Kinerja Binmas dipertanyakan


Berandankrinewe.com
Makassar – Belum lama ini polisi kembali kecolongan dengan aksi para begal atau geng motor yang meneror warga, hanya berselang satu minggu para begal tersebut kembali menjalankan aksinya, tidak hanya merampas harta milik korban namun juga tak segan-segan melukai korbannya bahkan membunuhnya dengan membawa satjam berupa parang atau anak busur,meski dari pihak kepolisian sudah berupaya meringkus pelaku begal namun tak memberikan efek jera. Malah semaking liar dan tak terkendali atau sadis (Senin, 27 Januari 2020).

Rentetan peristiwa demi peristiwa seakan tak ada hentinya melanda warga bahkan sudah menjadi pemandangan umum untuk dipertontonkan para pelaku begal atau geng motor.Dimana kali ini setidaknya ada beberapa warga yang berdomisili di Kecamatan Biringkanaya yang tak lupuk dari aksi teror para begal yakni

diantaranya salah seorang pemuda di apotik paccerakang yang mengalami atau korban perampasan motor miliknya saat hendak pulang kerja di subuh hari sekitar jam 04.00 wita yang diketahui merupakan karyawan hotel, meskipun sempat melakukan perlawanan namun pelakunya lebih dari dua orang yang melakukan perampokan atau perampasan disekitar wilayah simpang tiga ipal perumnas btp,

adapun kronologisnya  pada saat itu dimana korban berusaha dicekal untuk dirampas motornya, ketika korban sempat terjatuh maka pada saat yang sama salah satu pelaku inilah yang berhasil membawa kabur motor miliknya yang masih dalam angsuran kredit atau cicilan. Hingga berita ini dilansir hingga saat pelaku masih dalam tahap penyelidikan oleh aparat atau petugas kepolisian.

Seorang karyawan Indomaret, Muhammad Riswan (22), warga Jalan Salodong, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya yang bertugas di area Kawasan Industri Makassar (KIMA) akhirnya tewas setelah menjalani perawatan medis selama tiga hari di Rumah Sakit Daya,Makassar.

Dimana korban mengalami luka di bagian perutnya akibat terkena busur gerombolan anggota geng motor.Safaruddin, menuturkan, peristiwa yang dialami oleh Riswan terbilang sangat sadis akibat dibusur oleh kawanan geng motor.Korban beberapa kali dibusur di bagian perutnya. Setelah tertancap besi kemudian ditarik dan dibusur berulang ulang.

Hal yang sama putra pasangan Syamsia (48) bernama Ramli saat itu hendak pulang ke rumahnya sekira pukul 01.00 dini hari usai bekerja pada Jumat, 5 September lalu. Dia menggunakan sepeda motor Suzuki Satria dengan membawa tas ranseldan melintas di Jalan Baddoka.

Setelah dalam perjalanan dan beberapa meter dari Balai Dinas Pekerjaan Umum (PU), korban tiba-tiba dikejar belasan remaja yang juga menggunakan sepeda motor. Pelaku yang diketahui geng motor itu bahkan mengambil motor dan dua buah telefon genggam BlackBerry milik korban.

Sementara korban lainnya dialami juga salah seorang warga warga asrama haji sudiang dan warga bukit khatulistiwa 2 sudiang berinisial Dg.M salah seorang jurnalis inspiratorrakyat.com yang diserang secara tiba-tiba atau prontal oleh sekelompok kawanan para begal yang diperkirakan berjumlah 30 orang melakukan komvoi motor sambil menyerang orang dan rumah penduduk dengan membawah batu, badik dan busur usai mereka bermain futsal tak ubah seperti teroris atau mafia yang mans telah direncanakan sebelumnya.

Adapun barang bukti yang berhasil diamankan oleh warga berupa anak busur, untunglah inisial M waktu itu cepat melakukan tindakan atau perlawanan dengan memburu para kawanan begal tsb menggunakan balok kayu sebelum para begal tsb berhasil melakukan aksinya.

Pelaku diduga pemain lama yang sebelumnya pernah diamankan oleh anggota koramil namun entah kenapa pelaku begal ini kembali bereaksi. Sehingga sangat disayangkan para pembegal yang kerap meneror warga seakan atau seolah-olah mendapatkan legitimasi atau perlakuan khusus atau istimewa yang dianggapnya sebagai kebal hukum.

Seakan hukum ini tumpul keatas dan tajam kebawah kalau tidak dianggap tebang pilih, lantas sudah sejauh mana keseriusan pihak aparat terkait untuk memberangus para begal ini untuk kemudian dibina,jika tidak ingin dibinasakan yang sudah sangat meresahkan masyarakat. Jika dibiarkan ini tentu akan menjadi preseden buruk bagi institusi kepolisian dan aparat lainnya

terutama stigmatisasi dan supremasi hukum yang ada akan mengalami krisis kepercayaan sebagai pasal karet yang bisa ditarik ulur karna tidak bisa memberikan efek jera bagi pelaku kriminal, sehingga sangat di khawatirkan akan terjadi gesekan sosial atau hukum rimba, seperti kasus yang pernah terjadi dimana masyarakat kehilangan kendali dengan memassa dan membakar pelaku begal tersebut karena kerapkali berbuat keonaran dan kejahatan ditengah-tengah masyarakat.

Hal yang lazim terjadi dibeberapa titik ruas jalan yang dianggap rawan sering terjadi aksi kejahatan namun tidak tersentu kamera CCTV,padahal kita semua tahu aparat kepolisian hanya manusia biasa yang memiliki keterbatasan yang tidak mungkin bisa menjamin memantau keselamatan warganya selama 24 Jam.

(Lap. Tim investigasi Media )
A.SBN