NUNUKAN – Dalam rangka meningkatkan tata kelola yang lebih efisien Dewan Masjid Indonesia DMI Kabupaten Nunukan memberikan pembinaan dan pengelolaan Keuangan dan manajemen masjid Tahun 2022, pembekalan kali ini mengenai tata kelola keuangan mesjid menjadi produktif, bagi pengelola masjid di wilayah Kabupaten Nunukan, yang berlangsung di ruang Aula Hotel Neo Fortune Nunukan, Sabtu, (24/12).
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah. Turut hadir ketua umum pimpinan daerah DMI Kab. Nunukan Drs. Imam Malik, Ketua MUI Kab.Nunukan H. Darsan A. Were, Polres Nunukan yang diwakili Muh.Yusri, S.Ag, Kemenag Kab. Nunukan Drs. H. Syafaruddin, BAZNAS Nunukan Drs. Noorhaeda, dan peserta pembinaan.
Wabup H. Hanafiah menyampaikan dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Dewan Masjid Indonesia DMI Kab. Nunukan yang telah memfasilitasi kegiatan ini dalam melaksanakan kegiatan pembinaan kepada para pengurus masjid kali ini, mudah-mudahan masjid-masjid yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Nunukan akan semakin bersih, nyaman, dan makmur dengan berbagai kegiatan ibadah.
Wabup juga mengatakan, masyarakat selama ini masih melihat masjid hanya semata-mata sebagai tempat untuk sujud dan beribadah kepada Allah SW, padahal selain sebagai tempat ibadah, masjid sejatinya harus mampu menjalankan fungsinya sebagai pusat pertumbuhan peradaban Islam.
Masjid bisa dikembangkan menjadi pusat pendidikan, pusat konsultasi hukum-hukum Islam, pusat diskusi untuk membahas berbagai persoalan sosial, dan lain sebagainya. Makmur tidaknya sebuah masjid, menurut H. Hanafiah bisa menjadi indikator untuk mengukur besar kecilnya gairah masyarakat di sekitarnya dalam beragama, semakin tinggi gaya dalam masyarakat dalam beragama, maka akan semakin makmur masjid-masjid yang akan di daerah itu. Demikian pula sebaliknya, jika sebuah masjid itu cenderung sepi, maka bisa dipastikan gairah beragama masyarakat di sekitarnya juga masih rendah.
Jika melihat begitu besarnya esensi dan makna sebuah masjid, maka pengurus masjid dan masyarakat di sekitarnya memiliki tanggung jawab yang sama dalam memakmurkan masjid. Pengurus masjid harus memiliki kepekaan dalam menangkap aspirasi dan keinginan dari para jamaah, sehingga para jamaah merasa senang, nyaman, dan dan pada akhirnya ikut mengambil bagian dalam upaya memakmurkan masjid-masjid yang ada.
Untuk mempertemukan semua aspirasi tersebut, maka dibutuhkan sebuah tata kelola dan manajemen masjid yang terbuka, transparan, dan aspiratif. Sebuah manajemen yang didasari oleh keikhlasan, semata-mata hanya untuk mencari keridhoan Allah SWT.
Wabup juga mengingatkan bahwasannya semua masjid bukanlah tempat yang tepat untuk melakukan kegiatan politik praktis. Jangan sampai masjid digunakan oleh sekelompok orang untuk kepentingannya sendiri, yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan masalah umat Islam secara keseluruhan.
” Masjid bukan saja tempat beribadah, tapi juga bagaimana kita membina generasi-generasi muda kita berikutnya, jangan sampai masjid ini didatangi hanya dengan orang orang tua yang jompo, sementara generasi-generasi muda kita tidak ada yang turut serta memakmurkan masjid. sehingga Regenerasi muda kita kurang, meskipun secara alami ada juga yang mengisi di masjid. Alangkah bagusnya mereka kita bina dan mereka juga mencintai masjid sedikit lebih jauh dan lebih bagu, serta membuat kegiatan-kegiatan rutin setiap tahunnya atau kegiatan-kegiatan lainnya. termasuk juga mungkin dalam hal ini bagaimana membina para Imam dan para Dai karena itu sebagaimana tujuan para DMI, Dewan Masjid Indonesia DMI juga membina Khotib para Imam dan sebagainya”, tambahnya.
Lebih lanjut H. Hanafiah menyarankan untuk memperbanyak qori, para Imam juga kita segarkan kembali mengenai bacaan-bacaannya, sehingga mereka memiliki kemampuan dalam membaca Alquran yang lebih bagus.
” Agar memiliki semangat dan memiliki spirit, dan perlu kita memiliki program sebulan sekali untuk melakukan pertemuan para Dai para Khotib kita bagaimana dalam mengisi materi-materi Khotip sehingga setiap Jumatan atau hari besar Islam itu membawa misi-misi yang damai, sejuk serta membawa misi-misi kemasyarakatan kepada umat”, ujarnya.
(PROKOMPIM)