TANJUNG SELOR – Mewakili Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Staf Ahli Bidang Hukum dan Kesatuan Bangsa Setda Kaltara, Robby Yuridi Hatman, S.Sos., M.T., membuka acara Literasi Iklim Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2024, dengan tema “Pemuda Bergerak : Selamatkan Bumi” bertempat di Kantor Gubernur Kaltara, Rabu (11/12).
Robby menyampaikan bahwa Provinsi Kaltara memiliki total luas wilayah sekitar 75.467 km persegi, terdiri dari pegunungan, pesisir dan wilayah kepulauan dengan 161 pulau kecil.
“Pada tutupan lahannya didominasi oleh hutan dan selebihnya perkebunan dan pemukiman. Kondisi ini menyebabkan provinsi Kalimantan Utara menjadi rentan terhadap bencana dan dampak akibat perubahan iklim,” ucap Robby.
Mantan Kepala Pelaksana BPBD Kaltara, menyebutkan keberadaan sungai – sungai yang melintasi wilayah tersebut menjadikannya lebih rawan terhadap bencana hidrometeorologi.
Dampak perubahan iklim tidak hanya terbatas pada aspek lingkungan, namun memberikan konsekuensi serius terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat. Di wilayah pesisir perubahan iklim dapat memicu bencana seperti banjir, sedangkan kekeringan juga menjadi masalah utama di wilayah ini.
“Kekeringan yang berkepanjangan berpotensi meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan, akan menyebabkan permasalahan kabut asap yang berdampak negatif pada kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Dalam upaya ini dibutuhkan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk sektor swasta, akademisi dan komunitas. Diharapkan melalui kegiatan literasi iklim ini dapat menjadi agen perubahan dalam menghadapi isu perubahan iklim di provinsi Kaltara.
“Sehingga upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dapat terlaksana dengan haik membawa Kalimantan Utara menuju masa depan yang lebih berketahanan iklim dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Hadir diantaranya Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Dr. Ardhasena Sopaheluwakan, Kepala BMKG Statiun Meteorologi Juwata, Muhammad Sulam Khilmi, jajaran perangkat daerah Pemerintah Provinsi Kaltara dan tamu undangan.
(dkisp)