Ketum KERIS: Tangkap Importir dan Oknum Aparat Yang Terlibat Impor Ilegal, Negara Harus Lindungi Ekonomi Rakyat

Jakarta,-Berandankrinews.com
Pedagang di pasar Tanah Abang, Mangga Dua dan Thamrin City Jakarta resah dengan isu razia barang impor yang akan dilakukan oleh Satgas Mafia Impor Ilegal. Pengacara kondang Hotman Paris mempertanyakan dasar hukumnnya razia barang impor di pasar-pasar tersebut.

Menurutnya barang yang sudah ada di pedagang adalah milik perorangan, yang harusnya di razia itu importir atau oknum aparat di pelabuhan yang meloloskan barang impor tersebut. Untuk membicarakan lebih lanjut saat ini sudah tersambung dengan Ketua Umum Komite Ekonomi Rakyat Indonesia (KERIS) Dokter Ali Mahsun ATMO.

Anto Wijaya PasFM Jakarta
Pak Ali, bagaimana mencermati isu razia impor ilegal di pedagang ini?

Dokter Ali Mahsun ATMO Ketua Umum KERIS
Yang pertama, soal barang impor yang dianggap ilegal oleh pemerintah. Seharusnya pemerintah instrospeksi diri kenapa barang impor ilegal bisa masuk di wilayah RI. Artinya penjagaan kedaulatan ekonomi Indonesia ini sangat rapuh.

Kedua, barang impor ilegal yang masuk ke Indonesia itu sudah sejak beberapa waktu lalu, sudah lama atau klasik dan laten. Dan pemerintah selalu menjadikan para pedagang di sektor hilir, di pasar Tanah Abang, ITC Mangga Dua, Thamrin City Jakarta, dan pasar-,pasar lain di seluruh Indonesia menjadi korban. Padahal mereka ini tidak konstribusi salah apapun terhadap masuknya barang impor ilegal itu.

Yang salah adalah importirnya yang memasukkan barang ke Indonesua. Tentunya mereka tidak sendirian, ada oknum-oknum pemerintah yang turut serta membantu memasukan barang impor ilegal ini.

Oleh karena itu, untuk kesekian kalinya, selaku Ketua Umum KERIS, saya mendesak pemerintah tidak merazia barang impor ilegal ke pedagang. Karena mereka tidak ada konstrihusi salah apapun atas masuknya barang impor ilegal ke Indonesia. Yang salah importir dan oknum-oknum pemerintah yang membantu impor ilegal ini, serta pemerintah tidak mampu menjaga kedaulatan ekonomi Indonesia.

Anto Wijaya PasFm Jakarta
Masalah impor ilegal ini kembali menghangat ketika banyak pabrik tekstil yang mulai tutup sehingga banyak mem-PHK karyawannya. Menurut Pak Ali, bagaimana seharusnya melihat korelasi antara impor ilegal khususnya tekstil dengan banyaknya pabrik tekstil yang gulung tikar?

Dokter Ali Mahsun ATMO Ketua Umum KERIS
Pertama, dimasa pandemi covid-19 perihal barang impor ilegal ini juga terjadi. Banyak pakaian impor ilegal masuk Indonesia dan akhirnya di beberapa titik dibakar Mendag RI Zuklifli Hasan.

Waktu itu juga ada keluhan pabrik tekstil Indonesia alami drop omsetnya akibat barang impor ilegal di sektor tekstil. Oleh karena itu, pertama, Indonesia harus menegakkan dan memperkokoh kedaulatan ekonomi sesuai dengan tata peraturan dan perundangan yang berlaku di negeri ini.

Kalau memang impor barang tertentu dilarang, tegaskan bahwa hal tersebut dilarang. Tegakkan hukum, tangkap importinya, tangkap oknum pemerintah yang terlibat, adili, dan hukum seberat-beratnya. Hal ini bukan hanya sektor tekstil, melainkan barang-barang yang lain termasuk narkoba. Kedua, terkait daya saing sektor pertekstilan Indonesia.

Pemerintah juga harus memberikan sebuah pendampingan kepada para produsen sektor hulu, baik pabrik tekstil mau pun konveksi UMKM berupa fasilitas-fasilitas tertentu sehingga produknya punya daya saing yang tinggi. Tidak boleh dibiarkan seperti saat ini sehingga banyak barang murah dari luar negeri masuk Indonesia dengan seenaknya.

Kita sadar dan memahami bahwa kondisi bukan hal yang mudah. Tapi, negara atau pemerintah atau presiden itu punya kewenangan sangat besar sekali hadir mendampingi ekonomi rakyatnya agar mampu bersaing dan unggul di negeri sendiri mau pun global

Kemudian yang ketiga, kita memang sedang mengalami kemerosotan sangat luar biasa, salah satu dampak kemajuan teknologi digital, bangsa ini luruh semakin tidak cinta dan bangga terhadap produk-produk rakyat dan bangsanya sendiri. Ini juga tanggungjawab kita bersama, pemerintah dan kekuatan elemen bangsa yang lain.

Ke-empat, bangsa ini memang sudah terinfiltrasi budaya pragmatis dan hedonis. Hal-hal yang berbau impor atau luar negeri seakan-akan yang terbaik sehingga mengalahkan produk-produk dalam negeri.

Infiltrasi ini harus segera ditangani dan dicegah melalui sosialisi, edukasi dan desiminasi atas rasa cinta dan bangga terhadap produk-produk rakyat dan bangsa sendiri.

Ini pun jadi tanggungjawab kita semua, pemerintah dan para pemengku kepentingan di republik ini termasuk organisasi-organisasi yang ada di negeri ini.

Demikian Ketua Umum KERIS Dokter Ali Mahsun ATMO, Saya Anto Wijaya Radio Bisnis Jakarta PasFm 92,4