Nunukan – Ribuan botol air minum dan sampah plastik lainya nampak mengapung di sepanjang pantai Mamolo, Tanjung Harapan, Nunukan, Kalimantan Utara. Tak hanya mengganggu jalanya pengguna akes transportasi, limbah tersebut juaga berdampak buruk untuk ekosistem dan biota laut.
Menyadari hal itu, masyarakat Kelurahan Tanjung Harapan berupaya menciptakan solusi dengan berinovasi mendirikan pengolahan atau daur ulang dari limbah tersebut. Diharapkan keberadaan pengolahan sampah plastik dengan nama Bank Sampah Karya Bersama ini dapat menciptakan beberapa manfaat
“Yang pertama, saat ini Indonesia adalah penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia setelah China. Ini tentu sebuah keprihatinan. Nah, untuk itu kita perlu bertindak dan paling tepat dimulai dari lingkungan kita sendiri,” tutur Habir, Ketua Bank Sampah Karya Bersama, Selasa (21/6).
Selanjutnya, ungkap Habir, mayoritas masyarakat di Kecamatan Nunukan Selatan saat ini menggantungkan hidup sebagai nelayan dan petani rumput laut. Dengan adanya limbah sampah plastik tersebut sudah pasti akan berpengaruh terhadap hasil panen dan tangkapan mereka.
“Limbah plastik tersebut membuat rumput laut tidak subur dan biota laut berkurang. Ini tentu berpengaruh terhadap perekonomian warga,”jelasnya.
Adapun Bank Sampah sendiri dalam operasinya, menurut Habir, akan mengolah limbah plastik tersebut menjadi cacahan berupa serpihan yang akan dijual ke beberapa konsumen seperti Bekasi dan Surabaya.
Gayung pun bersambut, karena Pertamina FEP Tarakan Field mendukung berdirinya Bank Sampah tersebut. Dengan memberikan mesin cetak pelampung rumput laut ramah lingkungan
Sedangkan untuk sampah plastik jenis HDPE (High Density Polyethylene) akan diolah di Bank Sampah sendiri menjadi Pelampung Rumput Laut ramah lingkungan.
Sementara aktivis lingkungan hidup, Niko Ruru menilai upaya warga Kelurahan Tanjung Harapan tersebut adalah terobosan yang layak didukung semua pihak.Pasalnya plastik adalah bahan yang tidak dapat membusuk. Sehingga upaya dalam pengelolaan limbah plastik adalah salah satu bentuk dari menjaga keseimbangan alam.
Menurut Niko, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit.
Selain racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing, plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.Lebih parah lagi limbah plastik akan menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.
“Untuk itu keberadaan Bank Sampah di Kelurahan Tanjung Harapan, Nunukan Selatan tersebut sangat layak diapresiasi. Dan kita berharap akan ada pengelolaan sampah plastik serupa di wilayah lain,” pungkas Niko.
Pewarta : Eddy Santry