Bupati Laura Pimpin Rakor Forkopimda Tentang Antisipasi Cuaca Ekstrim dan Karhutla

NUNUKAN – Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid memimpin Rapat Koordinasi Forkopimda dan Instansi terkait tentang Antisipasi Cuaca Ekstrim dan Karhutla. Rapat tersebut dilaksanakan di Ruang pertemuan VIP lantai IV Kantor Bupati Nunukan. Senin (08/05).

Rapat Koordinasi kali ini juga dihadiri Wakil Ketua DPRD Kab. Nunukan H. Saleh, Unsur Forkopimda Kab. Nunukan, Direktur PDAM Tirtataka Kab. Nunukan, BMKG Kab. Nunukan, Instansi terkait, serta para Camat.

Cuaca ekstrim yang terjadi saat ini menimbulkan dampak yang cukup besar, mengakibatkan kemarau yang berkepanjangan sehingga banyak masyarakat yang berada di wilayah Nunukan kekurangan pasokan air bersih. Selain itu juga menyebabkan terjadinya kebakaran hutan, yang disebabkan kondisi alam dan ulah manusia itu sendiri.

Karena kemarau yang berkepanjangan menimbulkan sumber mata air yang berada di beberapa titik di pulau Nunukan beberapa tahun terakhir mengalami pengurangan air yang sangat signifikan. Embung yang dulunya berasal dari tampungan sumber mata air kini hanya menjadi embung tadah hujan.

Dari data yang dipaparkan oleh BMKG Kab. Nunukan, musim kemarau berlangsung sejak bulan Februari hingga saat ini. Sehingga embung-embung PDAM yang berada di wilayah Nunukan mulai kering karena air yang dihasilkan dari air hujan.
Untuk menangani kekeringan air yang melanda pulau Nunukan kali ini, Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura bersama dengan Forkopimda dan instansi terkait merumuskan beberapa solusi.

“Kita ada beberapa solusi termasuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Jangka pendek itu seperti nanti kita akan eksekusi membangun beberapa titik sumur bor, baik itu di daerah yang padat penduduk dan sulit untuk dijangkau oleh mobil dan di beberpa titik sumber air yang tersebar di pulau Nunukan. Untuk jangka menengah ini yang disampaikan oleh Kadis PU dilakukan pengeboran dengan kedalaman yang sangat dalam sekali ke sumber air, kemungkinan akan dilakukan dengan pola CSR dalam waktu dekat akan memgundang pihak-forum CSR yang akan dipimpin oleh asisten untuk menyampaikan rencana Pemerintah Daerah,”ungkapnya.

Laura juga mengatakan bahwa, dengan pola CSR pengeboran dengan kedalaman yang sangat dalam ke sumber titik air ini untuk beberpa perusahan batu bara ini memiliki alat untuk pengeboran.

“Tentunya nanti ini akan ada dua konseksuensi ketika berhasil akan menghasilkan air yang berlimpah, yang kedua jika tidak berhasil ini nantinya akan menggunakan APBD uang negara yang sifatnya akan sia-sia sehingga kita akan menggunakan pola CSR. Untuk jangka panjangnya menggunakan embung, namun jangka pendeknya embung tadi kita akan melakukan pengerukan dan akan membutuhkan biaya beberapa milyar dan kita sudah meminta Sekda untuk memimpin langsung dengan OPD terkait termasuk segala kesiapan administrasinya bagaimanapun kita mempersiapkan dampak-dampak hukum kedepan nantinya. Dalam artian ketika hal ini menyangkut kepentingan orang banyak, Forkopimda siap mengeluarkan beberapa kebijakan atau kewenangan kita, karena di forkopimda punya undang-undang dan aturan sendiri,”ujar Laura.

Selain itu Laura juga mengatakan bahwa untuk perencanaan bantuan yang akan diberikan akan ada dua pilihan yaitu Profil Tank dan Alkon pompa air. Nantinya akan segera dilakukan dimana saja titik-titik bantuan yang akan di serahkan baik Profil Tank maupun Alkon pompa air tersebut.

Sedangkan untuk persoalan Karhutla, Bupati Laura mengatakan bahwa banyaknya kejadian kebakaran hutan yang terjadi karena ketidak tahuan masyarakat membuka lahan dengan membakar dan juga beberapa terjadi dikarenakan pembakan oleh ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Di wilayah Nunukan ini merupakan wilayah gambut, sehingga jika terjadi pembakaran lahan yang tadinya api yang terkesan mati, di saat suhunya naik akan memicu api yang lebih besar lagi.

Terkait dengan persoalan yang terjadi di Kab. Nunukan, Laura menghimbau kepada masyarakat, harus lebih sadar bersama dengan Pemerintah Daerah Kab. Nunukan dan masyarakat yang berada di lapangan harus lebih bertanggung jawab dan peduli dengan keadaan yang terjadi saat ini. Seperti disaat krisis air yang terjadi, masyarakat harus bijak dalam penggunaan air dan untuk karhutla Laura meminta kepada masyarakat untuk lebih peka dan ikut bekerjasama dan membantu untuk memadamkan titik-titik api yang timbul.

(PROKOMPIM)