Cegah Stunting Di Perbatasan, Persit Kartika Chandra Kirana Gelar Bakti Sosial Di Lokasi TMMD

NUNUKAN – Belakangan ini kita sering mendengar tentang Stunting dan sering dibicarakan oleh ibu-ibu yang memiliki anak balita. Stunting dan pendek memang sama-sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Namun stunting dan pendek adalah kondisi yang berbeda sehingga membutuhkan penanganan yang tidak sama. Singkatnya stunting adalah pendek namun pendek belum tentu stunting.

Stunting pada anak memang harus menjadi perhatian dan diwaspadai. Kondisi ini dapat menandakan bahwa nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik. Jika dibiarkan tanpa penanganan, stunting bisa menimbulkan dampak jangka panjang kepada anak. Anak tidak hanya mengalami hambatan pertumbuhan fisik, tapi nutrisi yang tidak mencukupi juga memengaruhi kekuatan daya tahan tubuh hingga perkembangan otak anak.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

Balita pendek (stunted) dan sangat penting (severety stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) dan tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS tahun 2006.

Berbagai pihak terus berupaya melakukan beberaoa hal untuk mencegah stunting. Seperti yang dilalukan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang LVIII Kodim 0911/Nunukan Ny. Erna Albert Frantesca pada Jumat 19 Agustus 2022.

Erna Frantesca berpartisipasi dalam rangka mencegah “stunting” atau kondisi gagal tumbuh pada balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis khususnya di wilayah Perbatasan RI – Malaysia dalam rangka TMMD ke 114 di Kecamatan Lumbis Desa Mansalong.

Kegiatan tersebut juga turut dihadiri oleh Kasrem 092/Maharajalila Kolonel Arh Kunto Ridarto yang langsung mendatangi tempat pelaksanaan Sosialisasi Stunting, KB Kes dan Pengobatan Massal yang berlokasi di Kantor Camat Lumbis.

“Upaya percepatan penurunan ‘stunting’ merupakan prioritas nasional untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Pemerintah terus berupaya bekerja sama dengan berbagai lintas sektor seperti TNI sudah terjalin sejak lama,” jelas Erna

Kegiatan tersebut terdata sebanyak 175 peserta pengobatan, 12 Tenaga Medis, 8 anggota Persit dan anak-anak sebanayk 45 orang.

Diantaranya, sebanayak 50 orang mengikuti penyuluhan stunting, pasien dokter umum sebanyak 85 orang dan pasien Ibu Hamil sebanyak 21 orang.

Hal tersebut sebagai bentuk partisipasi TNI AD dalam memberdayakan wilayah pertahanan pada pengelolaan sumber daya manusia yang berkualitas serta mensukseskan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana.

“Wujud nyata dari kerjasama itu diantaranya adalah program Manunggal TNI dan KB Kesehatan yang dicanangkan setiap tahun”.

Pengawalan terhadap pelayanan KB di berbagai pelayanan kesehatan, serta peran aktifnya anggota TNI dalam kegiatan penyuluhan dan konseling KB sebagai motivator KB pria maupun wanita.

Kegiatan ini adalah salah satu wujud kepedulian dan peran serta satuan jajaran TNI dalam mensukseskan Program Kependudukan Keluarga Berencana dan sejahtera bebas “stunting”.

Salah satu pencegahan “stunting” dengan perbaikan gizi. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal. Disertai kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi untuk kemajuan.

Diharapkannya dapat membantu Pemerintah dalam menangani permasalahan kependudukan dalam rangka mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Dandim juga menegaskan tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) guna meningkatkan kesehatan masyarakat.

Serta membantu Pemerintah Daerah dalam penanganan KB Kesehatan dan bebas “stunting” di lingkungan masyarakat khususnya di wilayah perbatasan RI – Malaysia Kodim 0911/Nunukan.

Pewarta: Eddy Santry