NUNUKAN – Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah membuka Pelatihan serta Pendampingan Fasilitator Pemanfaatan Buku, sekaligus meluncurkan penggunaan Kamus Bahasa Tidung di Kabupaten Nunukan. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang VIP Lantai IV Kantor Bupati Nunukan, Selasa (13/12).
Acara kali ini juga dihadiri Ketua Yayasan Litara Edi Wahyu Sri Mulyono, Perwakilan Tim Inovasi Kaltara Agus Prayitno, Kepala Dinas Pendidikan Kab. Nunukan Ahmad, Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Nunukan M. Firnanda, Ketua Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kalimantan Utara H. Surai, Perwakilan Kepala Sekolah dan Guru di Kab. Nunukan, serta Tokoh Adat Tidung Kab. Nunukan.
Buku adalah jendela dunia, semakin kita banyak membaca maka semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang akan kita peroleh. Maka dari itu buku sangat berharga bagi kehidupan, namun kebiasaan membaca saat ini sudah mulai menurun, terutama dikalangan pelajar dan anak-anak. Maka dari itu Pemerintah Daerah Kab. Nunukan melalui Dinas Pendidikan Kab. Nunukan bekerjasama dengan Tim Inovasi Kaltara dan Yayasan Litara melakukan pelatihan dan pendampingan fasilitator pemanfaatan buku, sekaligus meluncurkan Kamus Bahasa Tidung.
Selain itu Tim Inovasi Kaltara juga memberikan bantuan berupa buku bacaan peserta didik kepada Pemerintah Daerah Kab. Nunukan melalui Dinas Pendidikan Kab. Nunukan dan akan didistribusikan kepada 70 Sekolah Dasar (SD) yang ada di Kab. Nunukan berjumlah 105.000 eksemplar.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah mengucapkan terima kasih dan menyambut baik kegiatan pelatihan kali ini.
“Tentu kegiatan ini sangat penting bagi kita di Kabupaten Nunukan, karena SDM di Kabupaten Nunukan masih banyak yang harus dibenahi. Salah satu faktor yang mempengaruhi SDM di Kab. Nunukan ini adalah kendala geografis dan transportasi sehingga ini yang juga menjadi penghambat meningkatkan SDM di Kab. Nunukan. Apalagi infrastuktur di wilayah perbatasan seperti Krayan masih sangat kurang sehingga buku yang datang ke kota nantinya masih perlu perjuangan untuk bisa sampai ke sekolah-sekolah yang ada di sana,” ungkap Hanafiah.
Wabup Hanafiah juga menghimbau kepada para kepala sekolah dan guru, kiranya bisa lebih aktif dan terus memotivasi anak-anak didiknya untuk mau membaca. Sehingga mereka tidak terbelenggu dengan hal-hal yang bersifat formal dengan gerak anak yang selalu dibatasi.
“Ini merupakan tanggungjawab kita bersama, bagaimana menyiapkan generasi muda kita di tahun 2045 Indonesia emas iti tercapai jika kita tidak memulainya. Apalagi saat ini kita menghadapi persoalan stunting, saya minta tolong kepada para guru untuk dapat memberikan edukasi kapada para orang tua agar anak-anak atau balita mereka di berikan perhatian yang serius,” ujarnya.
Hanafiah menyampaikan apabila anak-anak atau balita stunting maka sebagai orang tua kita telah gagal dalam hal mengatasinya dan ini akan menjadi kerugian serta akan menjadi beban orang tua dan kita semua. Jika anaknya memiliki IQ yang kurang bagus, maka nantinya dia tidak akan bisa ikut berkompetisi.
Selain permasalah di atas, Wabup Hanafiah juga sangat mengapresiasi dengan Peluncuran Kamus Bahasa Tidung di Kab. Nunukan. Hanafiah mengatakan bahwa saat ini banyak anak-anak muda yang berasal dari suku Tidung yang tidak bisa berbahasa Tidung sehingga jika hal tersebut diabaikan maka lama kelamaan akan hilang atau punah di kab. Nunukan.
“Dengan adanya Kamus Bahasa Tidung ini saya pikir merupakan budaya dan identitas diri kita. Peluncuran kamus bahasa tidung mungkin masih banyak butuh penyempurnaan dari sisi tulisan dan kosakata dan kata-katanya mungkin masih banyak yang kurang. sehingga masih butuh penyempurnaan lagi sehingga nantinya bisa menjadi khasanah budaya di Kab. Nunukan dan itu bisa masuk di kurikulum pelajaran nantinya.”ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Ahmad, juga menyampaikan bahwa dari Assesment Nasional di Kabupaten Nunukan masih rendah terutama di dalam hal Literasi dan Numerasi. Sehingga menjadi tantangan bagi dunia pendidikan bagaimana cara untuk meningkatkan literasi bagi peserta didik mulai dari tingkatan SD dan SMP.
Untuk meningkatkan ini semua bukan hanya dari Dinas Pendidikan saja melainkan melibatkan banyak pihak, salah satunya dari Tim Inovasi Kaltara, Yayasan Litara, dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Nunukan.
“Jadi pada kesempatan kali ini juga kita melaunching Kamus Bahasa Tidung, maksud dan tujuan diterbitkannya atau disusunnya Kamus bmBahasa Tidung ini bahwa kita ketahui dalam kurun waktu 30 tahun terakhir ini, jika kita lihat di media bahwa ada 200 bahasa daerah di dunia yang punah. Sedangkan di Indonesia sendiri terdapat kurang lebih 718 bahasa daerah, namun banyak kondisinya terancam punah. Di kabupaten Nunukan sendiri memiliki berbagai macam suku dan etnis, salah satunya adalah Suku Tidung. Tentunya ini merupakan salah satu modal kita untuk bagaimana budaya ini dapat dilestarikan melalui bahasa yang ada khusunya di Kab. Nunukan,” ujarnya.
Ahmad juga berharap dengan adanya kamus bahas Tdung ini nantinya bisa menjadi salah satu materi dalam muatan lokal di sekolah-sekolah, sehingga sasaran pertama kamus bahasa Tidung ini ditujukan kepada para Kepala Sekolah, Guru Sekolah, serta para pengawas sekolah.
Ahmad juga mengucapkan terima kasih kepada para tin penyusun kamus bahasa Tidung ini, sehingga penyusunan kamus bahasa Tidung ini bisa selesai dengan baik.
(PROKOMPIM/Nam)