Nunukan – Kebakaran yang melanda di RT 21 Kelurahan Nunukan Timur, Nunukan, Kaltara pada Minggu 7 November lalu tak hanya telah menyisakan puing – puing sisa bangunan namun juga menyisakan duka bagi warga yang rumahnya ludes diamuk si Jago Merah.
Simpati dan empati terus berdatangan dari berbagai elemen di Nunukan. Berbagai aksi mulai dari penggalangan dana hingga pemberian bantuan moril dan material pun terus dilalukukan guna mengurangi penderitaan korban.
Salah satu pihak yang berempati adalah Keluarga Besar Warga Pangkajene Kepulauan ( Pangkep ). Pada Rabu (10/11), perwakilan warga asal Sulawesi Selatan tersebut mendatangi Posko Penanganan Korban Kebakaran yang didirikan oleh BPDB Kabupaten Nunukan di Jl. Porsas, Nunukan, Kalimantan Utara.
Kedatangan mereka selain untuk menyampaikan rasa empati berupa dukungan moril kepada para korban, juga memberikan bantuan berupa makanan dan pakaian.
Koordinator Warga Pangkep, Farida Lattabo mengungkapkan bahwa bantuan yang diberikan merupakan aksi spontanitas dari warga Pangkep yang ada di Nunukan.
” Bahan makanan dan pakaian yang kami berikan ini hendaknya jangan dipandang dari nilai nominalnya. Namun inilah bentuk kepedulian dari kami sesama warga Nunukan,” tuturnya.
Ia pun berharap, aksi kemanusiaan yang dilakukan pihaknya dapat mengedukasi masyarakat lainya untuk semakin menumbuhkan rasa kepedulian yang diimplementasikan dalam bentuk solidaritas.
“Kami berharap kepada para korban agar tabah dan sabar. Kami juga berharap masyarakat di Nununukan pada umumnya akan semakin tergugah rasa kepedulianya untuk bersama – sama meringankan beban saudara kita yang tertimpa musibah,” tandasnya.
Diketahui, Kebakaran yang melanda pemukiman penduduk pada Minggu 7 November 2021 sekitar pukul 20:00 Wita telah menghanguskan 4 bangunan yang satu diantara rumah kos dan menyebabkan 43 jiwa kehilangan tempat tinggal.
Pasca kebakaran pula, BPBD Nunukan sejak malam telah melakukan upaya ekaluasi dan mendirikan tenda darurat yang fungsinya untuk posko sekaligus tempat pengungsian bagi warga yang tidak memiliki tempat tinggal sementara.
Pewarta: Eddy Santry