WAJO – Upacara pembukaan latihan gabungan PMR tingkat Madya dan Wira se Kabupaten Wajo Tahun 2019 di rumah adat Atakkae. Di awal acara dengan pengucapan prinsip dasar gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, dan dilanjutkan dengan pembacaan Tribakti Palang Merah Remaja,Kamis (28/11/2019).
Laporan Ketua Panitia pelaksana latihan gabungan PMR Madya dan Wira se Kabupaten Wajo yang menyampaikan ucapan selamat datang kepada peserta latihan gabungan PMR Wira dan Madya se Kabupaten Wajo yang nantinya bukan hanya menjadi wahana silaturahim antar anggota PMR, tetapi juga menjadi proses penyatuan persepsi dalam meningkatkan keterampilan, kualitas dan lainnya.
Latihan gabungan ini bersepakat mengangkat tema “Mewujudkan generasi cerdas dan ceria, menuju Indonesia tangguh” yang pada dasarnya masih dengan tema Harlah PMI ke 74 tahun 2019 yaitu “Kita Kuat Indonesia tangguh”.
Dikatakan kalau kekuatan fasilitator sebanyak 16 orang yang didampingi oleh panitia masing-masing 2 orang panitia, yang akan mencurahkan segenap ilmu sesuai spesialisasi masing-masing.
Pada kegiatan ini dikemas dalam bentuk in dan out yaitu indoor berbentuk life skill station dan outdoor yaitu praktek pertolongan pertama dan simulasi bencana, ditambah satu forum pemersatu PMR Madya dan Wira, yang diberi nama forum remaja Palang Merah Indonesia yang disingkat Forpis.
Dilanjutkan dengan amanat dari Pembina upacara sekaligus membuka secara resmi latihan gabungan PMR Madya dan Wira se Kabupaten Wajo tahun 2019, dalam hal ini oleh Bupati Wajo yang juga sekaligus sebagai Ketua PMI Kabupaten Wajo.
Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si menyampaikan kalau bergabung dalam PMI tentunya ingin mendapatkan amal amal jariyah, membantu saudara-saudara kita, membantu kemanusiaan dan membantu kebencanaan.
“Tentu harapan besar kita melalui latihan gabungan ini, akan betul-betul mempersiapkan diri menjadi tenaga Palang Merah Remaja yang memiliki sumber daya, kompetensi, keahlian, kecakapan, kegesitan, kepekaan, kreativitas, Inovasi dan yang paling penting adalah inisiatif,” jelas Dr. H. Amran Mahmud.
“Kalau kita sudah punya kepekaan, sudah punya soft skill, peka dalam lingkungan kemasyarakatan, dalam berbagai dinamika kehidupan, sehingga ada orang yang perlu pula kita bantu, kalau sudah ada soft skill kepekaan diri maka dibutuhkan kecakapan hidup di mana kecakapan hidup kita harus memiliki keilmuannya, ilmu PMR, ilmu PMI, ilmu sosial budaya, ilmu sosial kemasyarakatan dan ini semua yang harus dimiliki,” Bupati Wajo menambahkan.
Dilanjutkan dengam menyampaikan bahwa banyak nilai-nilai kearifan lokal yang sudah semakin bergeser, dengan era kehidupan yang semakin modern, juga era modern juga bisa mempermudah kehidupan, di era Digital 4,0 ini membuat dunia ada dalam genggaman, segala sesuatu sudah bisa selesai dalam genggaman.
Juga dengan melalui latihan gabungan PMR ini, betul betul digunakan dengan baik membekali diri, meluruskan niat, masuk di PMI mempersiapkan diri untuk jadi orang hebat,
“Kita ikut terlibat dalam kemanusiaan, semua proses yang kita dapatkan melalui latihan gabungan ini melalui organisasi ini, itu sebenarnya membentuk karakter kita,” jelas Dr. H. Amran Mahmud.
“Hadirkan karakter manusia yang peka, manusia yang peduli, manusia yang selalu membantu dan inilah yang mau kita lakukan dalam pelatihan ini, hadirkan karakter manusia yang peka, manusia yang peduli manusia yang selalu mau membantu. Ini yang mau kita lakukan dalam pelatihan ini,” Bupati Wajo menambahkan.
Dan dikatakan kalau tidak ada orang yang sukses begitu saja, ketika tidak dikolaborasi semua keilmuan yang ada, termasuk ilmu yang didapatkan melalui kepalang merahan ini.
“Lahirkan jati diri kita, temukan jati diri kita dan hadirkan serta persembahkan jati diri kita yang baik untuk orang lain,” kata Bupati Wajo diakhir arahannya.
Acara dilanjutkan dengan penyematan atribut panitia dan peserta latihan gabungan PMR Madya dan Wira se Kabupaten Wajo oleh Bupati Wajo.
( Humas Pemkab Wajo )