Dalam sambutannya, Kepala Dinkes Kaltara, Usman mengungkapkan, berdasarkan hasil review capaian indikator pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang kesehatan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), disebutkan bahwa angka kematian dan stunting nasional meningkat.
Menindaklanjuti hal itu, Usman mengatakan Pemprov Kaltara terus berupaya melakukan inovasi berupa langkah-langkah pencegahan, salah satunya melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Ibu Hamil atau Antenatal Care (ANC) menjadi 6 kali selama kehamilan.
“Dulu ANC dilaksanakan sebanyak empat kali untuk menekan angka kematian ibu hamil. Namun saat ini, kegiatan ANC akan dilaksanakan sebanyak 6 kali dan minimal pelaksanaan dilakukan oleh tenaga kesehatan atau dokter,” ucap Usman.
Berdasarkan laporan rutin Dinkes Provinsi Kaltara, pelayanan kesehatan ibu hamil 6 kali baru menjangkau 7.808 ibu hamil dari target 14.509 ibu hamil.
“Gerakan Ibu Hamil Sehat diimplementasikan dalam mewujudkan ibu hamil yang sehat dan berpengetahuan, serta mendapatkan pelayanan kesehatan selama kehamilan sebagai salah satu upaya pencegahan stunting sebelum bayi dilahirkan,” tambahnya.
Adapun pelayanan yang diberikan meliputi penilaian status gizi, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan laboratorium, USG serta pelayanan ibu hamil yang disertai makan bersama gizi seimbang dan meminun tablet penambah darah.
“Deklarasi gerakan ibu hamil sehat tidak lain bertujuan meningkatkan akses pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar,” terang Usman.
Sebagai informasi, Pemprov melalui Dinkes Kaltara memiliki program 1.000 hari pertama kehidupan yang ditujukan untuk mencegah angka kematian ibu dan bayi serta menurunkan angka prevalensi stunting melalui pendekatan 1.000 hari pertama kehidupan yang terus digalakan.
(dkisp)