Menjadi Polisi memang gratis Hanya butuh kekuatan mental , semangat dan Doa

Makassar-berandankrinews.com

Oleh Bripda Wahyudi
Anggota DIT Samapta Polda Sulsel

Sempat Tak direspon Oleh kedua orangtuanya saat menuturkan Akan mendaftar Menjadi polisi, Namun tekad dan keyakinan besar menjadikan langkah Bripda Wahyudi mendapatkan tuntunan dan petunjuk dari Allah SWT

Begini kisahnya
Setelah UNBK Tahun 2019, Saya Resah dan khawatir setelah Lulus akan menganggur. Akhirnya saya Mendirikan Sholat Lail dan berharap Ridho Allah subhanahu wata’ala Agar memberikan Petunjuknya Dan Alhamdulillah dimalam itu Juga setelah Tertidur beberapa saat melalui Mimpi,

Saya melihat diri saya Mengenakan seragam Polri. Sebelumnya tidak ada sedikitpun Niat terbesit dibenak saya untuk Menjadi Polisi namun setelah Mimpi itu saya yakin Bahwa ini  adalah Petunjuk dari Allah subhanahuwata’ala.
Esok hari saya Menceritakan kejadian semalam kepada Kedua Orang TUa saya. Dan memohon Restunya.

Namun respon Awal orang tua saya tidak Mendukung disebabkan Persepsi Masyarakat Pedesaan Umumnya Beranggapan Masuk Polisi Harus Bayar hingga Ratusan Juta. Sehingga orang tua saya juga tidak mendukung.

Namun hal itu tidak menyurutkan Bahkan menghentikan Keyakinan saya terhadap Petunjuk Dari Allah subhanahuwata’ala dengan Yakin saya Menyampaikan kepada kedua Orang tua saya “Bapak/Ibu Restui saya Insya Allah, jikalau memang Nyatanya harus bayar Ratusan juta saya Mundur.”.

Akhirnya Orang tua saya pun Merestui saya Mendaftar Polisi Pertama Kalinya
Esoknya saya Ke Polres Bone,untuk Mencari tau Informasi tentang Pendaftaran Polisi disana saya bertemu Teman” saya dan Akhirnya Kami bersama-sama saling membantu.
Rikmin di Polres Bone Selesai, Selanjutnya Rikmin di Polda Sulsel.

Kalau sebelumnya saya Berangkat Ke Makassar dengan Keperluan Mengikuti Lomba , tapi kali ini saya Berangkat dengan Keperluan Mengikuti Seleksi Penerimaan Polri 2019/2020.
Di Makassar saya tinggal mengikut Bersama Teman saya. Saya Pernah tinggal Bersama berpindah” kurang lebih 3 rumah.

Namun setelah Pelaksanaan Tes Psikologi Teman saya itu TMS, sehingga hari itu hari terakhir saya Tinggal bersama.
Setelah Pengumuman Tes Tersebut di Batua Raya Tepatnya Lorong 7 di Masjid Baburroyan saya Singgah untuk melaksanakan Sholat Ashar.

Setelah sholat Seorang Mubalig (Mas Dicky Asal Surabaya) di Masjid itu bertanya. ” “Mau kemana Mas bawa barang banyak begini?”. Saya Jawab “saya sebelumnya dari di SPN ikut tes Polisi, saya singgah disini untuk Melaksanakan sholat Ashar.”. Mubalig tersebut kembali bertanya “Terus mas tinggal dimana?”. Dengan tertunduk saya menjawab “untuk sekarang saya Belum tau mau tinggal dimana”.

Dengan segera Mubalig tersebut Mengangkat Barang saya dan mengatakan “Mas tinggal disini saja dulu”. Saat itu saya sangat bersyukur sebab di Makassar saya tidak Memiliki Keluarga yang bisa membantu. Akhirnya Mulai sore itu saya tinggal bersama Mubalig tersebut di Masjid Baburroyan.

Setiap Tes Akan saya Hadapi dan Mengharuskan saya untuk datang Lebih awal di SPN Polda Sulsel. Mengingat hal tersebut dengan Keadaan saya yang tidak punya kendaraan.

Terkadang saya Jalan kaki berangkat Jam 3,kadang juga saya Ojol (Grab) dan Seiring waktu Teman saya yang kebetulan kenal baik dengan saya Datang Menjemput.
Selama hidup di Kota Makassar untuk Uang saya tidak begitu banyak meminta ke Orang tua. Karna kalau saya Mengikuti Kebutuhan dan Syahwat biaya yang saya gunakan bisa saja Sangat banyak.

Mengingat Keadaan Keluarga saya yang Sederhana Ayah (Kadir) Kerja di Pegadaian sebagai Satpam dan Ibu
(Siti Sumaenah) IRT Uang 300 Ribu bisa saya Gunakan selama 1 1/2 bulan.

Kadang Hari Senin saya Puasa, Besoknya Tidak, Besoknya lagi saya puasa. Dan seterusnya. Masuk di Bulan Romadhan hampir 1 bulan penuh saya tidak Merasakan Sahur dan Berbuka Puasa bersama Keluarga. Saya sahur kadang Dengan Roti Tawar kadang juga Bila jeda Tes, Mubalig-Nya mengajak saya Sahur dirumah Pak Kyai masjid itu, dan untuk Berbuka Puasa Alhamdulillah masih tetap diMasjid itu.
Jeda tes Bulan Mei, saya kembali ke Bone untuk mengikuti Penamatan/Wisuda saya untuk Jenjang SMK.

Saya Alumni SMKN 1 Bone tahun 2019. Dan sebelumnya Saat sekolah saya juga Ketua OSIS SMKN 1 Bone periode 2017/2018.
Setelah Wisuda saya Kembali Ke Makassar untuk Mengikuti Tes”berikutnya. Hingga pada saat Pantokhir Panpus (Supervisi Mabes Polri) sekaligus Pengumuman Akhir.

Walaupun banyak Rumor yang beredar Bahwa bisa saja Peringkat dan Nilai bisa berubah posisi dikarenakan Adanya Oknum Calo atau disebut istilah klasiknya Dekkeng. Namun saya tetap Optimis. Pengumuman Sementara saya Peringkat 14 dengan Nomor Casis 417. Hingga pada Tes Pengumuman Akhir peringkat saya tidak berubah dan Alhamdulillah Lulus Menjadi Anggota Polri.

Itulah Cerita Singkat saya Masuk Pendidikan di SPN Polda Sulsel selama 7 bulan.
Mulai 6 Agustus 2019 berakhir dan Dilantik menjadi Bintara Polri tanggal 2 Maret 2020 dan sekarang saya Berdinas di Polda Sulawesi Selatan tepatnya di DIT Samapta Polda Sulsel, semoga bisa bermanfaat dan menginspirasi sahabat sahabatku untuk Menjadi polri

Diceritakan via WhatsApp Oleh Bripda Wahyudi ke Musmulyadi Spd .
Setelah lulus menjadi polisi 2 Maret 2020

Laporan
Muh Ishak Hammer