Festival Literasi Kaltara Digelar di Mansalong, Gerakkan Budaya Membaca Masyarakat di Perbatasan

NUNUKAN – Gelaran perdana Festival Literasi Kaltara 2024 yang dilangsungkan di Lapangan Aji Kuning Desa Mansalong, Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan, Rabu (6/3) berjalan sukses dan lancar. Kegiatan bertajuk; “Penguatan literasi untuk masa depan bangsa di perbatasan negeri” ini, sengaja dilaksanakan di wilayah perbatasan, untuk mengkampanyekan budaya membaca di daerah.

Kegiatan dilangsungkan selama sehari penuh, dengan menggelar beberapa kegiatan. Di antaranya, pameran produk literasi, gerakan budaya membaca selama 15 menit, lomba baca puisi, lomba mendongeng, hingga puncaknya ditutup dengan panggung literasi yang dihibur dengan penampilan artis Lena KDI dan Lidung Lambang, penyanyi asal Negara Tetangga, Malaysia.

Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) H Zainal Arifin Paliwang, menyampaikan, bahwa kegiatan Festival Literasi ini merupakan salah satu solusi dalam pemecahan masalah rendahnya keinginan atau tingkat emosional seseorang terhadap pentingnya literasi informasi.

Sekaligus juga untuk menumbuh kembangkan budaya membaca atau literasi, bagi generasi muda di Kaltara. Utamanya yang berada di wilayah perbatasan.

Menurut gubernur, untuk meningkatkan Literasi informasi, pemerintah harus mengambil bagian, yaitu menyediakan dan memfasilitasi sistem pelayanan pendidikan sesuai Pasal 31 Ayat 1 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 31 disebut bahwa: Setiap Warga Negara berhak mendapat Pendidikan.

“Bukan hanya sekedar mendapatkan pendidikan saja namun tentunya pendidikan yang berkualitas, yang bisa didapat bukan hanya dari pendidikan formal, tetapi dapat juga diperoleh dari perpustakaan,” ucapnya.

Sesuai dengan amanah tersebut, ia mengatakan Pemerintah Provinsi Kaltara secara perlahan telah mewujudkannya. Salah satunya dengan menyediakan fasilitas layanan Perpustakaan dengan membangun Gedung Perpustakaan yang Megah dan menunjukan Komitmen kesungguhan Provinsi Kaltara dalam mengembangkan Budaya Literasi.

Kemudian, dengan adanya program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan bahkan sampai dengan desa/kelurahan, Bunda Literasi sangatlah diperlukan kehadirannya dalam pengembangan Perpustakaan dan Pengembangan Literasi pada masyarakat.

Pada kesempatan tersebut, dirinya juga berharap agar transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, dapat menjadikan perpustakaan bukan hanya tempat membaca dan meminjam buku. Namun perpustakaan juga merupakan tempat terbuka sebagai sarana belajar sepanjang hayat, pusat kreatifitas, berbagai kegiatan dapat dilaksanakan di perpustakaan dengan melibatkan masyarakat.

Dikatakan, melalui kegiatan ini dapat mendorong dan meningkatkan minat baca dan kebiasaan membaca bagi generasi muda di Kaltara. Tak terkecuali untuk warga di perbatasan negeri.

Kemudian memperkenalkan fungsi perpustakaan kepada masyarakat pemakai; menumbuhkan kesadaran membaca sampai tindakan untuk memanfaatkan keberadaan perpustakaan di masyarakat; serta menggerakkan dan menumbuh kembangkan minat baca anak-anak secara berkelanjutan dimulai dari sejak usia dini dalam rangka percepatan untuk memenuhi daya saing bangsa menuju generasi emas Indonesia.

Sementara itu Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kaltara Yosua Batara Payangan mengatakan kegiatan festival literasi sendiri merupakan gagasan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Utara. Dengan berbagai kegiatan dan lomba untuk meningkatkan, mengenalkan perpustakaan kepada masyarakat, meningkatkan literasi serta melestarikan budaya daerah/budaya lokal.

Dikatakan, pelaksanaan festival ini merupakan bagian dari rangkaian haru membaca nyaring sedunia atau world read aloud day pada 7 Februari, serta hari mendongeng sedunia (world storytelling day) pada 20 Maret.

“Alhamdulillah kita punya Bunda Literasi yang sangat aktif, Ibu Rachmawati, beliau sangat aktif, banyak sekali kegiatan beliau dalam meningkatkan literasi masyarakat di Provinsi Kaltara,” ucapnya.

Ia menambahkan, melalui kegiatan ini pula diharapkan dapat meningkatkan minat baca masyarakat di Kaltara, terutama bagi para pelajar. Membaca merupakan kegiatan melihat, mengambil informasi, dan belajar dari bacaan dengan maksud tertentu.

“Dengan membaca, kita bisa mendapatkan wawasan yang luas termasuk informasi dari seluruh dunia yang awalnya kita tidak tahu. Dengan membaca pula kita dapat memperbaiki kualitas diri menjadi lebih baik lagi,” kata Yosua.

Membaca, lanjutnya, menjadikan seseorang, khususnya generasi muda seperti pelajar menjadi individu yang kreatif, inovatif, pandai dan cinta serta bangga terhadap budaya membaca.

(dkisp)