NUNUKAN – Bertempat di Aula Sebatik, Markas Komando (Mako) Kepolisian Resor (Polres) Nunukan, Bupati Nunukan, Hj.Asmin Laura Hafid, S.E., M.M., Ph.D mengklarifikasi terkait pesan suara aplikasi whatsapp yang beredar di masyarakat, Senin (13/05/2024).
Diketahui sebelumnya beredar sebuah voice note (pesan suara) Bupati Nunukan berdurasi 27 detik yang mengatakan “Nunukan Barat itu Pak Lurah, panggillah RT-RT di kita, mulai sudah mendata, bulan depan saya kasih datanya, semua mau kuverifikasi dulu, sistem sudah datang ini jadi mau dimasukkan sistem, nama, KTP dan nomor handphone mereka, karena kita mau pakai sms BOM Polres, kita sudah bekerjasama dengan kepolisian”.
Terkait hal itu menjadi multitafsir bagi masyarakat dikarenakan saat pesan suara itu beredar pada musim politik ataupun Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Pada konferensi pers, Bupati Laura menjelaskan bahwa adalah benar suara dirinya yang ditujukan kepada Lurah Nunukan Barat namun untuk keperluan bantuan sosial (Bansos) dari Dinas Sosial (Dinsos) Kab.Nunukan.
“Di voice note itu benar suara saya dan perintah langsung ke Bapak Lurah Nunukan Barat, tujuan saya untuk mendata Bansos dari Dinsos, sebenarnya ada 2 perintah melalui surat dan voice note tersebut, kenapa saya melakukan pesan suara karena di grup Lurah dia (Lurah Nunukan Barat) tidak membuka atau membaca surat tersebut jadi saya perintahkan pesan suara agar segera dikerjakan,” ujar Bupati Laura.
Lebih lanjut, Bupati mengatakan bahwa nama Polres dalam pesan suara tersebut adalah bentuk penekanan agar Lurah Nunukan Barat segera mengerjakan pendataan Bansos.
“Kenapa ada pencantuman nama Polres, sebenarnya itu adalah penekanan agar Lurah Nunukan Barat segera mengerjakan perintah secepatnya, karena biasa kalau kita dengar kata Polisi pasti cepat, dan juga di seluruh kelurahan biasanya Nunukan Barat ini yang paling lama dikerjakan karena ada 28 RT dan ada di sebakis, inilah yang menjadi Kelurahan Nunukan selalu paling lambat mengerjakan,” tutur Bupati Nunukan.
Bersama dengan itu, Bupati juga menuturkan bahwa dirinya yakin mengklarifikasi pesan suara tersebut dikarenakan tidak ada bekerjasama dengan kepolisian untuk hal lain sebagaimana mestinya.
“Kita memang tidak ada kerjasama dengan kepolisian diluar dimana yang seharusnya, jadi saya meminta maaf ke Pak Kapolres karena ini sudah menimbulkan ketidaknyamanan kepada Beliau dan kepolisian,” terangnya.
Lalu, Ia menyesalkan dan menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat dan juga awak media terkait beredarnya pesan suara tersebut.
“Saya sangat menyesalkan pesan suara itu beredar karena pasti akan menjadi multitafsir di tengah-tengah masyarakat kita saat musim politik seperti ini, jadi saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat Nunukan dan kepolisian juga atas kejadian ini karena saya tau hal seperti ini akan membuat situasi kita menjadi kacau,” tambahnya.
Selain Bupati Laura terlihat hadir juga pada konferensi pers, Kepala Polres (Kapolres) Nunukan, AKBP Taufik Nurmandia, S.I.K., M.H.
(neni,meri/nam)